Alffy Rev Hadirkan "Wonderland Indonesia 3": Keajaiban Nusantara dalam Balutan Fantasi

7 hours ago 4

Liputan6.com, Gianyar - Suasana Studio Dewatlantis di Tampaksiring, Gianyar, Bali, dipenuhi semangat petualangan pada Selasa (24/6/2025), saat pelepasan Ekspedisi Wonderland Indonesia Season 3 digelar. Dipimpin oleh musisi dan kreator Alffy Rev serta istrinya Linka Angelia, tim beranggotakan 13 orang ini bersiap menjelajahi rute menantang dari Lombok hingga Ende, meliputi Sumbawa, Dompu, Bima, Tambora, Sumba, Ruteng, dan Bajawa. 

Ekspedisi ini bukan sekadar perjalanan melintasi bentang alam yang memesona, tetapi juga misi mendalam untuk menggali kekayaan budaya lokal yang jarang tersorot publik. Tujuannya jelas, meriset lokasi dan elemen budaya untuk film panjang bergenre fantasi yang akan menjadi karya monumental. "Tujuan besar kita kan awalnya itu kita mau membuat film panjang, Wonderland Indonesia ya. Seperti Alice in Wonderland atau Shang-Chi atau Wakanda gitu," ungkap Alffy Rev.

Ekspedisi yang dimulai pada 26 Juni 2025 ini akan didokumentasikan dalam serial 15 episode yang tayang setiap dua minggu di kanal YouTube Alffy Rev, dengan episode pertama dirilis di tengah perjalanan. Perjalanan ini menjadi bagian dari rangkaian karya menuju peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, sebuah wujud cinta tim terhadap keajaiban Indonesia yang nyata. Jantung dari ekspedisi ini terletak pada armada tiga kendaraan Ford Ranger Next Gen yang masing-masing memiliki peran khusus, dirancang untuk mendukung tim dalam menaklukkan medan sulit sekaligus menjaga kenyamanan selama perjalanan panjang.

Kalimantara, yang disebut sebagai 'simbol harapan', menjadi pusat kreativitas ekspedisi. Kendaraan ini dilengkapi coffee station, kitchen set, dan power station, mencerminkan kebutuhan tim akan imajinasi segar di tengah perjalanan. "Kalimantara itu sosok kakak pertama, sosok anak sulung. dimana dia pusat ide kreativitas, power station, coffee bar dan kitchen," ujar Linka Angelia, menjelaskan bagaimana kendaraan ini menjadi tempat tim menemukan inspirasi.

Dukungan Ford RMA Indonesia

Evaraya, di sisi lain, berperan sebagai 'ibu kos', dirancang sebagai mobil keluarga yang menghadirkan kebersamaan dengan tenda besar berkapasitas 12 orang, dilengkapi fasilitas seperti AC untuk kenyamanan di tengah petualangan liar.

Sementara itu, Balasena, yang diibaratkan sebagai 'Iron Man' ekspedisi, membawa peralatan rescue, bahan baku mentah, hingga motor legendaris untuk mengecek jalur sulit. "Ada kalanya ketika kita di persimpangan, terus kita agak ragu nih mobil bisa masuk atau enggak, motornya dikeluarin dan akan cek jalur. Aman, baru kita lanjut," jelas Alffy. 

Alffy juga menambahkan, "Memang bagi kita, mobil ini bukan hanya mengantar dari A ke B ke C, tapi ya memang tempat kita hidup selalu di jalan." Perjalanan yang menghabiskan hampir 70% waktu di jalan ini menjadikan armada sebagai rumah bergerak, tempat tim tetap bersemangat, sehat, dan gembira.

Dukungan Ford RMA Indonesia dalam misi ini, mencerminkan komitmen mereka untuk melestarikan budaya Indonesia melalui kolaborasi dengan generasi muda kreatif. Toto Suharto, Country Manager Ford RMA Indonesia, menegaskan bahwa kehadiran Ford bukan sekadar menyediakan kendaraan tangguh, tetapi juga mendukung proses kreatif dan eksplorasi budaya. “Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini. Bagi Ford, ini bukan hanya soal kendaraan, tapi tentang kontribusi menjaga warisan budaya Indonesia,” ujarnya.

Kendaraan seperti Next Gen Ford Ranger, dengan modifikasi seperti kaki-kaki yang diperkuat, winch untuk kebutuhan rescue, dan snorkel untuk medan ekstrem, dirancang untuk memastikan tim dapat fokus mengeksplorasi tanpa khawatir soal mobilitas. “Kami ingin secara konsisten mendukung karya generasi muda, serta turut hadir dalam misi besar, melestarikan kekayaan budaya Indonesia,” tambah Toto. 

Talenta Lokal

Alffy Rev pun menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kepercayaan Ford. “Perjalanan ini adalah bentuk cinta kami terhadap Indonesia, dan menjadi bagian dari rangkaian karya menuju Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Kami ingin menunjukkan bahwa keajaiban Indonesia itu nyata dan harus dirayakan,” tuturnya. 

Ekspedisi ini bukan hanya tentang mencari lokasi syuting untuk film fantasi berdurasi 100 menit, tetapi juga tentang mengedukasi anak muda dengan cara yang menarik. Alffy menjelaskan bahwa riset langsung di lapangan diperlukan karena tempat-tempat eksotis sering kali sulit diakses dan belum tereksploitasi. “Hollywood punya studio canggih, ya kita punya alam yang eksotis,” katanya, menegaskan pentingnya menjelajahi lokasi secara langsung untuk menemukan elemen otentik. 

Selain itu, ekspedisi ini juga memiliki misi sosial dengan pendekatan berbeda yaitu mencari talenta asli di berbagai daerah. “Misalkan di daerah itu kita ajak kolaborasi, kita share pengetahuan kita dan mereka juga bisa survive secara pengetahuan. Karena saya yakin, bahan baku makanan pun akan habis juga kan dalam 2 hari atau 5 hari, tapi pengetahuan itu akan selalu abadi,” ujar Alffy. 

Linka menambahkan harapan agar ekspedisi ini menjadi pengingat bagi generasi muda bahwa mereka masih bisa menciptakan perubahan melalui kreativitas. Dengan format petualangan yang menghibur, tim ingin mengenalkan budaya dan sejarah Indonesia dengan gaya anak muda, menunjukkan bagaimana tim bekerja, menjaga semangat di jalan, hingga berhenti sejenak untuk menyeduh kopi bersama.

“Perjalanan yang berhasil itu ketika bukan hanya tujuannya yang sukses, tapi perjalanan itu bisa disiasati agar semua tim tetap nyaman dan sehat sampai rumah dengan keadaan senang gembira, bukan capek doang yang dibawa pulang,” tutup Alffy.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |