Liputan6.com, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Api Anak Ranakah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diturunkan statusnya dari Level II/waspada menjadi Level I/normal terhitung pada tanggal 17 September 2025 pukul 11.00 WITA.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, data pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan terhadap Gunung Api Anak Ranakah menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik.
"Penurunan aktivitas ini ditandai dengan menurunnya jumlah kejadian gempa vulkanik dalam," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Kamis (18/9/2025).
Wafid menyebutkan peningkatan gempa vulkanik dalam dan juga gempa low-frequency (LF), yang menjadi pertimbangan statusnya dinaikkan ke Level II (waspada) pada 3 Desember 2024 lalu.
Secara visual tidak teramatinya perubahan pada kubah lava Gunung Api Anak Ranakah. Data kegempaan dalam periode 1 – 16 September 2025, tercatat 26 kali gempa vulkanik dalam, 23 kali gempa tektonik lokal, dan 93 kali gempa tektonik jauh.
"Sedangkan secara visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah timur laut, timur, dan tenggara," ungkap Wafid.
Masyarakat Sekitar Diminta Waspada
Berdasarkan catatan data tersebut, Wafid meminta masyarakat di sekitar Gunung Api Anak Ranakah maupun pengunjung wisatawan atau pendaki agar tidak beraktivitas di dalam area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi gas beracun dan juga membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) di sekitar area kawah.
Pemerintah daerah dan masyarakat senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Anak Ranakah di Desa Waerii, Kecamatan Waerii, Kabupaten Manggarai atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atau Badan Geologi di Bandung untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas Gunung Api Anak Ranakah.
Dilansir Liputan6.com, Gunung Anak Ranakah merupakan salah satu gunung berapi yang ada di pulau Flores, terletak di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (NTT) Puncak Gunung Anak Ranakah berada di ketinggian 2.169 mdpl.
Permukiman penduduk yang paling dekat dari Gunung Anak Ranakah ada di Kecamatan Ruteng. Gunung Anak Ranakah termasuk jenis gunung berapi kerucut.
Pos pengamatan aktivitas Gunung Anak Ranakah berada di Kecamatan Waerii, Kabupaten Manggarai. Gunung Anak Ranakah dapat dicapai dari Kecamatan Ruteng menuju pos pengamatan menggunakan kendaraan roda empat melalui kampung Robo.
Dari pos menuju ke puncak Gunung Anak Ranakah ditempuh dengan waktu tempuh 45 menit dengan berjalan kaki. Di bagian atas akan ada kawah.
6 Fakta Gunung Api Anak Ranakah
Masih banyak hal mengenai Gunung Anak Ranakah selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut fakta-fakta menarik Gunung Anak Ranakah yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Jadi Lokasi Pertambangan Batu dan Pasir
Mengutip dari laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ESDM, masyarakat setempat umumnya melakukan pertambangan batu dan pasir dari Gunung Anak Ranakah untuk dijadikan sebagai bahan bangunan. Kedua bahan bangunan ini adalah hasil endapan awan panas dan lava Gunung Anak Ranakah.
Pemanfaatan lain dari Gunung Anak Ranakah adalah sebagai penghasil energi panas bumi yang menggerakan turbin pembangkit listrik tenaga panas bumi. Lokasi pembangkit listrik di Desa Ulumbu atau Pocok Leok. Energi listrik yang dihasilkan sebesar 200 MegaWatt. Pengelolaan pembangkit listrik ini telah diserahkan kepada Pertamina
2. Sejarah Keberadaan Gunung Anak Ranakah
Gunung Anak Ranakah terbentuk pada 28 Desember 1987. Kemunculannya di antara pegunungan Mandosawu dan pegunungan Ranakah yang sebelumnya merupakan gunung api yang sudah tidak aktif selama beberapa abad terakhir.
Catatan erupsi Gunung Anak Ranakah dimulai setelah letusan pertama terjadi pada tanggal 28 Desember 1987 hingga awal Januari 1988. Lokasi Gunung Anak Ranakah berdekatan dengan permukiman penduduk dan lahan pertanian, khususnya di bagian kaki dan lereng bawah.
3. Gunung Anak Ranakah Sebagai Hulu Sungai
Komplek Gunung Ranakah adalah hulu bagi tiga daerah aliran sungai yang saling berbatasan pada bagian puncak Gunung Ranakah tersebut yaitu, Daerah Aliran Sungai (DAS) Reo Waepesi yang berada disisi lereng sebelah utara komplek gunung dimana aliran utamanya mengalir ke arah utara pulau dan bermuara ke Laut Flores di daerah pesisir Reo.
Sedangkan DAS Laku Toka serta DAS Nawu yang berada pada sebelah selatan lereng pegunungan ini masing-masing mengalirkan air sungainya ke arah selatan pulau dan bermuara ke Laut Sawu di daerah pesisir Nanga Labang.
Gunung Anak Ranakah Terbentuk dari Letusan 1987
Mengutip dari laman Roam Indonesia, Kamis (14/12/2023), dengan ketinggian 2.350 mdpl, kubah lava gunung berapi Ranakah Poco Mandasawu adalah gunung tertinggi di Flores. Ada kubah lava kedua yang lebih kecil yang disebut Anak Ranakah (anak Rakanah) yang terbentuk selama letusan pada tahun 1987.
Letusan terakhir terjadi pada tahun 1991 namun Anak Ranakah telah mengeluarkan gumpalan asap putih terus menerus sejak tahun 2011. Gunung Anak Ranakah yang berada di Kecamatan Ruteng dan sekitarnya kini menjadi salah satu gunung api yang menarik bagi para wisatawan domestik atau mancanegara, terutama dengan satwa endemik di sekitarnya.
Hal ini lantaran Gunung Anak Ranakah adalah salah satu bentuk kerucut dari rangkaian kerucut di tepi kaldera Pocokleok, sehingga membentuk sebuah panorama alam yang sangat indah, juga didukung oleh udaranya yang segar dan lingkungannya yang masih tradisional. Menjelajahi kawasan ini menjanjikan perjalanan berbeda saat pelancong mengeksplorasi Flores, NTT.