Duduk Perkara Mata Bocah SD di Palembang Lebam, Diduga Dianiaya Guru

6 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta Seorang siswi sekolah dasar di Palembang berinisial FT (7) mengalami luka lebam di mata, diduga dianiaya oleh salah satu guru dengan cara meninju di bagian mata korban. Kondisi memprihatinkan FT akhirnya viral di media sosial (medsos).

Orang tua korban, Sukrisnawati alias Erna (40) mengatakan awalnya FT enggan bercerita siapa yang menganiayanya, karena masih trauma dengan kejadian tersebut.

“Saya tanya memang ke teman-temannya, mereka mengaku tidak ada yang memukul. Lalu saya tanya kembali kepada salah satu guru. Ternyata benar, anak saya sudah dipukuli seorang guru perempuan yang menggunakan cincin,” ujarnya.

Tak terima dengan kondisi anaknya, Erna resmi melaporkan kasus penganiayaan anak di bawah umur tersebut ke SPKT Polrestabes Palembang, Senin (3/11/2025). Apalagi FT mengalami luka lebam di kedua matanya.

Dari pemeriksaan medis, FT diduga kuat terkena benda tumpul. Ia pun berharap kasus tersebut segera ditangani polisi agar terduga pelaku dapat bertanggung jawab.

Kepsek Bantah Penganiayaan

Kepala SDN 150 Gandus Palembang Eka Octa Nugraha membantah salah satu gurunya menganiaya korban. Bahkan dia berujar jika informasi yang sudah terlanjur beredar tersebut, tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di sekolahnya.

"Kami dari pihak sekolah memastikan tidak ada tindak kekerasan yang terjadi. Karena sebelum ia datang ke sekolah, matanya sudah merah di sebelah kiri,” katanya.

FT sudah membawa korban ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis. Lalu, korban juga dirujuk juga ke Rumah Sakit (RS) Bunda Palembang untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Dia merasa kaget dengan informasi yang beredar jika diduga guru yang menganiaya korban, menggunakan cincin. Karena sepengetahuannya, tidak ada satu guru pun yang menggunakan cincin.

Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang ikut turun dalam menangani kasus tersebut. Bahkan Disdik Palembang sudah menanyakan ke para guru, seluruh teman sekelas korban dan keluarga korban.

Kepala Disdik Palembang, Muhammad Affan Prapanca berkata, penyelidikan masih berlangsung dan sejauh ini belum ada indikasi adanya kekerasan yang dilakukan salah satu tenaga pendidik di SDN 150 Gandus Palembang.

“Hasil klarifikasi sementara, tidak ada laporan atau pengakuan dari anak-anak bahwa terjadi penganiayaan. Pemeriksaan masih berjalan, masih menunggu hasil resmi dari dokter,” ujarnya.

Dia berkata, pentingnya menjaga objektivitas publik agar kasus ini tidak berkembang menjadi spekulasi liar. Ia meminta masyarakat menunggu hasil pemeriksaan resmi.

Kasus ini mendapat perhatian dari Wali Kota Palembang Ratu Dewa. Dia datang ke rumah FT di kawasan Gandus Palembang, Senin (3/11/2025) untuk melihat kondisi korban.

Ratu Dewa berkata, seluruh biaya pengobatan dan pendampingan psikologis korban, akan ditanggung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Sudah Mulai Membaik

Kuasa hukum FT, Conie Pania Putri dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bima Sakti menuturkan awalnya korban hanya diam membisu dan tak mau berinteraksi dengan siapa pun, karena ketakutan usai dugaan penganiayaan tersebut.

Namun setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari Palembang, kondisi FT sudah mulai membaik, mau diajak bicara dan bisa berinteraksi dengan orang lain.

FT menjalani perawatan intensif di Sumsel, mulai dari perawatan oleh dokter ahli mata, psikologi dan tumbuh kembang anak. Kesehatan FT pun kini menjadi prioritas utama agar ia dapat kembali bersekolah dan beraktivitas.

“Saat ini FR masih diobservasi oleh tim medis. Yang paling utama bagi kami adalah memastikan kondisi kesehatan anak dalam keadaan stabil,” ujarnya.

Terkait spekulasi jika FT mengalami penyakit tertentu, dia menyerahkan kasus tersebut dengan kepolisian dan tim medis.

“Kasus ini sudah dilaporkan dan sedang ditangani oleh penyidik Unit PPA. Apakah nanti mengarah pada dugaan tindak pidana penganiayaan atau bukan, itu belum bisa disimpulkan,” pungkasnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |