Air Terjun Suhom, Surga Tersembunyi di Kawasan Aceh Besar

Liputan6.com, Jakarta Terletak di kawasan Lhoong, Aceh Besar, sekitar 26 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh, Air Terjun Suhom menawarkan pesona alam yang begitu menenangkan sekaligus menggugah rasa petualangan bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Lokasi ini memang cocok bagi para pencinta alam yang menginginkan suasana sejuk dan segar, namun tanpa harus menempuh jalur ekstrem yang melelahkan. Dengan akses yang cukup mudah, Air Terjun Suhom menjadi destinasi yang sangat ideal untuk hiking ringan, memberikan kombinasi sempurna antara sedikit tantangan fisik dan hadiah visual berupa pemandangan alam yang memesona.

Perjalanan menuju air terjun ini saja sudah merupakan pengalaman tersendiri, di mana para pengunjung akan disuguhi panorama perbukitan hijau, jalanan berkelok yang membelah hutan lebat, serta udara sejuk yang menjadi penyegar alami dari panasnya cuaca Aceh.

Sesampainya di lokasi, suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian sekitar 50 meter seolah menjadi sambutan hangat, mengundang setiap orang untuk mendekat dan menikmati keindahan ciptaan alam ini.

Air Terjun Suhom bukan hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga atmosfer yang tenang dan asri, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan. Kawasan sekitarnya dikelilingi oleh hutan tropis yang rimbun, memberikan kesan alami yang masih sangat terjaga.

Aliran airnya yang jernih membentuk kolam alami di bagian bawah air terjun, menjadikannya tempat yang sempurna untuk berenang atau sekadar merendam kaki sambil menikmati semilir angin pegunungan.

Selain itu, suara alam seperti kicauan burung, desir angin di antara pepohonan, dan gemericik air menambah kesan damai dan menenangkan, membuat siapa pun betah berlama-lama di sana.

Fasilitas di sekitar Air Terjun Suhom juga cukup mendukung, terdapat area parkir, warung-warung kecil yang menjual makanan ringan dan minuman, serta tempat istirahat sederhana yang bisa digunakan untuk berteduh atau sekadar melepas lelah setelah berjalan kaki.

Hal ini menjadikan tempat ini tidak hanya ramah bagi petualang berpengalaman, tetapi juga cocok untuk keluarga yang ingin menghabiskan waktu berkualitas di alam terbuka.

Secara budaya dan sosial, kawasan di sekitar Air Terjun Suhom juga menarik untuk ditelusuri. Masyarakat lokal sangat ramah terhadap para pengunjung dan sering kali menawarkan cerita-cerita menarik tentang asal-usul air terjun ini, yang menurut sebagian warga, memiliki nilai historis dan spiritual tertentu.

Suhom sendiri dalam bahasa Aceh berarti dingin, nama yang sangat cocok mengingat suhu air yang mengalir di sana terasa begitu menyegarkan, bahkan bisa terasa menggigit bagi yang tidak terbiasa.

Keberadaan Air Terjun Suhom juga memperkaya kekayaan wisata alam Aceh, membuktikan bahwa provinsi ini tidak hanya memiliki pesona pantai seperti Lampuuk atau Lhoknga, tetapi juga memiliki keindahan tersembunyi di pedalaman yang layak untuk dijelajahi.

Kegiatan lain yang sering dilakukan oleh pengunjung selain hiking ringan dan berenang adalah fotografi alam, mengingat banyaknya spot menarik dengan latar belakang air terjun, batuan besar, serta tumbuhan tropis yang eksotis, sehingga tempat ini menjadi favorit para pencinta fotografi yang ingin mengabadikan keindahan alam Aceh.

Dengan jalur hiking yang ringan, suasana alam yang tenang, serta keindahan air terjun yang memukau, tempat ini menjadi alternatif sempurna bagi siapa saja yang ingin kabur sejenak dari rutinitas tanpa perlu merencanakan perjalanan yang rumit.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim kemarau, sekitar bulan April hingga September, ketika debit air masih cukup deras namun jalur menuju air terjun tidak terlalu licin. Disarankan untuk tetap menjaga kebersihan dan menghormati kearifan lokal selama berkunjung, agar keindahan Air Terjun Suhom dapat terus dinikmati oleh generasi berikutnya.

Maka dari itu, jika Anda mencari destinasi wisata alam di Aceh yang menawarkan ketenangan, keindahan, serta sentuhan petualangan ringan, Air Terjun Suhom adalah pilihan yang tidak akan mengecewakan.

Penulis: Belvana Fasya Saad