273 Siswa Pendidikan Barak Bakal Jadi Petugas Upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gasibu Bandung

4 hours ago 5

Liputan6.com, Bandung - Para siswa yang telah dibina di barak dalam program Bela Negara di Dodik Bela Negara di Lembang, akan menjadi petugas upacara pada Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu Bandung, Selasa, 20 Mei 2025. 

"Sebanyak 273 anak-anak kami yang telah dibina dalam program Bela Negara di Dodik Bela Negara Lembang, akan menjadi petugas upacara Hari Kebangkitan Nasional besok,” disampaikan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dalam siaran persnya, Senin, 19 Mei 2025.

Dia mengatakan, para siswa akan tampil bersama pasukan elite dari TNI. Dedi Mulyadi pun mengajak masyarakat untuk hadir dalam Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang akan digelar pada Selasa, 20 Mei 2025 pukul 07.30 WIB di Lapangan Gasibu dan Halaman Gedung Sate, Kota Bandung.

“Mereka akan tampil dalam upacara sekaligus defile bersama 11 pasukan elit dari TNI dan Polri," ujar Dedi Mulyadi.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membentuk generasi muda yang kuat, berintegritas, dan visioner, demi masa depan bangsa. 

"Kami tidak berpikir hanya untuk diri sendiri, tapi untuk kelangsungan bangsa ini yang harus diisi oleh orang-orang hebat," tambahnya. "Jangan lupa, besok di Gasibu dan Halaman Gedung Sate, tanggal 20 Mei 2025, jam 7.30 pagi. Bangkitlah anak mudaku, bangkitlah Indonesiaku," pungkas Dedi.

Dimulai saat Hardiknas

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggagas program pendidikan karakter untuk anak-anak di Jawa Barat yang dinilai berperilaku nakal. Program tersebut telah dimulai sejak 2 Mei 2025 lalu atau saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

"Hei, ayo siapa yang anak-anakku gak mau mandi? Siapa yang anak-anakku gak mau makan? Awas ya, kalau sampai melawan orang tuanya, gak patuh, pengen jajan terus, susah tidur, susah bangun, susah mandi, susah makan, malas ke sekolah. Ayo, mau dijemput ke rumah atau mau nurut?" kata Dedi.

Dedi mengklaim adanya progress positif dari program pendidikan karakter berbasis militer yang digagasnya. Menurut Dedi, anak-anak yang menjalani pendidikan karakter itu kini telah memiliki kesadaran untuk berubah.

"Secara umum, mereka sudah punya kesadaran bahwa dirinya ingin berubah, dan mungkin di rumah mereka tidak bisa berubah," tutur Dedi.

Menurut Dedi, anak-anak tersebut kini telah menunjukkan perubahan yang signifikan. "Ini adalah cara membangun kedisiplinan mereka, dan saya lihat baru dua malam, biasa tidur jam 4 sekarang tidur jam 9, biasa merokok berhenti merokok, nanti kita pelajari kualifikasinya, karena ada problem-nya," ucapnya.

Adapun latar belakang dari anak-anak tersebut, kata Dedi, beragam. Dedi pun memastikan adanya peran psikolog untuk mendampingi anak-anak itu, termasuk memeriksa kesehatan mental mereka.

"Ada orangtuanya baik-baik saja, anaknya nakal. Memang ada yang orangtuanya berpisah, ada orangtuanya bertengkar terus, tetapi variatif dan semuanya harus ditangani dengan baik. Nanti psikolognya harus monitor setiap hari. dan saya minta semua anak-anak diperiksa kesehatannya total, sehingga nanti kita bisa melihat arah ke depannya," tutur Dedi.

Sementara itu, Dedi mengungkap perilaku kenakalan dari anak-anak tersebut beragam. Mulai dari kecanduan game online hingga terlibat dalam geng motor.

"Yang datang ke sini secara umum ada yang problem-nya kecanduan minuman, game online, ada yang kecanduan merokok, ada yang terlibat dalam geng motor, satu kelompok," tandasnya

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |