Liputan6.com, Lampung - Duka mendalam masih menyelimuti keluarga besar Polri dan masyarakat Way Kanan atas gugurnya AKP (Anumerta) Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin, dalam insiden penembakan tragis oleh oknum prajurit TNI AD.
Almarhum Lusiyanto menjadi satu dari tiga korban tewas saat tengah menjalankan tugas penggerebekan arena judi sabung ayam.
Dia dikenal sebagai sosok polisi yang sederhana, religius, dan dekat dengan masyarakat tanpa memandang latar belakang.
Warga mengingatnya sebagai sosok yang tak pernah berjarak, meski menjabat sebagai pimpinan kepolisian sektor.
Lusiyanto lahir di OKU Timur, Sumatera Selatan, pada 5 Juni 1972. Dia merupakan anak bungsu dalam keluarganya. Lulus dari pendidikan Bintara Polri pada 1993, dia meniti karier dengan dedikasi tinggi, memulai pengabdian di Polsek Lampung Barat dan terus menapaki tangga kepemimpinan hingga menjadi Kapolsek Negara Batin pada tahun 2024.
Hidup Bersahaja, Rajin Ibadah, dan Dicintai Warga
Kesederhanaan menjadi napas dalam kehidupan pribadi AKP Lusiyanto. Rumahnya berada di sebuah gang kecil, berpagar bambu, bahkan belum sepenuhnya diplester. Dia juga hanya menggunakan sepeda motor lama untuk mobilitasnya.
“Rumahnya sangat sederhana, motornya juga motor tua. Tapi beliau selalu rendah hati dan dekat dengan warga,” ujar Wati, salah satu tetangga almarhum.
Lebih dari itu, Lusiyanto dikenal taat beribadah. Dia rutin salat berjamaah di masjid dan sering beramal tanpa ingin diketahui orang lain. Sosoknya menjadi inspirasi karena tetap membumi meski telah berpangkat perwira.
"Beliau polisi langka, tetap rendah hati sejak dulu sampai menjabat. Tidak ada yang berubah," kenang Romly, tetangga lainnya.
Dia meninggalkan seorang istri bernama Sasnia dan seorang putri yang kini tengah menempuh pendidikan di bangku kuliah.
Warga Tak Percaya Isu Miring Soal Dugaan Setoran Arena Judi Sabung Ayam
Dalam proses hukum yang kini bergulir, muncul spekulasi yang menyebut penembakan AKP Lusiyanto berkaitan dengan dugaan masalah setoran terkait perjudian. Namun, warga yang mengenal dekat sosok almarhum menilai tudingan tersebut tidak masuk akal dan justru menyudutkan korban.
“Saya tidak percaya. Almarhum itu orangnya lurus, tidak neko-neko. Taat dan jauh dari urusan seperti itu,” ungkap Romly.
Romly juga menyesalkan isu-isu yang mencoreng nama baik Lusiyanto. “Keluarganya sudah kehilangan tulang punggung. Masih juga difitnah. Datang saja ke rumahnya, biar tahu seperti apa hidupnya yang sangat sederhana,” kata dia.