Wall Street Cetak Rekor, S&P 500 Tembus 6.300

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau sering disebut Wall Street kembali mencetak sejarah pada perdagangan Senin (22/7) waktu setempat. Dua indeks utama, yakni S&P 500 dan Nasdaq Composite, sama-sama mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Hal ini terjadi menjelang musim laporan keuangan emiten teknologi besar yang banyak dinantikan.

Mengutip CNBC, Selasa (22/7/2025), indeks S&P 500 naik tipis 0,14% dan ditutup di level 6.305,60, untuk pertama kalinya berhasil menembus batas psikologis 6.300. Sementara itu, Nasdaq yang sarat saham teknologi, menguat 0,38% ke posisi 20.974,17.

Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average justru sedikit terkoreksi, turun 19,12 poin atau 0,04% menjadi 44.323,07.

Kenaikan indeks dipicu oleh optimisme investor terhadap laporan keuangan kuartal kedua, terutama dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Meta dan Amazon, yang juga mendorong rekor tertinggi intraday pada awal sesi.

Salah satu pemicu sentimen positif adalah Verizon, yang sahamnya melonjak 4% setelah mencetak hasil keuangan kuartalan yang melampaui perkiraan analis. Hal ini menambah harapan bahwa kinerja emiten lain juga akan positif.

Sejauh ini, sudah ada 62 perusahaan di indeks S&P 500 yang merilis laporan keuangan, dan lebih dari 85% di antaranya mencatatkan kinerja di atas ekspektasi, menurut data FactSet. Bank of America juga melaporkan bahwa secara keseluruhan, laba kuartal kedua tumbuh 5% dibandingkan tahun lalu (yoy).

Saham Alphabet Curi Perhatian

Saham Alphabet yang merupakan induk usaha Google juga mencuri perhatian, naik lebih dari 2% menjelang jadwal laporan keuangannya yang akan dirilis Rabu malam waktu setempat. Perusahaan ini, bersama Tesla, menjadi dua dari "Magnificent Seven"—julukan untuk tujuh saham teknologi paling dominan—yang pertama melaporkan kinerja keuangan.

Tesla sendiri menutup sesi dengan penurunan tipis.

Menurut analis FactSet, John Butters, tujuh perusahaan raksasa teknologi itu diperkirakan akan menyumbang pertumbuhan laba 14% secara keseluruhan untuk kuartal ini, jauh di atas rata-rata pertumbuhan laba 3,4% dari 493 perusahaan lainnya di S&P 500.

Meskipun ada kekhawatiran soal kebijakan tarif perdagangan, investor tetap fokus pada laporan keuangan. Gedung Putih baru-baru ini menegaskan kembali posisinya soal tarif. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyebut 1 Agustus sebagai tenggat waktu bagi negara-negara mitra dagang untuk mulai membayar tarif baru, namun tetap membuka peluang dialog setelah tanggal tersebut.

Kejutan Positif

Analis pasar Sam Stovall dari CFRA Research menyebut ekspektasi laba saat ini sangat rendah, sehingga potensi kejutan positif dari laporan keuangan bisa menjadi pendorong utama pasar.

“Jarang sekali seseorang terluka karena jatuh dari jendela ruang bawah tanah,” ujarnya menyindir kondisi ekspektasi yang rendah.

“Hasil yang lebih baik dari perkiraan akan menjadi kabar baik bagi pasar.”

Lebih jauh, Stovall memperkirakan S&P 500 bisa naik hingga ke level 6.600, atau sekitar 4,7% lebih tinggi dari posisi saat ini, sebelum kemungkinan kembali terkoreksi.

“Banyak faktor negatif sudah terhapus selama koreksi pasar sebelumnya. Sekarang kita melihat berita-berita bahwa kondisi ekonomi mungkin tidak seburuk yang diperkirakan, kepercayaan konsumen meningkat, dan tarif belum berdampak buruk terhadap inflasi,” tambahnya.

“Untuk saat ini, pasar menunjukkan sinyal bahwa ia masih ingin terus naik,” pungkas Stovall.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |