Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 12 September 2025. Indeks Nasdaq mencatatkan penutupan tertinggi pada Jumat pekan ini seiring investor menyadari tanda-tanda melemahnya lapangan kerja dan inflasi yang terkendali. Hal ini berarti the Federal Reserve (the Fed) akan memangkas suku bunga pekan depan.
Mengutip CNBC, Sabtu (13/9/2025), indeks Nasdaq ditutup menguat 0,44% dan ditutup ke posisi 22.141,10, dipimpin oleh lonjakan saham Tesla.
Sementara itu, indeks S&P 500 cenderung mendatar, turun hanya 0,05% dan berakhir di posisi 6.584,29. Indeks Dow Jones merosot 273,78 poin atau 0,59% ke psosii 45.834,22.
Setelah masing-masing ditutup pada level rekor pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Dow Jones berakhir di atas 46.000 untuk pertama kali, tiga indeks utama mencatat kenaikan selama sepekan.
Indeks S&P 500 menguat 1,6% selama sepekan, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak awal Agustus dan minggu positif kelima dalam enam minggu.
Indeks Nasdaq catat mingguan kedua dengan kenaikan 2% dalam periode tersebut. Sementara itu, Dow Jones mencatat mingguan positif pertama dalam tiga pekan setelah menguat 1%.
Investor Bersiap Sambut Keputusan The Fed
Investor kini bersiap menyambut keputusan the Fed mengenai apakah akan menurunkan suku bunga pada 17 September. Pasar berjangka memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut peringkat CME FedWatch.
Direktur Investasi U.S Bank Wealth Management, Bill Northey menuturkan, data ekonomi yang dirilis pekan ini akan mendukung keputusan tersebut.
Selain itu, indeks harga konsumen (IHK) sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus pada Kamis, tetapi laporan inflasi yang biasanya krusial dibayangi oleh klaim pengangguran mingguan, yang menunjukkan lonjakan tak terduga ke level tertinggi sejak Oktober 2021.
The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga
Northey menuturkan, laporan-laporan tersebut, serta revisi penurunan pertumbuhan lapangan kerja dari Biro Statistik Tenaga Kerja awal pekan ini, semakin menegaskan "pasar tenaga kerja yang melambat" dan inflasi "tetap terkendali dengan baik," yang "benar-benar mempersiapkan penurunan suku bunga minggu depan.
"The Fed enggan mengejutkan pasar, dan karena ekspektasi telah menguat di sekitar penurunan suku bunga 25 basis poin, kami pikir mereka akan memenuhinya," ia menambahkan.
Northey menuturkan, melalui konferensi pers The Fed dan ringkasan proyeksi ekonominya, investor akan diberikan kejelasan lebih lanjut tentang pandangan median bank sentral mengenai prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, beserta apa yang dianggap tepat dalam hal posisi kebijakan moneter terhadap hal tersebut.
"Ketiga elemen tersebut benar-benar berperan dalam apa yang terjadi lebih jauh di kurva suku bunga," kepada CNBC.
"Ini seharusnya menjadi pertemuan yang kaya akan informasi yang akan kita saksikan pada pertengahan minggu depan.”
Penutupan Bursa Saham Asia pada 12 September 2025
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bergerak menguat pada perdagangan Jumat, (12/9/2025). Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini terjadi menhikuti wall street.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,89% dan ditutup ke posisi 44.768,12 setelah mencapai rekor baru pada perdagangan Kamis pekan ini. Indeks Topix bertambah 0,4% dan ditutup ke posisi 3.160,49.
Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 1,54% dan berakhir di posisi 3.395,54. Indeks Kosdaq menanjak 1,48% ke posisi 847,08.
Inedks ASX 200 di Australia menguat 0,68% dan ditutup ke posisi 8.864,9, Inedks Hang Seng di Hong Kong naik 1,14%. Indeks CSI 300 merosot 0,57% dan ditutup ke posisi 4.522. Indeks Nifty 50 di India menguat 0,43%.