Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Menanti Data Ekonomi China

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin, (3/11/2025). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik itu terjadi usai wall street mencatat kenaikan pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Mengutip CNBC, Senin pekan ini, investor di Asia akan mencermati data aktivitas manufaktur China pada awal pekan ini. Seiring RatingDog yang akan merilis indeks manajer pembelian untuk Oktober.

Ekonom dari Reuters angka itu akan mencapai 50,9 sedikit lebih rendah dari 51,2 pada September.

Data PMI resmi dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada Oktober menyusut ke level terendah dalam enam bulan, yaitu di angka 49,0.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 25.975, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di posisi 25.906,65. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 1,04%. Indeks Kosdaq bertambah 0,51% pada saat pembukaan perdagangan. Indeks ASX 200 merosot 0,4%.

Bank sentral Australia memulai rapat kebijakan moneter dalam dua hari. Ekonom prediksi Bank Sentral Australia akan menahan kebijakan moneternya setelah data inflasi kuartal III menunjukkan angka lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, bursa saham Jepang libur.

Pada Jumat pekan lalu di wall street, indeks Nasdaq naik 0,61% ke posisi 23.724,96. Indeks S&P 500 menguat 0,26% ke posisi 6.840,20. Indeks Dow Jones naik 47.562,87.

Kinerja Wall Street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 31 Oktober 2025. Indeks Nasdaq dan S&P 500 melesat didorong kenaikan saham Amazon. Lonjakan saham Amazon terjadi setelah merilis laporan keuangan yang kuat.

Mengutip CNBC, Sabtu (1/11/2025), indeks Nasdaq naik 0,61% ke posisi 23.724,96. Indeks S&P 500 bertambah 0,26% ke posisi 6.840,20. Indeks Dow Jones menanjak 40,75 poin atau 0,09% ke posisi 47.562,87.

Kenaikan indeks saham acuan itu juga didukung lonjakan saham Amazon. Saham Amazon naik 9,6% setelah raksasa e-commerce menyatakan pendapatan unit komputasi awannya naik 20% pada kuartal ketiga. Hal ini melampaui perkiraan wall stree.

Adopsi AI Meningkat

CEO Amazon, Andy Jassy menuturkan, AWS bertumbuh dengan kecepatan yang belum pernah dilihat sejak 2022 dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan serta infrastruktur inti mengalami permintaan yang kuat.

"Adopsi AI sedang meningkat yang membuat investasi bisnis dalam peningkatan daya komputasi dan fungsionalitas Gemini menjadi lebih berharga,” ujar Client Portfolio Manager Zacks Investment Management, Brian Mulberry kepada CNBC.

Ia menambahkan, ini menjadi metrik kunci ke depan karena saat ini memiliki lebih dari USD 600 miliar atau Rp 9.983 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.639) untuk belanja modal pada 2026.

Para pelaku pasar Wall Street membeli saham perusahaan-perusahaan terkait AI lainnya pada Jumat seiring laporan keuangan Amazon. Perusahaan perangkat lunak AI Palantir naik 3%, sementara pemain AI terkemuka Oracle naik 2,2%.

Wall Street Sepanjang Oktober 2025

"Investor akan memperhatikan bagaimana pengeluaran tersebut kembali ke masing-masing perusahaan dalam bentuk peningkatan penjualan AI," kata Mulberry.

Mendukung Nasdaq, raksasa layanan streaming Netflix naik 2,7% setelah perusahaan mengumumkan pemecahan saham 10 untuk 1. Produsen kendaraan listrik Tesla juga menjadi pemenang, dengan saham melompat 3,7%.

Pada Jumat menandai akhir pekan, dan bulan, yang kuat bagi Wall Street. S&P 500 menguat 0,7% minggu ini, sementara Nasdaq dan Dow Jones masing-masing menguat 2,2% dan 0,8%.

Bulan Oktober, yang mencatat beberapa kerugian satu hari terbesar dalam sejarah pasar saham, mencatat kenaikan S&P 500 sebesar 2,3%. Nasdaq melonjak 4,7%, dan Dow Jones yang terdiri dari 30 saham menguat 2,5%. Dow Jones mencatatkan bulan positif keenam berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2018.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |