Update Aktivitas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Badan Geologi: Status Masih Awas Level IV 

1 day ago 10

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi menerbitkan laporan terkini kondisi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Erupsi dilaporkan masih terjadi hingga Kamis, 19 Juni 2025.

“Dalam 24 jam terakhir, tercatat enam kali erupsi, namun ketinggian kolom erupsi lebih rendah dibandingkan sebelumnya,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam laporannya di Bandung, (19/6/2025).

Pengamatan visual pada malam hari, katanya, menunjukkan adanya sinar api, mengindikasikan masih terdapat material pijar di permukaan kawah. 

“Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki meningkat, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tetap pada Level IV (Awas),” katanya.

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak  melakukan aktivitas dalam radius 7 km dan sektoral baratdaya-timurlaut 8 km dari pusat erupsi.

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, khususnya pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen. 

“Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan,” katanya.

Pengamatan Visual dan Kegempaan

Wafid melaporkan, berdasarkan pengamatan visual pada periode 18-19 Juni 2025, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut tebal. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200-1000 meter dari puncak. 

Terekam Gempa Letusan, namun secara visual tinggi letusan dan warna abu tidak teramati. Guguran teramati dengan jarak luncur 2.000 meter dari puncak, arah luncuran ke arah utara dari puncak Gunung Lewotobi laki-laki.

“Pasca erupsi pada tanggal 17 Juni 2025, area kawah bagian utara mengalami sedikit perubahan dengan terbongkarnya area bagian kawah sebelah utara yang menyebabkan morfologi bukaan mengarah ke utara,” kata Wafid.

“Terpantau material lava dengan ukuran sekitar 200 meter panjang dan 150 meter lebar berada di dalam kawah Gunung Lewotobi Laki-laki,” imbuhnya.

Sementara, data kegempaan dari tanggal 18 hingga 19 Juni 2025 pukul 06.00 WITA tercatat 6 kali Gempa Erupsi, 7 kali Gempa Guguran.

Selain itu, 17 kali Gempa Hembusan, 20 kali Tremor Non Harmonik, 11 kali Gempa Low Frequency, 3 kali Gempa Hybrid, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal, 7 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali tektonik lokal, 4 kali Gempa Tektonik Jauh.

“Berdasarkan data kegempaan, mengindikasikan aktivitas vulkanik lebih dominan berada di kedalaman dangkal dan permukaan, namun masih ada suplai magma dari dalam dengan ditandai adanya gempa vulkanik dalam, sehingga masih ada potensi terjadi erupsi kedepannya,” jelasnya.

Dari data deformasi tiltmeter menunjukkan penurunan namun tekanan pada permukaan masih tinggi sehingga indikasinya material dari dalam berkurang namun belum mencapai kestabilan, sedangkan dari data GPS menunjukkan masih ada indikasi inflasi. 

“Hal ini menandakan adanya tekanan dari dalam tubuh gunungapi yang dapat berpotensi menjadi erupsi,” sebut Wafid.

Ribuan Warga Terdampak Erupsi

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat memberikan dukungan bagi ribuan warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Begitu banyak warga yang mengungsi, Kemensos mendirikan dapur umum di delapan titik untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

“Kami juga telah mendirikan dapur umum. Beberapa di antaranya di Desa Konga, Desa Bokang, Desa Lowolaga, Desa Ilegerong, Desa Kanada, Desa Kabusama, Desa Ibutobi, dan juga di Kabupaten Sikka,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).

Berdasarkan data terbaru, jumlah warga terdampak mencapai 1.140 kepala keluarga atau 4.954 jiwa. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka.

“Jumlah pengungsi yang berada di Pos Lapangan Kecamatan Titihena sebanyak 713 KK atau 2.359 jiwa,” ungkap Gus Ipul.

Ribuan pengungsi lainnya tersebar di pos-pos mandiri di berbagai wilayah, termasuk Kecamatan Wulanggitang, Ilebura, Demon Pagong, Larantuka, Ile Mandiri, Lelewoma, Tanjung Bunga, serta Pulau Adonara dan Pulau Solor.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |