Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan kinerja keuangan beragam pada semester I 2025. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun hingga Juni 2025.
PT United Tractors Tbk mencatat pendapatan Rp 68,5 triliun, tumbuh 6% dari periode sama 2024 sebesar Rp 64,5 triliun. Sementara itu, laba bersih susut 15% menjadi Rp 8,1 triliun.
Perseroan menyatakan, laba bersih turun didorong penurunan kinerja dari segmen kontraktor penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi akibat harga jual batu bara lebih rendah.
Namun, sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya serta mesin konstruksi. Demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (30/7/2025).
Kontribusi Pendapatan:
- Rp26,1 triliun dari segmen Kontraktor Penambangan, 7% lebih rendah dari semester pertama 2024
- Rp20,9 triliun dari segmen Mesin Konstruksi, 34% lebih tinggi dari semesster pertama 2024
- Rp13,4 triliun dari segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi, 14% lebih rendah dari semester pertama 2024
- Rp7,0 triliun dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya, 60% lebih tinggi dari semester pertama 2024.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 27% menjadi 2.728 unit yang didorong oleh peningkatan penjualan di semua sektor. Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat. Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu adalah 26%.
Penjualan Scania naik dari dari 182 unit menjadi 282 unit dan penjualan UD Trucks naik dari 82 unit menjadi 109 unit. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% menjadi Rp5,5 triliun. Total pendapatan bersih dari Mesin Konstruksi meningkat 34% menjadi Rp20,9 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). PAMA dan KPP Mining (PAMA Grup) menyediakan jasa pertambangan untuk pemilik konsesi tambang, dengan membantu mereka dalam pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) dan produksi batu bara serta mineral lainnya.
Hingga semester pertama 2025, PAMA Grup mencatatkan volume pekerjaan pemindahan tanah yang lebih rendah sebesar 9% menjadi 533 juta bcm dan volume produksi batu bara untuk para kliennya turun 2% menjadi 68 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,8x.
Pemindahan tanah dan produksi batu bara klien yang lebih rendah disebabkan oleh curah hujan tinggi yang lebih tinggi dari proyeksi pada lima bulan pertama di tahun 2025.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources).
Hingga kuartal pertama 2025, tambang batu bara Turangga Resources mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 6,6 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi), naik 10% dari periode yang sama tahun 2024. Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 7,8 juta ton, 3% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi turun sebesar 14% menjadi Rp13,4 triliun, dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen Usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya
Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 60% menjadi Rp7,0 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan dan harga rata-rata emas.
Pertambangan Emas
Usaha pertambangan emas Perseroan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR), yang mencatatkan total penjualan setara emas sebesar 125 ribu ons, 14% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Martabe mencatatkan penjualan setara emas sebesar 119 ribu ons atau naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
SJR mengoperasikan tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. SJR mencatatkan 6 ribu ons penjualan setara emas.
Bisnis Nikel
PT Stargate Pasific Resources (SPR) mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,1 juta wet metric ton (wmt) sampai semester pertama tahun 2025, yang terdiri dari 360 ribu wmt saprolit dan 727 ribu wmt limonit.
Nickel Industries Limited (NIC) yang dimiliki sebesar 20,14% merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Kinerja bisnis ini terdampak oleh pencatatan penurunan nilai terkait dua proyek RKEF lama milik NIC di kuartal terakhir tahun 2024 (yang mempengaruhi kinerja Perseroan pada semester pertama 2025).