UBS Lepas Kepemilikan Saham di BTEK, Ada Apa?

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - UBS Group AG, melalui beberapa entitasnya, secara resmi melaporkan telah melakukan pelepasan saham secara signifikan pada emiten PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK). Laporan ini disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Agustus 2025, sesuai dengan kewajiban pelaporan POJK Nomor 4/POJK.04/2024.

Dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Minggu (7/9/2025), kepemilikan UBS di BTEK turun drastis dari 16,88% yang setara dengan 7.812.921.519 saham menjadi hanya 4,80% atau 2.221.655.288 saham.

Ini berarti UBS telah melepas sebanyak 5.591.266.231 saham perusahaan.

Transaksi pelepasan saham ini dilakukan hingga 15 Agustus 2025. Laporan tersebut menyebutkan bahwa tujuan transaksi ini adalah karena UBS Group AG tidak lagi menjadi pemilik terdaftar (registered owners) atas saham-saham tersebut.

Kepemilikan saham UBS di BTEK sebelumnya terdiri dari kepemilikan langsung dan tidak langsung yang dipegang oleh tiga entitasnya:

  • UBS AG London Branch sebagai pemilik manfaat (beneficial owner).
  • UBS AG Singapore Branch sebagai pemilik terdaftar atas nama klien wealth management.
  • UBS Switzerland AG sebagai pemilik terdaftar atas nama klien wealth management.

Dengan pelepasan ini, status kepemilikan UBS di BTEK berubah dari pemilik mayoritas di atas 5% menjadi kepemilikan di bawah batas pelaporan 5%. 

Pendapatan BTEK Merosot

Sebelumnya diwartakan, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK), perusahaan yang bergerak di bidang bioteknologi pertanian, pengelolaan hutan, dan perdagangan, merilis laporan kinerja keuangannya untuk semester I 2025.

Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan di berbagai lini bisnis, yang berujung pada membengkaknya kerugian perusahaan.

Dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, pendapatan BTEK merosot tajam sebesar 80,74% secara tahunan (year on year/YoY). Angka ini terjun bebas dari Rp 200,17 miliar pada semester I 2024 menjadi hanya Rp 38,55 miliar di periode yang sama tahun ini.

Penurunan pendapatan terjadi di seluruh segmen utama perusahaan. Pada segmen perdagangan, penjualan ekspor BTEK anjlok dari Rp 21,76 miliar menjadi hanya Rp 1,61 miliar.

Sementara itu, penjualan domestik juga ikut melemah drastis, dari Rp 95,98 miliar menjadi Rp 12,57 miliar. Tidak hanya itu, pendapatan dari segmen pabrikan juga ikut menyusut, di mana pendapatan tolling berkurang dari Rp 82,43 miliar menjadi Rp 24,36 miliar.

Rugi Bersih

Akibat anjloknya pendapatan, beban pokok penjualan BTEK yang berkurang dari Rp 187,84 miliar menjadi Rp 69,95 miliar tidak mampu menahan kerugian. Alhasil, perusahaan mencatatkan rugi kotor sebesar Rp 31,40 miliar, jauh lebih besar dari rugi kotor Rp 12,32 miliar pada semester I 2024.

Sedangkan untuk kerugian bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membengkak dari Rp 36,02 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp 51,60 miliar di periode yang sama tahun 2025.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |