Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara konsisten mengembangkan beragam customer touch points dalam melayani kebutuhan nasabah di berbagai segmen. Nasabah memiliki fleksibilitas untuk menggunakan kanal online, baik dari aplikasi mobile banking maupun internet banking, serta kanal tradisional lainnya seperti kantor cabang dan ATM/CRM (Cash Recycling Machines).
Beragam kanal tersebut didukung oleh integrated contact center bernama Halo BCA. Layanan terintegrasi Halo BCA mencakup aplikasi chatting WhatsApp, platform media sosial, dan aplikasi haloBCA.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam rangka Hari Pelanggan Nasional 2025 yang menjadi momentum untuk menegaskan komitmen perseroan dalam menghadirkan pelayanan terbaik dan sepenuh hati kepada seluruh nasabah.
"Hari Pelanggan Nasional menjadi momentum bagi BCA untuk menegaskan komitmen mendampingi setiap langkah nasabah dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial. Kepercayaan nasabah menjadi motivasi utama bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan berkualitas di seluruh kanal BCA. Kami berharap dapat terus memberikan pengalaman perbankan yang aman, nyaman, dan terpercaya bagi seluruh nasabah tercinta," jelas dia, Jumat (5/9/2025).
Khusus di kanal digital, aplikasi myBCA dan BCA mobile menjadi menjadi lini terdepan solusi mobile banking BCA. Kedua aplikasi ini terus berjalan berdampingan demi memberikan pengalaman perbankan komprehensif bagi nasabah.
Hingga Juni 2025, transaksi mobile dan internet banking BCA tumbuh 19% YoY. Aplikasi myBCA juga terus dilengkapi dengan fitur-fitur baru pada tahun ini, mulai dari fitur QRIS TAP, Investment Goals, transfer outgoing remittance dengan sumber dana di Poket Valas, pembukaan rekening online menggunakan nomor handphone luar negeri, integrasi portofolio saham dan obligasi BCA Sekuritas, hingga penambahan mata uang asing pada fitur Poket Valas.
Peremajaan Mesin ATM
Sementara di sisi offline, di tengah perkembangan teknologi, BCA terus berupaya menghadirkan layanan yang optimal melalui 1.264 kantor cabang di Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80% di antaranya telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital.
BCA juga telah melakukan peremajaan sejumlah mesin ATM konvensional menjadi CRM, sehingga nasabah dapat melakukan setor maupun tarik tunai sesuai kebutuhan. Hingga Agustus 2025, BCA memiliki 19.961 ATM yang tersebar di penjuru Indonesia, dan sekitar 75% dari total ATM tersebut merupakan CRM.
Kombinasi layanan digital dan fisik ini turut mendorong peningkatan jumlah rekening nasabah menjadi lebih dari 42 juta per Juni 2025. Total frekuensi transaksi yang diproses BCA juga tumbuh 17% YoY pada semester I 2025 atau tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Pada puncaknya, frekuensi transaksi
yang diproses BCA bisa mencapai sekitar 200 juta per hari. Pada saat yang sama, BCA melakukan penguatan keamanan dengan pendekatan komprehensif mencakup tiga aspek utama, yaitu People, Process, dan Technology yang terus diperbarui sesuai perkembangan lanskap siber.
Presiden Komisaris BCA Jahja Setiaatmadja Beli 62 Ribu Saham BBCA, Segini Nilainya
Sebelumnya, Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja membeli saham BBCA pada 1 September 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/9/2025), Presiden Komisaris BCA, Jahja Setiaatmadja membeli 62.500 saham BBCA dengan harga Rp 7.975 per saham. Nilai transaksi pembelian saham BBCA tersebut sebesar Rp 498,43 juta.
“Tujuan transaksi investasi, dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk, I Ketut Alam Wangsawijaya dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi pembelian saham BBCA, Jahja genggam 34.867.644 saham BBCA atau setara 0,03%. Sebelumnya ia memiliki 34.805.144 saham BBCA.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 2 September 2025, harga saham BBCA ditutup stagnan di posisi Rp 8.000 per saham. Saham BBCA dibuka di posisi Rp 8.000 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.175 dan terendah Rp 8.000 per saham.
Total frekuensi perdagangan 62.563 kali dengan volume perdagangan 1.956.881 saham. Nilai transaksi Rp 1,6 triliun. Berdasarkan data stockbit, investor asing melepas saham BBCA mencapai Rp 598,68 miliar.
Kinerja Semester I 2025
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp29 triliun pada semester I-2025.
"Kinerja laba bersih BCA dan Entitas Anak tumbuh 8% year on year, menjadi Rp 29 triliun pada semester I-2025," kata Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers paparan Kinerja Semesetr I-2025, Rabu (30/7/2025).
Lebih lanjut, Hendra menyatakan bahwa pertumbuhan laba bersih tersebut merupakan hasil dari strategi penyaluran kredit yang selektif dan prudent, disertai manajemen risiko yang disiplin.
Kontribusi terbesar terhadap laba berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih, seiring dengan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Total penyaluran kredit BCA per Juni 2025 mencapai Rp 959 triliun atau tumbuh 12,9% yoy.
"PT Bank Sentral Asia TBK, BBCA dan Entitas Anak membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9% secara tahunan year on year, menjadi Rp 959 triliun per Juni 2025," ujarnya.
Selain itu, efisiensi operasional dan peningkatan transaksi digital juga ikut menopang profitabilitas perusahaan. Hal ini memperkuat posisi BCA sebagai salah satu bank dengan kinerja terbaik di industri perbankan nasional.