Liputan6.com, Jakarta PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) memastikan fokus pengembangan bisnis pengelolaan limbah atau waste management pada tahun ini dilakukan melalui penguatan unit-unit usaha yang sudah dimiliki. Perseroan juga menegaskan tidak ada rencana investasi dari Patriot Bonds Danantara ke TOBA.
Senior Vice President (SVP) Corporate Strategy & Investor Relations TOBA, Nafi Achmad Sentausa, mengatakan akuisisi perusahaan pengelolaan limbah SembWaste telah rampung dan kini telah diubah namanya menjadi Cora Environment.
“Di tahun ini kita baru menyelesaikan akuisisi untuk SembWaste yang sudah kita rebrand menjadi Cora Environment. Jadi per tahun ini kita memiliki tiga unit usaha,” ujar Nafi dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Jumat (12/9/2025).
Ia menambahkan, perseroan akan memprioritaskan integrasi dan pengembangan lanjutan dari unit-unit usaha yang ada sambil mengevaluasi peluang pertumbuhan tambahan.
“Mungkin untuk pengembangan kita akan fokus mengintegrasi dan melanjutkan pengembangan dari masing-masing unit usaha yang sudah kita miliki sambil kita juga mengevaluasi additional growth opportunities, baik organik maupun anorganik. Terkait dengan Patriot Bonds, jawabannya tidak ada,” jelas Nafi.
Seperti diketahui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berencana menerbitkan Obligasi Patriot atau Patriot Bond. Instrumen surat utang ini ditargetkan mengumpulkan dana sebesar Rp 50 triliun guna mendanai proyek konversi sampah menjadi energi.
Dalam segmen pengelolaan limbah TOBA mencatat pendapatan USD 59,6 juta dengan EBITDA USD 10 juta, setara margin 17%. Kinerja ini menandai kontribusi awal yang kuat dari pilar baru TBS.
Melalui akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd., TBS kini memperluas kapabilitas pengolahan limbah skala regional, sekaligus memperkuat posisinya dalam ekonomi sirkular Asia Tenggara.
TOBA Targetkan Pendapatan Ekosistem EV Capai USD 200–300 Juta hingga 2030
Sebelumnya, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan pendapatan dari ekosistem kendaraan listrik (EV) mencapai USD 200–300 juta hingga 2030. Perseroan menegaskan fokus pengembangan bukan hanya pada baterai, tetapi juga mencakup stasiun penukaran baterai (battery swapping stations).
Head of Corporate Finance & Investor Relations TOBA, Mirza Rinaldy Hippy, menjelaskan bahwa pengelolaan ekosistem EV mencakup seluruh rantai bisnis.
“Mungkin kalau dari sisi kita tidak kita pilih-pilih ya. Battery karena memang tadi bisnis elektron adalah bisnis EV ekosistem, di mana kami beroperasi tidak hanya dari sisi baterainya saja tapi juga lebih kepada stasiun penukaran baterai atau battery swapping stations,” ujar Mirza dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Jumat (12/9/2025).
Ia menambahkan, TOBA memproyeksikan potensi pendapatan yang signifikan dari segmen tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
“Untuk secara guidelines ke depan mungkin yang bisa kami sampaikan adalah kami menargetkan sampai dengan tahun 2019–2030 mungkin sekitar USD 200–300 juta dari sisi top line revenues yang kami bisa sampaikan saat ini,” kata Mirza.
Electrum, perusahaan patungan TOBA dan GoTo, terus mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Hingga Juli 2025, jumlah motor listrik yang beroperasi mencapai 5.406 unit, didukung 320 stasiun penukaran baterai.
Lebih dari 21.000 transaksi penukaran baterai terjadi setiap hari, membantu mengurangi emisi karbon lebih dari 20 ton CO₂ per hari serta meningkatkan pendapatan mitra pengemudi rata-rata 25% berkat efisiensi biaya operasional.
Pengendali TOBA Lepas Saham, Segini NIlainya
Sebelumnya diwartakan, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mengumumkan adanya penjualan saham yang dilakukan oleh pemegang kendali serta salah satu direkturnya.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/8/2025), dalam laporan keterbukaan informasi, disebutkan bahwa PT Toba Sejahtera, sebagai pengendali, menjual sebanyak 206.300 saham TOBA dengan harga Rp 1.130 per saham, sehingga menghasilkan transaksi senilai kurang lebih Rp 233,1 juta.
Setelah transaksi tersebut, porsi kepemilikan Toba Sejahtera sedikit berkurang 0,1%, dari sebelumnya 8% (660,48 juta saham) menjadi 7,99% (660,27 juta saham).
Sebelumnya, Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Dicky Yordan menambah kepemilikan saham TOBA pada akhir Juli 2025.