Liputan6.com, Cirebon Tim SAR kembali menemukan korban korban longsor gunung kuda Cirebon di hari ketiga. Pada perjalanannya, proses pencarian harus dihentikan sementara karena sering terjadi longsor susulan di Gunung Kuda Cirebon.
Dandim 0620 Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron mengatakan, sebelum menghentikan pencarian ada satu korban kembali ditemukan atas nama Wahyu Galih warga Desa Cipanas Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, pada hari ketiga ini total ada 2 korban longsor Gunung Kuda Cirebon yang ditemukan.
"Sudah menemukan 2 jenazah dan sisa 6 jenazah lagi yang sedang dalam proses pencarian. Secara keseluruhan total jenazah korban longsor yang sudah ditemukan ada 19 orang," ujar Yusron, Minggu (1/6/2025).
Ia menjelaskan, pencarian dihentikan sementara menyusul terjadinya longsor susulan yang cukup besar. Ia mengatakan, longsor susulan tersebut dikhawatirkan berdampak kepada anggota tim SAR yang sedang bekerja.
Ia menyebutkan, secara keseluruhan sejak hari pertama hingga hari ketiga sudah ada 5 kali longsor susulan yang cukup besar. Sehingga, membuat tim inspektur pertambangan dari Kementerian ESDM harus menyiapkan alat pendeteksi gerakan tanah.
"Hari ketiga ini saja sudah 3 kali longsor susulan. Alat pendeteksi gerakan tanah agar para pekerja bisa aman dan nyaman," ujarnya.
Yusron mengatakan, ada dua titik fokus pencarian yang dilakukan Tim SAR dan gabungan di kawasan tambang batu alam Cirebon. Pencarian terutama di wilayah tambang yang sering dikeruk hingga mengalami longsor.
Anjing Pelacak
"Untuk titik sektor A dan B, tim inspektur pertambangan sebelumnya mensurvey sebelum pencarian dan melakukan assesment kelayakan pencarian jenazah sebelum melakukan pencarian," ujarnya, Minggu (1/6/2025).
Sementara itu, kata dia, salah satu yang memiliki peran dalam upaya pencarian adalah tim anjing pelacak. Sebelum melakukan pencarian, kata dia, tim anjing pelacak K9 diterjunkan ke lokasi titik longsor yang diduga menjadi tempat korban tertimbun.
Pada prosesnya, kata dia, tim pencari juga kerap mencium bau aroma mayat dengan lokasi tak jauh dari reruntuhan terutama titik ditemukannya jenazah yang tertimbun.
"Lokasinya tidak jauh dari batu besar dan memang melihat polanya kalau ada satu jenazah yang ditemukan maka kemungkinan besar rekan-rekan lain juga tidak jauh dari titik itu. Mungkin para pekerja saling berkelompok sehingga tidak berpencar," ujar Yusron.
Indikasi lain, kata dia, jika terjadi longsor, pekerja berlindung di batu besar. Namun, karena ada longsoran besar sehingga batu tergeser dan menimbulkan masyarakat terjepit hingga tewas.