Telkom Indonesia Rombak Susunan Pengurus, Ini Jajaran Terbaru

1 week ago 18

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), perusahaan telekomunikasi milik negara, menetapkan susunan direksi dan dewan komisaris baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di The Telkom Hub, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Menurut informasi yang diperoleh Liputan6.com, rapat tersebut memutuskan penunjukan Budi Satria Dharma Purba sebagai Direktur Wholesale & International Service, menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Honesti Basyir.

Pada posisi komisaris, Telkom menetapkan Rofikoh Rokhim sebagai Komisaris Independen, mengambil alih kursi yang sebelumnya ditempati Yohanes Surya yang sebelumnya telah menyampaikan pengunduran diri sebagai Komisaris Independen melalui surat bertanggal 20 November 2025.

Adapun  susunan direksi dan komisaris Telkom yang ditetapkan dalam RUPSLB, sebagai berikut:

Jajaran Direksi:

  • Direktur Utama: Dian Siswarini
  • Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Arthur Angelo Syailendra
  • Direktur Human Capital Management: Willy Saelan
  • Direktur Wholesale & International Service: Budi Satria Dharma Purba
  • Direktur Enterprise & Business Service: Veranita Yosephine
  • Direktur Strategic Business Development & Portfolio: Seno Soemadji
  • Direktur Network: Nanang Hendarno
  • Direktur IT Digital: Faizal Rochmad Djoemadi
  • Direktur Legal & Compliance: Andy Kelana

Dewan Komisaris:

  • Komisaris Utama: Angga Raka Prabowo
  • Komisaris: Rionald Silaban
  • Komisaris: Rizal Mallarangeng
  • Komisaris: Ossy Dermawan
  • Komisaris: Silmy Karim
  • Komisaris Independen: Deswandhy Agusman
  • Komisaris Independen: Ira Noviarti
  • Komisaris Independen: Rofikoh Rokhim

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 12 Desember 2025, harga saham TLKM merosot 0,56% ke posisi Rp 3.550 per saham. Harga saham TLKM dibuka naik ke posisi Rp 3.630 per saham. Harga saham TLKM berada di level tertinggi Rp 3.630 dan level terendah Rp 3.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.151 kali dengan volume perdagangan saham 841.190 saham. Nilai transaksi Rp 298,1 miliar.

Kinerja Telkom Indonesia

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membukukan penurunan pendapatan dan laba hingga September 2025.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat, (31/10/2025), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) meraup pendapatan Rp 109,61 triliun hingga September 2025, turun 2,31% ke posisi Rp 112,21 triliun.

PT Telkom Indonesia Tbk mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi sebesar Rp 30,28 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 29,97 triliun.

Beban penyusutan dan amortisasi naik menjadi Rp 25,06 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,25 triliun. Perseroan mencatat beban karyawan turun menjadi Rp 11,90 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 13,15 triliun.

Beban interkoneksi naik menjadi Rp 5,66 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 5 triliun. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 5 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 4,92 triliun. Beban pemasaran turun menjadi Rp 2,37 triliun dari September 2024 sebesar Rp 2,52 triliun.

Perseroan mencatat laba kurs sebesar Rp 137 miliar dari sebelumnya rugi Rp 25 miliar. Pendapatan lain-lain turun menjadi Rp 75 miliar hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 574 miliar.

Aset Telkom Indonesia

Dengan demikian, laba usaha perseroan terpangkas 10,09% dari Rp 32,45 triliun menjadi Rp 29,17 triliun. Perseroan membukukan laba sebelum pajak penghasilan turun 10,78% menjadi Rp 26,42 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 29,61 triliun.

Perseroan mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merosot 10,69% menjadi Rp 15,75 triliun hingga September 2025 dari September 2024 sebesar Rp 17,67 triliun. Laba per saham dasar turun menjadi Rp 159,33 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 178,42.

Telkom Indonesia mencatat ekuitas Rp 155,01 triliun hingga September 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 162,49 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp 136,88 triliun hingga September 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 137,18 triliun. 

Aset perseroan merosot menjadi Rp 291,89 triliun hingga September 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 299,67 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 31,55 triliun hingga September 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 33,90 triliun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |