Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyatakan siap mendukung rencana merger induk usaha mereka, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan entitas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan pemerintah melalui Danantara.
Direktur Utama WTON, Kuntjara, menegaskan langkah tersebut merupakan bagian dari strategi konsolidasi induk usaha dan anak perusahaan.
“Merger, isu merger sekarang lagi jadi hot issue oleh menjadi programnya Danantara. Tentunya kami mengikuti kebijakan yang diputuskan oleh holding kami maupun oleh Danantara,” kata Kuntjara dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Selasa (9/9/2025).
Ia menilai, merger justru akan memperkuat posisi WIKA Beton sebagai anak usaha. Merger, menurutnya juga dapat membuat posisi keuangan dan posisi koordinasi Perseroan lebih baik.
Selain itu, Kuntjara juga memaparkan perkembangan proyek luar negeri perseroan. Hingga saat ini, WIKA Beton hanya memiliki proyek yang sudah berjalan di Manila, Filipina. Di negara lain, perseroan masih menjajaki peluang kerja sama, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.
“Untuk di negara-negara lain, ada beberapa negara Asia, khususnya di Asia Tenggara dan di Asia Selatan. Yang kita bekerjasama, tapi masih dalam penjajakan. Mungkin bisa dikatakan di Bangladesh kita ada beberapa proyek yang kita diskusikan dengan partner kita dari Jepang dan India. Tapi belum terealisasi menjadi proyek,” pungkasnya.
WIKA Beton (WTON) Bukukan Laba Rp 4,35 Miliar pada Semester I 2025
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk atau WIKA Beton (WTON), berhasil membukukan laba sebesar Rp 4,35 miliar hingga akhir Juni 2025.
Melansir siaran pers Perseroan, Senin (28/7/2025), capaian ini menunjukkan ketangguhan operasional Perseroan di tengah dinamika industri konstruksi nasional. Di sisi pendapatan, WIKA Beton mencatatkan perolehan usaha sebesar Rp 1,57 triliun per Juni 2025. Kinerja ini mencerminkan upaya berkelanjutan Perseroan dalam menjaga produktivitas dan efisiensi operasional.
Pendapatan terbesar masih berasal dari lini produk utama, yaitu beton pracetak dan beton segar (readymix), yang secara konsolidasi menyumbang 87,57% dari total pendapatan. Sementara itu, segmen jasa konstruksi turut memberikan kontribusi positif sebesar 12,43%.
Kontrak Baru
Sampai pertengahan tahun, WIKA Beton telah membukukan kontrak baru senilai Rp 2,10 triliun. Kontrak tersebut didominasi oleh proyek infrastruktur sebesar 50,93%, disusul sektor industri 23,31%, sektor kelistrikan 12,80%, serta sektor properti, energi, dan pertambangan dengan total kontribusi sekitar 13%.
Dari sisi kepemilikan kontrak, pelanggan swasta menjadi kontributor terbesar dengan porsi 57,72%, menunjukkan kepercayaan tinggi dari pasar nonpemerintah. Disusul oleh BUMN lain 24,68%, induk usaha dan afiliasi 5,64%, serta kemitraan dalam bentuk KSO/JO sebesar 11,96%.
Mengusung moto Solution and Trust, WIKA Beton terus berkomitmen untuk mendukung pemerataan pembangunan infrastruktur nasional melalui penyediaan produk dan layanan berkualitas tinggi, serta penerapan prinsip prinsip industri hijau yang berkelanjutan.