Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR) menilai prospek industri semen nasional pada 2025 masih penuh tantangan meski mulai terlihat tanda-tanda perbaikan.
Wakil Direktur Utama SIG, Andriano Hosny Panangian menuturkan, permintaan semen secara nasional sempat mengalami penurunan pada semester pertama tahun ini. Namun, menurut dia, indikasi pertumbuhan permintaan mulai tampak sejak pertengahan tahun.
“Secara umum memang kita melihat kalau di semester 1 masih terdapat kontraksi dari sisi demand nasional. Namun mulai di Juli, Agustus kemarin kita melihat ada traction peningkatan pertumbuhan dari sisi demand,” ujar Andriano dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Jumat (12/9/2025).
Ia menuturkan, tren ini diperkirakan terus berlanjut, terutama karena ada dorongan dari belanja pemerintah dan dukungan terhadap konsumsi domestik. Kondisi tersebut membuat perusahaan optimistis menghadapi paruh kedua tahun ini.
Andriano menegaskan, perusahaan memperkirakan permintaan semen nasional hingga akhir 2025 tidak akan berbeda jauh dibandingkan tahun lalu.
"Sehingga ekspektasi kita secara nasional demand ini relatif akan flat lah dibandingkan tahun lalu. Tentunya target kinerja kita di tahun 2025 ini kita targetkan lebih baik daripada tahun lalu,” ucapnya.
Strategi SIG
Ia memaparkan, strategi yang disiapkan SIG untuk menjaga profitabilitas di tengah kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih.
Strategi utama yang dilakukan adalah perubahan fundamental pada struktur bisnis ritel, mengingat segmen ini menyumbang 70% dari total pendapatan perseroan. Ia menyebut, bisnis ritel merupakan bagian penting yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Beberapa langkah konkret yang sedang dijalankan mencakup penataan saluran distribusi (channel), optimalisasi logistik dan rantai pasok (supply chain), serta memastikan ketersediaan produk di pasar.
Perkuat Pasar Ritel
SIG juga memperkuat keterlibatan (engagement) di pasar ritel, baik di marketplace maupun toko-toko bangunan di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan agar perusahaan dapat memantau lebih detail kondisi pasar ritel secara harian.
Selain itu, efektivitas promosi kepada konsumen akhir turut menjadi fokus utama. SIG berupaya melakukan promosi dengan lebih terstruktur agar dapat meningkatkan daya tarik produk di tingkat pengguna akhir.
Di sisi operasional, Andriano menyebutkan SIG terus mengoptimalkan produksi, memperbaiki pengelolaan logistik antar pabrik (inter-plan logistics), serta melakukan efisiensi biaya energi.
Optimalkan Pemasaran Produk
SIG juga mendorong peningkatan pemanfaatan energi non-fosil, termasuk penggunaan limbah (waste) sebagai bahan bakar alternatif. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan biaya sekaligus mengurangi emisi karbon.
Tidak hanya itu, SIG berkomitmen mengoptimalkan pemasaran produk-produk turunan semen yang sudah dimiliki untuk memperkuat potensi pendapatan secara keseluruhan bagi grup.
Dengan serangkaian strategi tersebut, SIG menargetkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun lalu, meski prospek industri semen nasional diperkirakan masih relatif stabil hingga akhir 2025.