Liputan6.com, Deli Serdang - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Karyawan Angkasa Pura Indonesia (Sekarpura) Bandara Kualanamu menyampaikan bahwa komunikasi dan hubungan dengan manajemen selama ini berjalan dengan baik dan terbuka.
Hal itu disamapikan Ketua DPC Sekarpura Bandara Kualanamu, Varid Fadillah, menanggapi dinamika yang terjadi saat ini. Pihaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai dialog, musyawarah, dan profesionalisme dalam menyampaikan aspirasi anggota.
"Setiap langkah yang diambil merupakan bagian dari upaya menjaga keharmonisan kerja dan memperkuat sinergi antara pekerja dan manajemen, sejalan dengan semangat Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan," kata Varid, dalam keterangan resmi diperoleh Liputan6.com, Senin (16/6/2025).
Disebutkan Varid, pihaknya juga meyakini bahwa kebersamaan dan kepercayaan antara pekerja dan manajemen merupakan modal utama dalam menciptakan suasana kerja yang positif.
"DPC Sekarpura Bandara Kualanamu terus mendorong terjaganya sinergi agar seluruh pihak dapat fokus pada upaya meningkatkan kualitas pelayanan serta produktivitas, dengan tetap menjaga terpenuhinya hak dan kesejahteraan pekerja sesuai ketentuan yang berlaku," sebutnya.
Pakai Pita Hitam
Para Anggota Serikat Karyawan Angkasa Pura Indonesia (Sekarpura) Bandara Kualanamu tampak beda saat bekerja. Mereka terlihat menggunakan pita hitam di lengan kiri sambil bekerja melayani para penumpang pesawat.
Pantauan di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat, 13 Juni 2025, para Anggota Sekarpura tersebut terdiri dari petugas Avsec dan lainnya.
Kabarnya, pemakaian pita hitam sebagai simbol perjuangan dan empati sesama Anggota Sekarpura yang dipindahkan. Pemindahan dinilai sebagai bentuk ketidakadilan dari pihak pengelola Bandara Kualanamu.
"Ada sebanyak 336 orang Anggota Sekarpura yang memakai pita hitam ini," kata seorang Anggota Sekarpura yang enggan ditulis namanya.
Bersuara Karena Peduli
Diungkapkannya, pita hitam akan terus dipasang sepanjang ketidakadilan masih terjadi di Bandara Kualanamu. Mereka masih bersuara karena peduli.
Informasi diperoleh, ada ketegangan karyawan di Bandara Kualanamu, khususnya disuarakan DPC Sekarpura Bandara Kualanamu yang sebelumnya karyawan eks PT Angkasa Pura II.
Ketegangan tejadi akibat adanya kebijakan-kebijakan yang dilakukan pihak pengelola saat ini yakni PT Angkasa Pura Aviasi bersama GMR Airport asal India dianggap kurang berkeadilan bagi karyawan yang masih memlih tetap di Angkasa Pura Indonesia.
Bentuk Perjuangan
Sebagai bentuk perjuangan dan perlawanan para anggota DPC Sekarpura Bandara Kualanamu juga membunyikan alarm dengan memasang status di profil WhatsApp.
Status para Anggota Sekarpura Bandara Kualanamu bertuliskan "Ketika Ketidakadilan Menjadi Hukum, Maka Perjuangan Adalah Kewajiban, 1 komaNdo-336, DPC Sekarpura Bandara Kualanamu".
Terbaru, selain pemasangan pita di lengan kiri para Anggota Sekarpura, juga muncul narasi di status WhatsApp semua Anggota Sekarpura berbunyi "Turut Berdukacita atas Kezaliman. Yang sebenarnya lemah adalah mereka yang mengambil keputusan di ruang tertutup dan menghindari dialog. Kami bersuara karena kami peduli".