Liputan6.com, Jakarta - PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV atau rights issue maksimal 3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7/2025), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) menerbitkan saham baru itu dari saham portepel Perseroan dan akan dicatatkan di BEI. Perseroan akan memakai dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan dan mengembangkan usaha Perseroan baik langsung dan tidak langsung melalui entitas anak.
“Rencana rights issue ini diharapkan dapat berdampak positif bagi pertumbuhan usaha Perseroan, di mana rights issue ini akan memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan,” demikian seperti dikutip.
Untuk melakukan aksi korporasi ini, Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Agustus 2025. Perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada OJK setelah rencana rights issue itu disetujui oleh pemegang saham Perseroan.
Seiring rencana aksi korporasi itu, pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru sesuai dengan HMETD yang dimilikinya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau dilusi.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 22 Juli 2025, saham IMJS naik 1,08% ke posisi Rp 188 per saham. Harga saham IMJS dibuka naik empat poin ke posisi Rp 190 per saham. Saham IMJS berada di level tertinggi Rp 197 dan terendah Rp 185 per saham. Total frekuensi perdagangan 741 kali dengan volume perdagangan 77.985 saham. Nilai transaksi Rp 1,5 miliar.
Penutupan IHSG pada 22 Juli 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Selasa (22/7/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup merosot 0,72% ke posisi 7.344,73. Indeks LQ45 terpangkas 0,85% ke posisi 782,13. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.457,38 dan terendah 7.344,73. Sebanyak 379 saham melemah sehingga bebani IHSG. 220 saham menguat dan 200 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.030.963 kali dengan volume perdagangan 30,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.305.
Sebagian besar sektor saham memerah kecuali sektor saham infrastruktur naik 1,69%. Sementara itu, sektor saham basic susut 4,36%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi turun 0,20%, sektor saham industri melemah tipis 0,01%. Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,53%, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,85%.
Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 0,41%, sektor saham keuangan susut 0,41%, sektor saham properti melemah 1,01%, sektor saham teknologi merosot 0,29% dan sektor saham transportasi terperosok 0,62%.
Sentimen IHSG
Dalam kajian tim riset Phintraco Sekuritas menyebutkan setelah mengalami reli selama beberapa hari, IHSG ditutup melemah akibat aksi ambil untung.
Dari dalam negeri, beberapa saham yang telah menopang penguatan IHSG pada akhir-akhir ini. Hal itu antara lain saham-saham konglomerasi dan saham dengan berita individual dan kinerja bagus mengalami tekanan jual akibat aksi merealisasikan keuntungan dari investor.
Selain itu, koreksinya harga emas juga mendorong koreksi pada saham-saham komoditas terkait.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2025 tumbuh lebih tinggi, yakni 6,5 persen year on year (yoy) mencapai Rp9.597,7 triliun.
Dari kawasan Asia, bursa saham kawasan Asia ditutup variatif di tengah ketidakpastian politik di Jepang, serta menantikan perkembangan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan bervariasi pada perdagangan Selasa pekan ini. Hal ini seiring saham Jepang mengabaikan ketidakpastian politik karena koalisi yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas di majelis tinggi dalam pemilihan umum yang diadakan pada akhir pekan lalu.
Mengutip CNBC, investor juga menilai ketahanan laba di wall street di tengah ancaman tarif, setelah dua dari tiga indeks acuan utama mencapai rekor tertinggi dalam semalam.
Kinerja Bursa Saham Asia Pasifik:
- Indeks ASX 200 ditutup naik 0,10% ke posisi 8.677,20.
- Indeks Hang Seng naik 0,54% ke posisi 25.130,03
- Indeks Kospi turun 1,27% ke posisi 3.169,94
- Indeks Nikkei 225 turun 0,11% ke posisi 39.774,92
- Indeks Nifty 50 turun 0,12% ke posisi 25.060,90