Rekomendasi Saham BBCA di Tengah Prospek Positif Jangka Panjang

1 week ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih melanjutkan koreksi pada perdagangan Selasa, (9/9/2025). Koreksi saham BBCA ini seiring aksi jual oleh investor asing. Seiring hal itu, apakah ini jadi momen mulai akumulasi saham BBCA?

Mengutip data RTI, harga saham BBCA ditutup 2,27% ke posisi Rp 7.525 per saham pada Selasa, 9 September 2025. Harga saham BBCA dibuka melemah 75 poin ke posisi Rp 7.625 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 7.725 dan terendah Rp 7.475 per saham.

Total frekuensi perdagangan 165.234 kali dengan volume perdagangan 6.758.796 saham. Nilai transaksi harian Rp 5,1 triliun. Seiring koreksi itu, kapitalisasi pasar saham BBCA mencapai Rp 927,64 triliun.

Koreksi saham BBCA itu juga di tengah aksi jual saham oleh investor asing. Berdasarkan data stockbit, investor asing melepas saham BBCA Rp 2,1 triliun dalam satu hari. Berdasarkan data Google Finance, saham BBCA sudah turun 26,76% dalam satu tahun.

Seiring hal itu apakah saat ini momen akumulasi saham BBCA?

Head of Equity Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menuturkan, sektor perbankan merupakan tulang punggung IHSG. Selama ini, sektor perbankan juga menjadi pilihan asing untuk menempatkan dana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Ketahanan banking kita sangat pengaruhi apakah asing akan kembali anggap Indonesia sebagai negara layak investasi atau malah akan jadi capital outflow lagi, menimbang figure baru yang menjabat sebagai menteri keuangan sekarang belum tentu familiar mengelola kebijakan fiskal negara,” kata Liza saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi Saham

Sementara itu, terkait harga saham BBCA yang masih tertekan, Liza menuturkan, koreksi harga saham BBCA seharusnya mulai bisa mengerem atau limited downside potential di sekitar 7.500.  

"Terbentang support trendline jangka panjang. RSI juga hampir masuk wilayah oversold,” ujar Liza dalam risetnya.

Liza mengingatkan untuk hati-hati beli saham karena spekulasi yang tinggi. Liza melihat level support krusial saham BBCA di 7.500. Kemudian level resistance awal di 8.000-8.300. "Disambung 8.600-9.000. Untuk jangka pendek satu bulan ini we will see,” kata Liza.

Sementara itu, Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, saham BBCA mulai menarik secara teknikal dan harga saham BBCA sudah undervalue atau harga sahamnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya.

"Berdasarkan indikator RSI oversold dan pergerakan harga saham sudah terjadi undervalue. Stockhastic positif semestinya dapat accumulatif buy,” kata Nafan.

Momen Akumulasi?

Ia prediksi untuk target harga saham BBCA dalam jangka pendek pertama di Rp 8.250. Kemudian target harga selanjutnya di Rp 8.550. "Ketiga untuk jangka panjang Rp 11.675,” kata Nafan.

Sedangkan Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, dari sisi teknikal, pergerakan saham BBCA masih berada di fase downtrend dan volume penjualan cenderung meningkat. “Dari MACD dan stockhastic juga berada di area negatif dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Herditya pun merekomendasikan buy on weakness saham BBCA untuk level support di 7.000 dan resistance 7.625. Target price saham BBCA di 8.025-8.425.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja Keuangan

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp29 triliun pada semester I-2025.

"Kinerja laba bersih BCA dan Entitas Anak tumbuh 8% year on year, menjadi Rp 29 triliun pada semester I-2025," kata Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers paparan Kinerja Semesetr I-2025, Rabu (30/7/2025).

Hendra menuturkan, pertumbuhan laba bersih tersebut merupakan hasil dari strategi penyaluran kredit yang selektif dan prudent, disertai manajemen risiko yang disiplin.

Kontribusi terbesar terhadap laba berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih, seiring dengan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Total penyaluran kredit BCA per Juni 2025 mencapai Rp 959 triliun atau tumbuh 12,9% yoy.

"PT Bank Sentral Asia TBK, BBCA dan Entitas Anak membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9% secara tahunan year on year, menjadi Rp 959 triliun per Juni 2025," ujarnya.

Selain itu, efisiensi operasional dan peningkatan transaksi digital juga ikut menopang profitabilitas perusahaan. Hal ini memperkuat posisi BCA sebagai salah satu bank dengan kinerja terbaik di industri perbankan nasional.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |