Prediksi IHSG Hari Ini 5 Juni 2025, Awas Rawan Koreksi

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Kamis (5/6/2025). IHSG akan koreksi ke rentang posisi 6.713-7.009.

IHSG naik 0,34% ke posisi 7.069 pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025. Penguatan IHSG disertai dengan munculnya volume pembelian.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada awal wave (b) dari wave B pada label hitam.

“Hal tersebut berarti, IHSG rawan melanjutkan koreksi ke rentang area 6.713-7.009. Meskipun menguat, diperkirakan akan relatif terbatas untuk menguji rentang 7.095-7.115,” kata Herditya.

Ia mengatakan, IHSG akan bergerak di level support 7.009,6.945 dan level resistance 7.263,7.324 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance 7.000-7.160.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Buma International Group Tbk (DOID), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) - Spec Buy

Saham DEWA menguat 15,06% ke 191 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi DEWA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C, sehingga DEWA masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata Herditya.

Spec Buy: 180-188

Target Price: 199, 206

Stoploss: below 172

2.PT Buma International Group Tbk (DOID) - Buy on Weakness

Saham DOID terkoreksi 0,82% ke 486 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi DOID masih berada di atas wave B dari wave (B), sehingga DOID masih rawan berbalik terkoreksi.

Buy on Weakness: 440-466

Target Price: 525, 575

Stoploss: below 430

3.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness

Saham ITMG menguat 0,45% ke 22.300 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Selama ITMG masih mampu berada di atas 22.025 sebagai stoplossnya, maka posisi ITMG sedang berada di awal wave [iii] dari wave C," kata dia.

Buy on Weakness: 22.100-22.250

Target Price: 22.600, 22.900

Stoploss: below 22.025

4.PT PERTAMINA Geothermal Energy Tbk (PGEO)- Buy On Weakness

PGEO berada pada bagian dari wave 4 dari wave (1)

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Proyeksi OECD

OECD memproyeksikan defisit anggaran Indonesia akan naik dari 2,3% PDB pada 2024 menjadi 2,8% pada 2025, terutama akibat perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembentukan Dana Nusantara (Danantara), dan berbagai stimulus lainnya, yang diperkirakan memberi tekanan sekitar 1,6% PDB.

Meski demikian, pemerintah menjaga defisit tetap di bawah batas 3% PDB melalui pemotongan belanja sebesar 1,3% PDB. Oleh sebab itu OECD menilai sikap fiskal Indonesia tetap netral karena sebagian alokasi Danantara belum direalisasikan.

Lembaga tersebut mendorong percepatan penyaluran dana Danantara untuk mendorong pertumbuhan, tetapi menekankan pentingnya akuntabilitas dan transparansi. Untuk menjaga keberlanjutan fiskal, OECD merekomendasikan peningkatan penerimaan negara mulai 2026.

Di sisi pertumbuhan, PDB riil Indonesia diperkirakan tumbuh 4,7% pada 2025 dan naik menjadi 4,8% di 2026, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi swasta, meski masih dibayangi ketidakpastian fiskal dan tekanan eksternal seperti perlambatan ekspor akibat ketegangan global serta risiko arus keluar modal.

Inflasi diproyeksikan naik bertahap dari 2,2% pada 2024 ke 3% di 2026, sementara pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan berlanjut hingga suku bunga mendekati tingkat netral 5%. “Program MBG diharapkan memperbaiki gizi masyarakat jika difokuskan pada rumah tangga rentan, dan reformasi sektor informal dinilai penting untuk memperluas basis pajak guna mendukung investasi publik jangka panjang,”

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |