Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa water station kepada warga Palestina di sejumlah kamp pengungsian di wilayah perbatasan Yordania–Palestina.
Bantuan Water Station ini merupakan respon AQUA atas kebutuhan air minum bersih yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi yang terdampak akibat konflik berkepanjangan di Gaza.
Sebelumnya, AQUA juga telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat Palestina di pengungsian pada Bulan Ramadhan lalu, bantuan yang diberikan berupa makanan berbuka puasa, paket sembako bagi para ibu rumah tangga hingga pelaksanaan trauma healing bagi anak - anak korban konflik.
Ketua Tanfidziyah PCI-NU Yordania, KH. AR. Hakim Syadzali, M.Ag., mengatakan bahwa secara keseluruhan bantuan yang telah diberikan meliputi bahan kebutuhan pokok, makanan siap saji, fasilitas air bersih berupa water station, serta kegiatan trauma healing, terutama bagi anak-anak yang mengalami dampak psikologis akibat konflik.
“Penyaluran dilakukan di beberapa titik kamp pengungsian, antara lain Kamp Pengungsi Distrik Zarqa, Barak Zumlat Amir Ghazi, dan Kawasan Muqabilain,” ujar KH. Hakim dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan di Gaza akibat agresi militer Israel telah menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka. Kondisi tersebut memaksa ribuan keluarga meninggalkan wilayah konflik dan mencari perlindungan di negara tetangga seperti Yordania.
“Karena itu, AQUA dan PCINU Yordania tergerak untuk meringankan beban para pengungsi. Bantuan ini tidak hanya bersifat materiil, tetapi juga emosional, agar para pengungsi merasa tetap mendapat dukungan dari dunia luar,” ujarnya.
AQUA menjadi salah satu produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang secara langsung terlibat dalam aksi kemanusiaan ini melalui kemitraannya dengan PCINU Yordania. Sebelumnya, AQUA juga diketahui aktif dalam kerja sama kemanusiaan melalui berbagai lembaga seperti Kedutaan Besar Palestina, LazisNU, LazisMU, Baznas, hingga TNI AL dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Melalui kemitraan ini, AQUA memperluas jangkauan kebaikannya hingga ke kamp-kamp pengungsian yang masih memerlukan bantuan. Ini adalah bentuk konkret dari kepedulian kami terhadap isu kemanusiaan,” lanjut KH. Hakim.
Bantuan yang disalurkan tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi, tetapi juga untuk memberi mereka harapan di tengah keterbatasan. Fasilitas water station yang dibangun di lokasi-lokasi pengungsian diharapkan dapat menjawab persoalan krisis air bersih yang selama ini menjadi keluhan utama para pengungsi.
KH. Hakim juga menyampaikan bahwa bantuan yang masih berlanjut ini merupakan langkah nyata Aqua dalam menyebarkan kebaikan bagi Masyarakat Palestina.
“Langkah ini mencerminkan tekad kedua pihak untuk terus mengalirkan kebaikan dan menjadi harapan bagi warga Palestina yang tengah berjuang,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar penyaluran logistik, melainkan juga simbol solidaritas dan kepedulian dari masyarakat Indonesia terhadap penderitaan warga Palestina.
Dengan menggabungkan sumber daya, pengalaman, dan semangat kebersamaan, PCINU Yordania dan AQUA berharap dapat memberi dampak nyata bagi kehidupan para pengungsi. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan lintas negara.
“Ini adalah bagian dari ikhtiar kita bersama untuk menjadi bagian dari solusi. Ketika kita tidak bisa hadir secara fisik di medan konflik, maka kita hadir dengan kepedulian dan bantuan nyata,” ujar KH. Hakim mengakhiri.
Sebagaimana diketahui, konflik yang terjadi di Gaza telah menyebabkan lebih dari 35.000 korban jiwa dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Banyak di antaranya kini hidup dalam kondisi serba terbatas di kamp-kamp pengungsi yang tersebar di Yordania, Lebanon, dan wilayah lainnya.
Melalui langkah nyata seperti ini, AQUA dan PCINU Yordania menegaskan komitmen mereka untuk terus membawa harapan, semangat, dan uluran tangan bagi mereka yang sedang berjuang mempertahankan hidup di tengah krisis kemanusiaan yang belum berakhir.