Penjualan Mobil Astra Sentuh 263.963 Unit pada Januari-Agustus 2025

5 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penjualan mobil mencapai 263.963 unit pada Januari-Agustus 2025. Penjualan mobil Astra pada Agustus 2025 saja tercatat 30.558 unit.

Di sisi lain, total penjualan mobil secara nasional mencapai 500.952 unit pada periode yang sama. Meski masih terjadi pelemahan daya beli yang membuat penjualan mobil nasional Januari–Agustus 2025 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Astra tetap mempertahankan pangsa pasar sebesar 53%. Demikian mengutip dari keterangan resmi, Kamis (11/9/2025).

Rincian penjualan mobil Astra pada Januari-Agustus 2025 terbesar masih dikontribusikan dari Toyota dan Lexus yang mencapai 162.312 unit. Disusul Daihatsu sebesar 84.702 unit, Isuzu sebesar 15.658 unit, dan UD Trucks sebesar 1.291 unit.

Hingga Agustus 2025, penjualan mobil LCGC Astra mencapai 63.532 unit. Pada Agustus 2025 saja, penjualan mobil LCGC Astra sebesar 6.352 unit.

Head of Corporate Communications Astra Windy Riswantyo menuturkan, di tengah dinamika industri otomotif nasional yang dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi domestik, Astra tetap mengamati prospek pertumbuhan pasar pada paruh kedua 2025 dengan seksama.

"Kami terus berupaya menghadirkan beragam pilihan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia, didukung jaringan distribusi, penjualan, serta layanan purnajual yang terintegrasi di seluruh negeri. Fokus kami adalah menjaga kepuasan pelanggan sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan pertumbuhan industri otomotif nasional,” ujar dia.

Astra International Serap Belanja Modal Rp 8,8 Triliun, Buat Apa Saja?

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat realisasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 8,8 triliun hingga paruh pertama 2025. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk kebutuhan di bisnis kontraktor pertambangan.

"Kalau kita bicara tentang Capex, realisasi belanja modal Astra sampai semester 1 2025 itu sebesar Rp 8,8 triliun. Terutama ini dipakai untuk pembelian alat berat untuk bisnis kontraktor pertambangan,” ujar Wakil Presiden Direktur Astra International, Rudy dalam konferensi pers, Rabu (27/8/2025).

Selain sektor pertambangan, belanja modal juga terserap untuk replanting dan perawatan di bisnis perkebunan melalui Astra Agro Lestari. Pada lini otomotif, dana dialokasikan untuk pembelian mesin produksi Astra Otoparts, renovasi, serta pembelian lahan baru guna mendukung ekspansi cabang.

Realisasi Investasi

“Apabila kita lihat apa yang kita sampaikan untuk capex 2025 di awal tahun, di mana kurang lebih saat itu kami mencanangkan sebesar Rp 26 triliun. Namun melihat situasi dan kondisi yang ada, rasanya kami akan sesuaikan dengan yang seharusnya kami spend dengan kondisi bisnis yang boleh dibilang cukup challenging pada saat ini,” jelas Rudy.

Di samping belanja modal, Astra juga merealisasikan investasi senilai Rp 3,3 triliun hingga semester I 2025. Investasi tersebut diarahkan untuk pengembangan aset gudang logistik modern dan sektor kesehatan. Perusahaan menyebut masih ada sejumlah proyek dalam pipeline yang akan direalisasikan pada paruh kedua tahun ini.

Strategi Astra Hadapi Persaingan Produsen EV China

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menegaskan strategi konsisten dalam menghadapi persaingan di industri otomotif, termasuk dengan masuknya produsen kendaraan listrik (EV) asal China ke pasar Indonesia.

Direktur Astra International, Henry Tanoto, menyebut kompetisi merupakan hal yang wajar dan justru memberikan dampak positif bagi konsumen maupun industri otomotif nasional.

“Kalau kita bicara tentang persaingan, sebenarnya memang persaingan itu kan selalu ada, terutama di industri otomotif. Dan sebenarnya itu menurut kami bagus untuk konsumen dan juga tentu saja bagus untuk industri otomotif di Indonesia juga,” ujar Henry dalam konferensi pers, Rabu (27/8/2025).

Ia menjelaskan, strategi Astra tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga menyesuaikan layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sangat beragam, baik dari sisi daya beli, preferensi produk, maupun kesiapan infrastruktur di tiap wilayah.

Sediakan Produk Lengkap

“Kita menyediakan produk yang lengkap ya, dari mulai ICE, hybrid, plug-in hybrid, hingga BEV. Baru-baru ini kita juga menambahkan line-up, yaitu New BZ4X Local Production dan Urban Cruiser BEV, yang harapannya bisa diperkenalkan di tahun ini,” jelasnya.

Selain produk, Astra juga mengandalkan ekosistem layanan, mulai dari jaringan dealer yang tersebar dari Sumatra hingga Papua, pembiayaan, asuransi, hingga layanan after sales dan trade-in. Menurut Henry, ekosistem inilah yang menjaga nilai jual kembali kendaraan Astra tetap terjaga.

Dengan strategi tersebut, Astra optimistis mampu beradaptasi dengan cepat di tengah transisi energi dan perubahan kebutuhan mobilitas masyarakat. Perusahaan menargetkan tetap menjadi pilihan utama konsumen di Indonesia meski persaingan semakin ketat.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |