Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) akan membagikan dividen tunai Rp 1,41 triliun untuk tahun buku 2024. Dividen yang dibagikan itu setara Rp 34,11 per saham.
Perseroan membagikan dividen tersebut setelah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Mei 2025. Pengelola Alfamart membagikan dividen tersebut mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2024 yakni laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 3,14 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 1,73 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 17,69 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk untuk tahun buku 2024:
- Tanggal efektif pada 3 Juni 2025
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 3 Juni 2025
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 4 Juni 2025
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 5 Juni 2025
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 10 Juni 2025
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 5 Juni 2025 waktu 16:00.
- Tanggal pembayaran dividen pada 18 Juni 2025.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 23 Mei 2025, harga saham AMRT ditutup stagnan di posisi Rp 2.600 per saham. Harga saham AMRT dibuka stagnan di posisi Rp 2.600 per saham. Harga saham AMRT berada di level tertinggi Rp 2.630 dan level terendah Rp 2.560 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.904 kali dengan volume perdagangan 488.445 saham. Nilai transaksi Rp 126,6 miliar.
Tebar Dividen Rp 1,4 Triliun
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola Alfamart akan membagikan dividen untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 1,4 triliun.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membagikan dividen setara Rp 34,11 per saham. Dividen yang dibagikan itu sebesar 45% dari laba bersih perseroan. Perseroan mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 3,15 triliun.
"Dividen yang dibagikan sebesar 45 persen, total Rp 1,4 triliun,"ungkap Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Widian.
Tomin menuturkan, perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 10,55 persen pada 2024. Dengan total pendapatan mencapai Rp 118,23 triliun.
"Kenaikan 10,55 persen ini sebelumnya di tahun 2023 sebesar Rp 106,945 triliun, akhir 2024 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 118,227 triliun," ujar dia.
Tren pertumbuhan pada 2025 ini masih dipandang optimis perseroan. Hal tersebut diungkap dari adanya gebrakan-gebrakan pada awal tahun ini.
Seperti akuisisi mini market Lawson, dari sebelumnya dipegang oleh anak perusahaan yakni Alfamidi (MIDI), kini dipegang langsung Alfamart (AMRT) dengan akuisisi saham sebanyak 93,33 persen.
Belanja Modal
Selain itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mencapai Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun. Anggaran ini diperuntukan membuka toko baru, memperpanjang sewa, hingga kepentingan pengadaan Gudang atau DC.
"Pembagiannya, Rp 3 triliun untuk ekspansi toko, meliputi toko baru dan perpanjang sewa, ada 2.700 hingga 2.800 toko yang akan diperpanjang sewanya. Sisanya sebesar Rp 1,5 triliun untuk gudang,"tutur Tomin.
Alfamart Kuasai Lawson Indonesia, Resmi Akuisisi 70% Saham dari Alfamidi
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten ritel pemilik jaringan Alfamart, resmi mengambil alih 70% saham PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS), pemegang lisensi waralaba Lawson di Indonesia.
Akuisisi ini dilakukan melalui pembelian 1.484.855.160 lembar saham dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), yang sebelumnya menjadi pemilik mayoritas LWS. Nilai transaksi mencapai Rp200,46 miliar, dengan harga pembelian Rp 135 per saham.
Penandatanganan akta jual beli dilakukan pada 14 Mei 2025 di hadapan notaris Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., di Kabupaten Tangerang.
Ini merupakan kelanjutan dari perjanjian jual beli saham bersyarat yang telah diumumkan sebelumnya oleh MIDI pada 9 April 2025 dalam Keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia. Dengan ini, AMRT secara resmi menjadi pemilik mayoritas dan pengendali Lawson di Indonesia.
Transaksi ini mempertegas konsolidasi AMRT di sektor ritel domestik, di mana perseroan kini memiliki kendali langsung atas dua merek besar: Alfamart dan Lawson.
Aksi korporasi ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi pasar AMRT melalui penguasaan multi-merek yang menyasar segmen konsumen berbeda.