Pendapatan Indosat Sentuh Rp 27,10 Triliun, Turun 3% hingga Semester I 2025

19 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kinerja keuangan lesu selama semester I 2025. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan laba diatribusikan ke pemilik entitas induk.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, (31/7/2025), Indosat meraup pendapatan Rp 27,10 triliun hingga semester I 2025. Pendapatan tersebut turun 3,09% dari semester I 2024 sebesar Rp 27,97 triliun. Penurunan pendapatan itu seiring laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 14,6% menjadi Rp 2,33 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,73 triliun.

Beban Perseroan turun 1,3% menjadi Rp 21,92 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,22 triliun.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban karyawan, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan kenaikan penghasilan (beban) operasional lain-lain - bersih yang diimbangi dengan kenaikan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi. Seiring hal itu, Perseroan membukukan laba periode berjalan turun 4,06% menjadi Rp 2,51 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,92 triliun.

Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 72,41 hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 84,79. Ekuitas turun menjadi Rp 36,24 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 36,5 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 81,26 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2025 sebesar Rp 77,73 triliun. Aset Perseroan bertambah menjadi Rp 117,50 triliun hingga semester I 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 114,38 triliun.

Basis Pelanggan Perseroan

Indosat mencatat basis pelanggan Perseroan sebanyak 95,4 juta pada semester I 2025. ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp38,9 ribu pada semester I 2025, mencatat kenaikan sebesar 2,5% atau Rp1,0 ribu lebih tinggi daripada semester I 2025.

Trafik data mengalami peningkatan sebesar 3,6% YoY pada SMT1 2025. Perusahaan memperluas infrastruktur jaringannya, meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203 ribu untuk menangani pertumbuhan trafik data secara efektif dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggannya.

Hingga  30 Juni 2025, Perusahaan memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp17.698,1 miliar. Posisi kas Perusahaan per tanggal 30 Juni 2025 adalah sebesar Rp5,174.3 miliar dengan utang bersih sebesar Rp12.523.8 miliar.

Untuk utang jatuh tempo, dalam kurun waktu 12 bulan, Perusahaan memiliki utang yang jatuh tempo sebesar 5.508,8 miliar. Jatuh tempo rata-rata utang adalah 1,6 tahun pada 30 Juni 2025.

Pada 30 Juni 2025, Perusahaan mengoperasikan secara total 203 ribu BTS 4G (bertambah sebesar 15 ribu BTS 4G pada SMT1 2025) dan 807 5G BTS.

Belanja Modal

Pengeluaran belanja modal hingga semester I sebesar Rp7.474,3 miliar (tidak termasuk Rp3.319,9 miliar Aset Hak Guna). Sekitar 78,9% dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI dan Ti.

Indosat Bagikan Dividen Rp 2,7 Triliun

Sebelumnya, PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2024.

Dalam rapat tersebut, perusahaan menegaskan komitmennya untuk membagikan dividen secara konsisten sekaligus memperkuat strategi jangka panjang menuju transformasi sebagai perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI TechCo).

Pada rapat itu, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp2,7 triliun atau setara Rp83,3 per saham.

Ini menjadi bukti keberlanjutan kinerja keuangan yang sehat pasca-merger serta menunjukkan fokus perusahaan dalam memberikan imbal hasil berkelanjutan bagi investor. 

Tren Pertumbuhan Dividen

Sejak bergabung pada awal 2022, Indosat menunjukkan pertumbuhan dividen yang positif, yang mencerminkan peningkatan profitabilitas dan komitmen untuk terus mengembalikan nilai ke pemegang saham.

Tak hanya itu, Indosat juga menetapkan kebijakan pembagian dividen dengan target hingga 70% dari laba bersih pada 2026, sambil tetap mengalokasikan dana untuk mempercepat transformasi menjadi AI TechCo.

President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan seiring dengan pertumbuhan menjadi AI-TechCo, pembagian dividen ini menjadi bukti nyata neraca keuangan yang sehat serta komitmen memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi pemegang saham. 

“Hal ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham atas arah dan kemampuan tim mengeksekusi strategi yang fokus pada konsumen untuk menciptakan dampak terukur terhadap misi memberdayakan Indonesia,” kata Sinha, dalam keterangan resmi,dikutip Kamis (29/5/20255)

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |