Meretas Jalan Menuju Kampus Kelas Dunia di Tengah Ketimpangan Pendidikan Tinggi Nasional

6 hours ago 3

Liputan6.com, Sukabumi - Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) merayakan Milad ke-21 dengan semangat membara untuk mencapai status kampus unggul dan berdampak bagi masyarakat. 

Namun, di balik perayaan ini, terungkap pula sebuah tantangan besar, seperti ketimpangan antara perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) di Indonesia, yang justru menjadi pemicu UMMI Sukabumi untuk berlari lebih kencang menuju kampus kelas dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen), Dr. Fajar Riza Ul Haq, usai menghadiri Milad UMMI Sukabumi pada Kamis (12/6/2025). 

Ia mengapresiasi capaian UMMI yang signifikan dalam prodi unggulan dan riset penelitian, yang disebutnya sebagai daya dorong UMMI untuk lebih cepat mencapai status unggul secara institusi.

Dalam paparannya, Dr. Fajar menyoroti fakta mengejutkan, bahwa di Jawa dan Banten, dari 415 PTS, hanya ada 9 PTN. Khusus di Sukabumi, dari 12 kampus, mayoritas adalah swasta. 

"Ini memang disparitasnya masih jauh antara negeri dengan swasta. Ada 13 PTS yang sudah setara dengan negeri, dan UMMI sedikit lagi menuju unggul" ujar Dr. Fajar. 

Ia menegaskan, pemerintah tidak lagi mungkin membiayai semua pendidikan tinggi hanya melalui PTN, sehingga PTS harus didorong untuk setara, bahkan melampaui PTN.

Untuk mencapai predikat unggul, UMMI ditargetkan memiliki 25 profesor dalam lima tahun terakhir dan 50 persen program studi (prodi) berstatus unggul dalam dua tahun terakhir. 

"Kami akan membantu mendampingi, bukan hanya unggul lima tahun, bahkan bisa kelas dunia kalau secara konsisten, istiqomah itu diikuti dengan baik," tegasnya.

Simak Video Pilihan Ini:

Penyelamatan Dramatis Pemuda Terjebak di Delta Sungai yang Banjir

Melawan Mafia Jalur Domisili, Sinkronisasi Data demi Keadilan Seleksi Mahasiswa Baru

Di tengah sorotan terhadap kemajuan kampus, Wamen Dikdasmen juga menyinggung isu sensitif terkait "Dapodik Residu" yang seringkali menjadi celah praktik curang dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). 

"Ini memang sedang diproses sinkronisasi semua data, dan sebenarnya menuju satu single data," jelasnya. 

Tujuannya adalah untuk menghilangkan perbedaan data antara Disdukcapil dan Dapodik, yang sering dimanfaatkan untuk memanipulasi domisili demi jalur penerimaan tertentu.

"Ketahuan ada beberapa (kasus) mengubah KK (Kartu Keluarga), ini terverifikasi oleh sistem secara otomatis. Berarti ada sesuatu misalnya mengotak-atik domisili, pindah KK, pindah KTP," terangnya. 

Ia mengakui banyak keluhan dari daerah terkait hal ini, namun ia menegaskan proses sinkronisasi terus berjalan bertahap.

Ketika Guru Menendang Siswa: Mencari Konteks di Balik Viral dan Urgensi Damai

Tak hanya isu kampus dan penerimaan mahasiswa, Milad UMMI Sukabumi juga menjadi ajang pembahasan mengenai persoalan kompleks dunia pendidikan yang baru-baru ini viral, yaitu kasus guru menendang siswa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. 

Dr. Fajar Riza Ul Haq menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa hanya melihat video tanpa konteks. Menurutnya, kasus ini berakhir dengan pengakuan kesalahan dari pihak guru dan permintaan maaf kepada orang tua dan siswa. Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian damai di luar jalur hukum. 

"Kami dapat kronologinya kenapa sampai tiba-tiba guru naik ke atas meja lalu menendang siswa," ungkapnya.

"Sanksi kami serahkan ke pihak sekolah, karena kalau sudah ada kesepakatan damai ya, kecuali kalau tidak terima mungkin akan ada proses lain yang bisa dilakukan," sambung dia. 

Senada dengan Dr. Fajar, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jabar dan Banten, Dr. Lukman, menambahkan, bahwa sistem yang ada telah dirancang untuk meminimalkan persoalan tersebut dengan menetapkan daya tampung per satuan pendidikan. 

Lukman juga menyatakan bahwa di Jawa Barat, indikasi praktik kecurangan ini masih dalam tahap dugaan dan belum terbukti secara hukum. "Kalau terbukti akan kita berikan sanksi sesuai ketentuan," tegas Dr. Lukman. 

Ia menyebutkan bahwa LLDIKTI telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga pengawasan seperti Inspektorat Daerah, Irjen, BPKP, hingga KPK untuk memastikan SPMB berjalan dengan baik.

Milad ke-21 UMMI tidak hanya menjadi momen refleksi atas capaian, namun juga penegasan komitmen untuk terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia. Di tengah ketatnya persaingan dan berbagai tantangan, UMMI membuktikan bahwa semangat kemandirian dan inovasi adalah kunci untuk meretas jalan menuju kampus unggul dan berdampak, bahkan di level global.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |