Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) resmi mengangkat Dian Siswarini sebagai Direktur Utama melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025. Dian menggantikan Ririek Adriansyah yang sebelumnya menjabat posisi tersebut sejak 2019.
"RUPST tahun buku 2024 menyetujui perubahan direksi, dengan posisi Direktur Utama diisi oleh Dian Siswarini," ungkap Sekretaris perusahaan Telkom, Achmad Reza dalam konferensi pers usai RUPS, Selasa (27/5/2025).
Penunjukan Dian Siswarini diumumkan bersama dengan perubahan susunan direksi lainnya dalam agenda RUPST yang disampaikan kepada publik. Sebelum ditunjuk sebagai Dirut Telkom, nama Dian Siswarini telah masuk dalam bursa calon pengganti Ririek. Ia sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (EXCL) selama hampir satu dekade.
Melansir berbagai sumber, Dian Siswarini lahir di Majalengka, Jawa Barat, pada Mei 1968. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada tahun 1991 dengan gelar Sarjana Teknik Elektro.
Riwayat Karier Dian Siswarini di Industri Telekomunikasi
Dian Siswarini memulai karier di sektor telekomunikasi pada tahun 1991 sebagai Satellite Communication Engineer di PT Citra Sari Makmur (CSM). Pada 1994, ia bergabung dengan PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) sebagai Radio Network Design Engineer.
Pada 1996, ia bergabung dengan PT Excelcomindo Pratama (kini XL Axiata) sebagai Radio Planning Engineer. Di perusahaan tersebut, ia menempati berbagai posisi manajerial dan eksekutif selama hampir 30 tahun.
Dian menjabat sebagai Presiden Direktur XL Axiata sejak 2015 hingga pengunduran dirinya pada Desember 2024. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Chief Digital Services Officer dan Wakil Presiden Direktur.
Tebar Dividen 2024
Sebelumnya, pemegang saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) resmi menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2024 sebesar sekitar Rp 21 triliun. Angka ini setara dengan dividen sebesar Rp 212,5 per saham dan mencerminkan dividend payout ratio (DPR) sekitar 89% dari laba bersih perusahaan.
"Sementara sisa laba sebesar 11% atau sekitar Rp 2,6 triliun akan digunakan sebagai laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha ke depan," ungkap Sekretaris perusahaan Telkom, Achmad Reza dalam konferensi pers usai RUPS, Selasa (27/5/2025).
Pembayaran dividen akan dilakukan selambat-lambatnya pada 2 Juli 2025. Pemegang saham yang berhak mendapat dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada penutupan 12 Juni 2025.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar belum lama ini, Selasa 27 Mei 2025. Dengan dividen sebesar itu, Tim Riset Stockbit menerangkan Telkom Indonesia menawarkan dividend yield sekitar 7,5% jika mengacu pada harga saham intraday pada Selasa, 27 Mei 2025, yang berada di level Rp 2.830 per saham.
“Yield tersebut tergolong atraktif di tengah fluktuasi pasar dan menjadi salah satu yang tertinggi di antara emiten sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia,” ulas tim riset Stockbit.
Meski nilai dividen dan besaran yield telah diumumkan, investor masih harus menunggu jadwal resmi cum date di pasar reguler dan negosiasi, yang belum diumumkan hingga saat ini. Jadwal ini akan menjadi acuan penting bagi investor yang ingin mendapatkan hak atas dividen tunai tersebut.
Pasar akan mencermati perkembangan lebih lanjut terkait distribusi dividen ini, seiring dengan strategi Telkom dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan pengembalian nilai kepada pemegang saham.
Telkom Indonesia Raih Laba Bersih Rp 23,6 Triliun pada 2024
Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,97 triliun sepanjang 2024. Meskipun hanya mengalami sedikit kenaikan dari Rp 149,22 triliun pada 2023, Telkom tetap menunjukkan kinerja yang solid.
Dari raihan itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 30,74 triliun, termasuk kontribusi dari kepentingan non-pengendali. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 23,65 triliun, sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 24,6 triliun.
Meskipun laba turun tipis, Telkom mencatat arus kas operasi yang sangat kuat, yakni Rp 61,6 triliun, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional di tengah tantangan ekonomi. Dari laporan laba rugi, beban operasional Telkom mencapai Rp 41,2 triliun, sementara beban penyusutan dan amortisasi berada di angka Rp 32,64 triliun.
Beban karyawan tercatat sebesar Rp 16,81 triliun, mencerminkan komitmen perusahaan terhadap sumber daya manusia. Dengan seluruh pengeluaran tersebut, laba usaha Telkom pada tahun 2024 mencapai Rp 42,99 triliun. Untuk laba per saham, tercatat sebesar Rp 238,73, sedikit lebih rendah dibandingkan Rp 247,92 per saham pada 2023.
Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, total aset Telkom per akhir 2024 mencapai Rp 299,68 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan Rp 287,04 triliun pada 2023. Sementara itu, total ekuitas naik menjadi Rp 162,5 triliun, menunjukkan struktur permodalan yang semakin kokoh. Kas dan setara kas Telkom juga naik menjadi Rp 33,91 triliun, dari sebelumnya Rp 29,01 triliun.
Pergantian Manajemen
Selain pembagian dividen, RUPS menyetujui perombakan susunan manajemen. Di antaranya pergantian Direktur Utama. Dengan demikian, susunan manajemen Telkom terbaru adalah sebagai berikut:
• Direktur Utama: Dian Siswarini
• Wakil Direktur Utama: Muhammad Awaluddin
• Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Arthur Angelo Syailendra
• Direktur Enterprise & Business Service: Verenita Yosephine
• Direktur Network: Nanang Hendarno
• Direktur Strategic Business Development & Portfolio: Seno Soemadji
• Direktur Human Capital Management: Henry Christiadi
• Direktur IT Digital: Faizal Rochmad Djoemadi
• Direktur Wholesale & International Service: Honesti Basyir