Liputan6.com, Jakarta - Jakarta - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengalami koreksi tajam dalam dua hari terakhir, namun manajemen menilai hal itu masih dalam batas wajar. Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar mengatakan pelemahan tak hanya dialami oleh BRIS, tapi juga sejumlah emiten lain akibat kondisi makro dan aksi ambil untung pasca musim pembagian dividen.
Ia menegaskan bahwa kinerja fundamental BSI masih tetap positif, sehingga penurunan harga saham saat ini tidak mencerminkan lemahnya prospek jangka panjang perusahaan. Menurut Wisnu, dinamika seperti ini sudah biasa terjadi di pasar saham, terutama di periode usai pembagian dividen.
“Saya kira kondisi makro dan aksi profit taking itu juga dilakukan para investor. Jadi wajarlah biasa kalau habis. Ini kan bulan-bulannya pembagian dividen,” ujar Wisnu kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).
Saham BRIS Pernah Sentuh Rp 3.000, Kini Kesempatan Beli Lagi
Wisnu juga menekankan bahwa momentum koreksi harga saham BRIS bisa dimanfaatkan oleh investor sebagai peluang beli. Ia mengingatkan bahwa beberapa hari lalu saham BRIS sempat menyentuh level Rp3.000 dan kini berpotensi untuk kembali menguat dalam waktu dekat, seperti yang terjadi awal tahun ini.
Ia menyebutkan bahwa banyak investor yang sudah mendapatkan keuntungan signifikan jika membeli di awal tahun, saat saham BRIS berada di kisaran Rp 2.100. Saat ini, menurutnya, pasar hanya mengalami jeda teknikal karena aksi ambil untung.
“Kalau awal tahun beli, saya kira sekarang banyak yang lakukan profit taking,” kata Wisnu, merujuk pada pergerakan historis saham BRIS.
Penurunan 8,27% Disebut Momentum Beli
Menanggapi penurunan harga saham BRIS sebesar 8,27% pada hari ini, Wisnu menegaskan bahwa investor tak perlu panik. Menurutnya, fluktuasi harga adalah hal yang lazim dalam investasi saham. Ketika harga naik, akan ada profit taking; dan ketika harga turun, justru menjadi saat yang tepat untuk akumulasi.
Ia kembali mengingatkan bahwa bagi investor yang masuk sejak awal tahun, imbal hasil yang sudah didapat sejauh ini cukup signifikan. Dengan penurunan harga saat ini, ia menyebutnya sebagai kesempatan emas untuk masuk kembali ke saham BRIS.
“Yang namanya investasi itu, kalau naik tinggi, dilaporkan profit taking. Ketika turun, it's time to buy. Gitu aja,” tegas Wisnu.
Pada perdagangan hari ini, saham BRIS turun 8,27 persen ke posisi 2.550. Dalam sepekan, BRIS turun 13 persen dan turun 8,27 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).