Liputan6.com, Sukabumi - Kasus dugaan penculikan anak yang melibatkan SA (34) di Kampung Tonjong, Gedongpanjang, Citamiang, Sukabumi, menjadi peringatan keras bagi para orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan.
Insiden penculikan anak yang sempat viral di media sosial ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap anak-anak dan kesadaran akan berbagai modus bujukan pelaku kejahatan.
SA, yang merupakan residivis kasus narkoba dan pencurian, diringkus polisi setelah membawa lari DPY (13) seorang anak laki-laki dengan iming-iming kuota internet dan uang Rp100 ribu.
AKP Astuti Setyaningsih, Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, menjelaskan bahwa pelaku membujuk korban untuk membantu mencari cincin dan ponselnya yang hilang. DPY yang saat itu bermain dengan teman-temannya di depan Puri, sempat terbujuk dan mengikuti SA dengan sepeda motor.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, SA mengakui perbuatannya membawa lari anak tanpa izin orang tuanya," ujar AKP Astuti, dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).
Beruntung, korban berhasil menyadari bahaya saat sepeda motor pelaku berhenti mendadak di Jalan Limusnunggal, sekitar 3 kilometer dari lokasi awal. Korban memberanikan diri melompat dan meminta bantuan warga sekitar, membuat SA panik dan melarikan diri.
Keberanian korban kasus penculikan anak dan respons cepat warga sekitar patut diapresiasi dalam menggagalkan niat jahat pelaku. Kasus ini menyoroti modus yang sering digunakan pelaku, yaitu memanfaatkan kebutuhan atau keinginan anak-anak, seperti kuota internet.
“Orang tua diimbau untuk mendidik anak-anak agar tidak mudah percaya pada orang asing yang menawarkan imbalan, serta selalu berhati-hati saat diajak pergi oleh siapa pun tanpa sepengetahuan atau izin orang tua,” terang dia.
Dia juga menegaskan kembali himbauan kepada seluruh orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak demi meminimalisir kejadian serupa.
“Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak,” imbuhnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Puting Beliung Memporakporandakan Rawa Cilacap
Insting Sang Ayah, Momen Cemas Yudi Selamatkan Putranya dari Bayang-bayang Penculikan
Kecemasan melanda Yudi Suryawahyudi (47), warga Kampung Tonjong, Gedongpanjang, Citamiang, Sukabumi, ketika putranya, DPY (13), dilaporkan dibawa pergi oleh seorang pria tak dikenal pada Senin (9/6/2025).
Kisah penyelamatan dramatis ini menyoroti kekuatan insting orang tua dan dampak psikologis dari ancaman kejahatan anak.
Yudi menceritakan detik-detik mencekam saat ia menerima kabar dari teman-teman putranya bahwa dibawa oleh seorang pria bermotor.
"Otomatis sebagai orang tua, mendengar anak dibawa orang tak dikenal, ada maksud dan tujuan apa? Saya khawatir sekali, apalagi sekarang lagi riskan dan viral juga kan penjualan organ tubuh ataupun begal," ujar Yudi.
DPY sendiri, menurut penuturan sang ayah, sempat tidak sadar saat dibawa pergi oleh pelaku berinisial SA. Modus pelaku penculikan anak yang membujuk dengan janji kuota dan uang untuk mencari barang hilang, membuat korban terbujuk dan dibawa jauh dari rumah, melewati Kelurahan Gedong Panjang hingga Cibeureum, Limusnunggal.
"Kalau dugaan hipnotis, kata anak saya memang saat itu dia nggak sadar saat dibawa di motor, tapi sadar tidak sadar saya tidak tahu juga, saya belum bisa memastikan itu hipnotis atau bukan, karena memang ketika anak saya ditanya ingat enggak ketika di motor dibawa kemana, dia bilang nggak," terangnya.
Keberuntungan menyertai DPY ketika sepeda motor pelaku berhenti mendadak karena terhalang angkot. Di momen itu, korban pun tersadar, melompat dari motor, dan meminta bantuan kepada seorang pekerja di sekitar lokasi.
"Dari situ anak saya minta tolong ke orang yang lagi bekerja di situ, katanya 'udah aja lari'. Maka lari lah anak saya," kenang Yudi.
DPY kemudian berlari sejauh lebih dari 1 kilometer, bahkan sempat masuk gang untuk menghindari pelaku, hingga akhirnya bertemu dengan kakaknya.
Meskipun SA telah berhasil diringkus polisi pada Senin sore, Yudi masih menyimpan kekhawatiran mendalam.
"Harapannya jangan sampai ada kejadian seperti yang dialami saya. Saya sebagai orang tua yang saya takutkan itu modusnya penjualan organ tubuh, karena kalau memang begal ketika anak saya bawa HP harusnya HP-nya diambil tapi ini enggak. Jadi saya berpikiran jauh ke arah sana," ungkapnya.
Kasus percobaan penculikan ini menjadi pengingat bagi setiap orang tua di Sukabumi untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan membekali anak-anak dengan pemahaman tentang bahaya orang asing.