Liputan6.com, Jakarta PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimal Rp 250 miliar. Aksi korporasi ini akan berlangsung mulai 4 September 2025 hingga 3 Desember 2025.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/9/2025), perseroan menjelaskan buyback saham akan dilakukan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan jasa perantara pedagang efek.
Adapun biaya yang timbul dari pelaksanaan buyback ini, seperti biaya broker dan biaya lain terkait, diperkirakan paling banyak 0,1% dari total nilai pembelian kembali.
Kalbe Farma menyebutkan sumber pendanaan buyback berasal dari dana internal perusahaan. Dampak terhadap penurunan pendapatan bunga diperkirakan sekitar Rp 2,5 miliar setelah periode buyback selesai. Namun, perseroan menegaskan penurunan tersebut tidak akan memberi dampak material terhadap kinerja keuangan.
Perseroan juga memperkirakan proforma laba per saham akan naik menjadi Rp 70,43 jika buyback terlaksana penuh, dibandingkan dengan Rp 70,16 pada akhir tahun buku 2024.
Kalbe Farma Raup Penjualan Rp 17,07 Triliun hingga Juni 2025
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) catat pertumbuhan penjualan bersih dan laba hingga semester I 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/8/2025), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meraih penjualan Rp 17,07 triliun, tumbuh 4,59% hingga Juni 2025. Pada periode sama tahun lalu, Kalbe Farma meraup penjualan Rp 16,32 triliun.
Beban pokok penjualan naik tipis 1,92% menjadi Rp 10,05 triliun hingga Juni 2025 dari periode sama tahun lalu Rp 9,86 triliun. Meski demikian, Perseroan mencatat laba bruto naik 8,68% menjadi Rp 7,02 triliun hingga Juni 2025 dari Juni 2024 sebesar Rp 6,46 triliun.
Perseroan membukukan beban penjualan bertambah 11,21% menjadi Rp 3,58 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 3,22 triliun. Beban umum dan administrasi naik 2,95% dari Rp 731,16 miliar hingga Juni 2024 menjadi Rp 752,76 miliar. Beban penelitian dan pengembangan bertambah 11,54% menjadi Rp 240,51 miliar hingga Juni 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 215,61 miliar. Selain itu, Perseroan membukukan laba entitas asosiasi naik 123,7% menjadi Rp 35,42 miliar hingga Juni 2025 dari Juni 2024 sebesar Rp 15,83 miliar.
Laba
Seiring kinerja itu, Perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 9,4% menjadi Rp 1,97 triliun hingga Juni 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,80 triliun.
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 43,35 hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 38,93.
Total ekuitas turun menjadi Rp 24,19 triliun hingga 30 Juni 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 24,59 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 5,31 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 4,83 triliun. Aset Perseroan naik menjadi Rp 29,50 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 29,42 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,80 triliun hingga Juni 2025.