Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengambil alih 100 persen kendali pada PT Jasa Marga Jogja Solo (JMJ), selaku operator Jalan Tol Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo.
Melansir keterbukaan informasi, JSMR telah melakukan adendum terhadap ketentuan pengendalian dalam Perjanjian Pemegang Saham JMJ.
Dari sebelumnya bersifat joint control antara Jasa Marga sebagai pemegang saham dengan porsi 52,82 persen, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan porsi saham 48,17 persen, menjadi pengendalian tunggal pada Jasa Marga.
Adapun adendum itu turut mempertimbangkan ruas konsesi JMJ, yakni Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, yang terhubung secara langsung dengan jaringan jalan tol milik Jasa Marga di wilayah Trans Jawa.
"Maka JMJ merupakan bagian strategis dari rantai konektivitas dan efisiensi operasional pada ruas jaringan Jasa Marga Group," kata Corporate Secretary & Chief Administration Officer JSMR, Ari Wibowo, Kamis (24/7/2025).
Selain itu, sejalan dengan strategi Jasa Marga untuk penguatan portofolio aset utama, sentralisasi pengelolaan ruas-ruas tol dan standarisasi pelayanan jalan tol (termasuk namun tidak terbatas pada pengoperasian, pemeliharaan, dan layanan rest area), maka dipandang perlu untuk mengubah status pengendalian atas JMJ menjadi pengendalian penuh oleh Jasa Marga.
Dampak atas kejadian ini, Jasa Marga memiliki hak pengendalian atas JMJ, termasuk dalam aktivitas operasi dan keuangan. Konsolidasi laporan keuangan JMJ pun nantinya akan masuk ke dalam laporan keuangan JSMR.
Jasa Marga Deteksi 75% Truk di Jalan Tol Kelebihan Muatan
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memonitor bahwa lebih dari separuh truk angkutan logistik yang melintas di jalan tol milik perseroan, terindikasi berlebih muatan alias Over Dimension Over Load (ODOL).
Temuan ini didapat melalui teknologi Weight In Motion (WIM) yang dipasang di 7 titik. Mulai dari Karang Tengah Tol Jakarta-Tangerang, lalu di JORR Seksi C Cakung, Jagorawi di Ciawi, Padaleunyi, Semarang Seksi C, Ngawi-Kertosono, dan Surabaya Gempol.
Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono mengatakan, pihaknya mencatat ada sebanyak 3.353 truk ODOL yang melintasi 7 pos WIM tersebut. Jumlah tersebut sekitar 75 persen dari total truk angkutan barang yang melintas di ruas tol Jasa Marga.
"Yang mengejutkan adalah, bahwa 75 persen yang masuk di tol overload. Sampai dengan Mei ini sudah ada 3.353. jadi datanya tervalidasi terhadap WIM yang kami miliki," terang Rivan di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Namun, Jasa Marga belum bisa melakukan penegakan hukum terhadap truk-truk tersebut, lantaran program Zero ODOL saat ini tengah memulai fase sosialisasi.
"Kita masih dalam bentuk sosialisasi, jadi enggak ada penegakan hukumnya. Hanya diberitahu di stiker, Anda over load atau over dimension," kata Rivan.
Mayoritas Karena Faktor Pengemudi
Rivan turut menceritakan insiden kecelakaan yang diakibatkan truk angkutan logistik. Mayoritas atau sekitar 84,7 persen disebabkan oleh faktor pengemudi.
"Dari faktor pengemudi ini, yang paling kurang antisipasi mencapai 48,8 persen. Kemudian, yang kedua adalah 34 persen adalah mengantuk," ungkap dia.
"Kenapa kurang mengantisipasi juga tinggi, itu lah kemudian kami mencoba weight in motion yang ada di 7 lokasi. Sekarang mulai kami capture, kalau ada yang over load, over dimension, itu kami capture," bebernya.
Rivan juga menyampaikan kasus kecelakaan beruntun akibat truk di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Jalan Tol Jagorawi, yang terjadi dua kali dalam waktu berdekatan. Dari kasus itu, ia menyimpulkan bahwa dua kejadian itu memang diakibatkan oleh truk ODOL.
"Pada waktu yang lalu ada truk Aqua yang menabrak Ciawi. Dan pada 2 Juni lalu terulang. Yang menarik, di situ kami pasang WIM, di jam 13.10, truk tersebut sudah terverifikasi overload. Pada 10 menit berikutnya, truk tersebut menabrak GT Ciawi," urainya.
"Kita lihat bahwa ini tidak mungkin tidak bisa dikendalikan. Kemiringan di Jalan Ciawi itu cuman 3-4 derajat. Sepanjang memenuhi syarat, pasti masih bisa ngerem. Dari dua kejadian besar, dua-duanya overload. Yang Aqua itu harusnya 11 ton, tapi dia mengangkut 22 ton," tuturnya.