Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Gold Resources Tbk, anak usaha dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MCG/MDKA) mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan persetujuan publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran awal atau bookbuilding. Hal ini dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering.
IPO Merdeka Gold Resources sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan nilai intrinsik Perseroan aset-asetnya. Hal ini dengan menghadirkan transparansi yang lebih besar, meningkatkan likuiditas dan memperluas akses terhadap peluang pertumbuhan.
Merdeka Gold Resources menawarkan maksimal 1.618.023.300 saham atau 1,61 miliar saham dalam rangka IPO. Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 1.800-Rp 3.020 per saham. Dengan demikian, Perseroan mengincar dana IPO maksimal Rp 4,88 triliun.
Dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk mendukung kegiatan modal kerja kegiatan operasional anak-anak perusahaan MGR yang melakukan kegiatan usaha di bidang penambangan dan pengolahan bijih emas, serta akan digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman MGR.
Tambang Multidekade
Proyek Emas Pani dirancang sebagai tambang multidekade dengan kapasitas pemrosesan hingga 19 juta ton bijih emas per tahun.
Proyek Emas Pani pada awalnya akan mengoperasikan fasilitas heap leach berkapasitas 7 juta ton bijih emas per tahun yang akan mulai beroperasi pada Desember 2025 dengan produksi puncak sekitar 140.000–150.000 ounces emas per tahun pada 2026 hingga 2030.
Selanjutnya, fasilitas Carbon-in-Leach (CIL) akan dikembangkan secara bertahap mulai 2029 hingga 2032 dengan kapasitas pemrosesan hingga 12 juta ton bijih emas per tahun untuk memproduksi maksimal 355.000 ounces emas per tahun.
Hingga Juni 2025, perkembangan pembangunan fasilitas heap leach telah mencapai 67% dan tetap sesuai jadwal (on track) untuk memulai produksi emas pertama pada kuartal pertama 2026. Seluruh kebutuhan pendanaan untuk pembangunan fasilitas heap leach telah terpenuhi sepenuhnya.
Setelah beroperasi penuh, Proyek Emas Pani ditargetkan mencapai produksi puncak hingga 500.000 ounces emas, menjadikannya salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja MDKA di masa yang akan datang.
IPO Emas
Untuk melaksanakan IPO ini, Perseroan telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Kebijakan Dividen
Mengutip laman e-ipo, Perseroan akan mulai melakukan pembagian dividen pada 2032.Adapun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia khususnya UUPT, keputusan pembayaran dividen mengacu pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada anggaran dasar Perseroan dan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan rekomendasi direksi Perseroan. Pembayaran dividen hanya dapat dilakukan apabila Perseroan mempunyai saldo laba positif.
Jadwal IPO
Jadwal sementara IPO:
- Masa penawaran awal pada 8-10 September 2025
- Tanggal efektif pada 15 September 2025
- Masa penawaran umum pada 17-19 September 2025
- Tanggal penjatahan pada 19 September 2025
- Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 22 September 2025
- Tanggal pencatatan di BEI pada 23 September 2025
BEI Proses IPO 10 Perusahaan, Mayoritas Beraset Menengah
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 22 perusahaan mencatatkan saham di BEI hingga 4 September 2025. Dana yang dihimpun dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 10,39 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga kini terdapat 10 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Dari 10 perusahaan yang proses IPO di BEI itu, mayoritas beraset skala menengah. Berikut rinciannya berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:
- 0 perusahaan dari aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
- 6 perusahaan dari aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
- 4 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)