Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) terpantau anteng pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025. Saham ADRO parkir di posisi 2.130 hingga penutupan sesi I. Saham ADRO mengalami perubahan 0,00 persen dibandingkan penutupan sebelumnya, meski sempat bergerak pada posisi 2.090-2.170.
Berdasarkan data RTI, saham ADRO dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.150 per saham. Harga saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.170 dan level terendah Rp 2.090 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 13.608 kali dengan volume perdagangan 597.318 saham. Nilai transaksi Rp 126,7 miliar.
Sebelumnya, perseroan telah merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 2 Juni 2025. Pada rapat tersebut, pemegang saham AlamTri menyetujui penetapan penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AlamTri untuk tahun buku 2024 yang tercatat sebesar USD 1,34 miliar. Di mana sebagian laba tersebut dialokasikan untuk dividen.
"Dari jumlah laba 2024 tersebut, sejumlah USD 500 juta atau 36,23% dibagikan sebagai dividen tunai," mengutip hasil RUPS ADRO.
Sebesar USD 200 juta dari dividen tersebut telah dibagikan pada 15 Januari 2025 sebagai dividen tunai interim. Sisanya sebesar USD 300 juta akan dibagikan sebagai dividen tunai final, serta sejumlah USD 880.012.509 atau 63,77% dari laba bersih tersebut akan dimasukkan sebagai laba ditahan.
RUPS Restui Buyback dan Perubahan Manajemen
Para pemegang saham AlamTri menyetujui pembelian kembali saham oleh AlamTri berdasarkan Peraturan OJK No. 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka dengan jumlah sebanyak- banyaknya Rp 4 triliun.
pada agenda lainnya, para pemegang saham AlamTri menyetujui perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris AlamTri menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Presiden Komisaris: Edwin Soeryadjaya
- Wakil Presiden Komisaris: Garibaldi Thohir
- Komisaris: Christian Ariano Rachmat
- Komisaris: Arini Saraswaty Subianto
- Komisaris Independen: Drs. Budi Bowoleksono
- Komisaris Independen: Ir. Mohammad Effendi
Dewan Direksi
- Presiden Direktur: Iwan Dewono Budiyuwono
- Direktur: M. Syah Indra Aman
- Direktur: Lany Djuwita Wong
Rekomendasi Saham: HOLD dengan Target Harga Rp2.200
ADRO saat ini tengah menjalankan program pembelian kembali saham (buyback) sebesar Rp8 triliun melalui dua mekanisme: persetujuan RUPS dan regulasi POJK 13/2023. Hingga 1Q25, perusahaan memiliki kas kuat sebesar Rp 19,6 triliun.
Pada RUPS 15 Mei 2024, ADRO telah membeli kembali 1,3 miliar saham—setara 4,3% dari agio saham—yang dinilai sebagai langkah taktis di tengah tekanan arus keluar asing sebesar Rp1,4 triliun sejak awal tahun.
MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold untuk saham ADRO dengan target harga Rp 2.200 per saham. Valuasi tersebut mencerminkan PER/PBV FY25 masing-masing 11,3x dan 0,8x dengan diskon holding sebesar 30%. Proyeksi pendapatan dan laba bersih 2025 masing-masing berada di kisaran USD 1,8 miliar dan USD 388 juta, didorong oleh potensi pemulihan produksi serta kemungkinan kenaikan harga batu bara metalurgi.
"Dengan valuasi yang relatif konservatif dan prospek produksi yang lebih baik di paruh kedua tahun ini, kami mempertahankan rekomendasi HOLD untuk saham ADRO,” kata Analis MNC Sekuritas, Raka Junico W dalam risetnya.
Kinerja Kuartal I 2025
Laba Bersih Anjlok, Kinerja ADRO Kuartal I 2025 Tak Sesuai Harapan
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan signifikan pada laba bersih inti kuartal I-2025 yang hanya mencapai USD 76,7 juta, turun 31,2% secara tahunan dari USD 111,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Angka tersebut baru mencerminkan 16,3% dari estimasi MNC Sekuritas dan 12,8% dari konsensus pasar. Jika memasukkan pendapatan dari operasi yang dihentikan, laba bersih ADRO justru terkontraksi 79,5% YoY menjadi USD 76,7 juta dari sebelumnya USD 374,3 juta.
Penurunan ini dipicu oleh melemahnya pendapatan, yang anjlok 22,3% YoY menjadi USD 381,6 juta akibat penurunan penjualan batu bara dan jasa pertambangan. Hal ini menyebabkan laba kotor terpangkas hingga 46,5% YoY, dan margin laba kotor menyusut dari 41,9% menjadi 28,9% di kuartal I-2025. Kondisi ini diperparah oleh harga batu bara metalurgi (coking coal) yang terus melandai serta produksi yang terganggu akibat curah hujan tinggi di awal tahun.
"Penurunan kinerja ADRO di kuartal pertama ini disebabkan oleh tekanan dari sisi harga dan volume penjualan, serta tantangan operasional di sektor pertambangan yang membuat pendapatan tak mencapai ekspektasi,” ujar Raka.
Buyback Jadi Sinyal Positif
Prospek Suram Coking Coal, Buyback Jadi Sinyal Positif
Meskipun batu bara tetap menjadi kontributor utama pendapatan ADRO, dengan ADMR menyumbang 51,8% dan jasa pertambangan 44,4%, prospek permintaan downstream terlihat melemah.
Harga coking coal kelas satu di Tiongkok turun 15,8% sejak awal tahun hingga Mei 2025, ditambah gangguan pada segmen hilir seperti pengolahan bijih besi yang dipicu oleh ketegangan tarif dengan AS. Di sisi lain, produsen baja Jepang yang menyumbang 29% volume penjualan ADRO 2024 juga tengah menghadapi tantangan serius, mulai dari kekurangan tenaga kerja, biaya input tinggi, hingga penutupan blast furnace.
ADRO pun memberikan panduan konservatif dengan proyeksi volume penjualan batu bara 2025 sebesar 5,6–6,1 juta ton, nyaris setara dengan realisasi 2024 yang sebesar 5,6 juta ton. Namun, cuaca yang lebih bersahabat di kuartal II-2025 berpotensi mendukung pemulihan produksi.
MNC Sekuritas memproyeksikan pendapatan dari penjualan batu bara dan jasa pertambangan masing-masing turun 24,6% dan 6,6% YoY.
"Meski tekanan masih membayangi sektor hilir, kami melihat prospek jasa pertambangan bisa lebih positif di paruh kedua tahun ini, seiring perbaikan cuaca dan rendahnya realisasi produksi nasional yang baru mencapai ~23% hingga kuartal I 2025,” jelas Raka.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.