Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah cukup dalam pada perdagangan Senin, 8 September 2025. IHSG terkoreksi 1,28% ke level 7.768, seiring guncangan pasar akibat reshuffle kabinet Presiden Prabowo.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan, aksi jual asing tercatat masif dengan nilai net sell mencapai Rp 543 miliar. Tekanan terbesar terjadi pada saham big cap.
"IHSG pada perdagangan hari ini (Senin-red) terkoreksi cukup dalam hingga ditutup di level 7.768, melemah 1,28%, seiring guncangan pasar akibat reshuffle kabinet Presiden Prabowo. Aksi jual asing terlihat masif dengan net sell mencapai Rp 543 miliar, di mana tekanan terbesar terjadi pada saham big cap seperti BBCA yang dilepas asing hingga Rp 1,2 triliun dan BMRI Rp 362 miliar,” ujarnya dalam catatan resmi, dikutip Selasa (9/9/2025).
Pergantian Menteri Keuangan Menimbulkan Ketidakpastian
Menurut Hendra, pelemahan tersebut menegaskan pergantian menteri keuangan dari Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa menimbulkan ketidakpastian kebijakan di mata investor. Pasar menilai hilangnya figur Sri Mulyani yang dianggap simbol kredibilitas fiskal membuat kepercayaan investor global terguncang.
Pelaku Pasar Menantikan Kebijakan dalam Jaga Fiskal hingga Defisit
Ia menambahkan, meski Yudhi memiliki rekam jejak di bidang ekonomi, mulai dari Ketua LPS hingga pengalaman di Danareksa, pasar tetap membandingkannya dengan reputasi global pendahulunya.
"Langkah cepat yang perlu ditunjukkan adalah menjaga disiplin fiskal, mengkomunikasikan arah defisit APBN secara transparan, dan memastikan keberlanjutan kebijakan makro yang pro pasar,” jelasnya.
Teknikal IHSG
Secara teknikal, Hendra menilai IHSG berpotensi bergerak volatil di kisaran 7.670–7.840 dalam jangka pendek, seiring faktor musiman bulan September. Ia juga memperkirakan rupiah melemah menuju Rp 16.400–Rp 16.600 per dolar AS, sambil menunggu kepastian arah kebijakan fiskal.
Namun, tekanan pasar berpeluang mereda apabila pemerintah dan Menteri Keuangan baru berhasil menenangkan sentimen dengan komunikasi yang kuat. Dukungan dari faktor eksternal, seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, juga dinilai dapat menjadi katalis positif beberapa minggu ke depan.
Penutupan IHSG pada 8 September 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Senin, (8/9/2025). IHSG merosot setelah pemerintah Indonesia mengumumkan reshuffle kabinet Merah Putih. Pada reshuffle tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua LPS.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,28% ke posisi 7.766,84. Indeks saham LQ45 merosot 2,03% ke posisi 783,59. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.934,99 dan terendah 7.755,84. Sebanyak 451 saham memerah sehingga bebani IHSG. 232 saham menguat dan 121 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.222.245 kali dengan volume perdagangan 36,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.327.
Sektor Saham
Mayoritas sektor saham tertekan. Sementara itu, sektor saham basic menguat 0,77%, sektor saham industri bertambah 0,15% dan sektor saham nonconsumer siklikal menanjak 0,07%.
Sementara itu,sektor saham consumer siklikal susut 2,48%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi terpangkas 0,96%, sektor saham kesehatan merosot 0,40%, sektor saham keuangan melemah 2,29%.
Lalu sektor saham properti terperosok 1,49%, sektor saham teknologi melemah 1,98%, sektor saham infrastruktur melemah 2,07% dan sektor saham transportasi susut 0,75%