Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan 8-12 September 2025. Sentimen reshuffle kabinet dan harga emas membayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/9/2025), IHSG sepekan melemah terbatas 0,17% dan ditutup ke posisi 7.854,06. Pada pekan lalu, IHSG bertambah ,47% ke posisi 7.867,34. Kapitalisasi pasar merosot 0,57% menjadi Rp 14.130 triliun dari pekan lalu Rp 14.211 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG merosot 0,17% didorong sejumlah sentimen. Herditya mengatakan, faktor pertama, reshuffle kabinet yang terjadi pada awal pekan ini, investor cenderung bereaksi negatif. Faktor kedua, rilis data neraca dagang dan inflasi China yang cenderung menguat. Faktor ketiga, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Faktor keempat, ada harapan akan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed). Faktor kelima, katalis dari suntikan perbankan Himbara sebesar Rp 200 triliun. “Faktor keenam, penguatan komoditas emas global,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Transaksi Harian
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan terpangkas 2,21% menjadi 2,04 juta kali transaksi dari 2,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 9,87% menjadi 33,56 miliar saham dari 37,24 miliar saham pada pekan lalu.
Selama sepekan investor asing melakukan aksi jual saham mencapai Rp 6,59 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing melepas saham Rp 61,72 triliun.
Selain itu, peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI 7,6% menjadi Rp 19,42 triliun dari Rp 18,05 triliun pada pekan lalu.
Selain Harga Emas, Sentimen Ini Picu Kenaikan IHSG pada 1-4 September 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 1-4 September 2025. Hal itu didorong sentimen domestik dan eksternal.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (5/9/2025), IHSG sepekan naik 0,47% ke posisi 7.867,34. Pekan lalu, IHSG turun 0,36% ke posisi 7.830,49. Kapitalisasi pasar juga meningkat 0,20% menjadi Rp 14.211 triliun dari Rp 14.182 triliun pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 0,47% dalam sepekan yang dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, situasi domestik yang relatif kondusif setelah kejadian pada akhir Agustus lalu dan kami perkirakan melemah pada akhir pekan ini cenderung profit taking menjelang long weekend.
Kedua, kenaikan harga emas pada pekan ini yang cenderung mempengaruhi pergerakan emiten di IHSG. "Ketiga, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan rilis data inflasi dan neraca dagang Indonesia yang relatif stabil,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian merosot 9,88% menjadi 2,08 juta kali transaksi dari 2,31 juta kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa juga terpangkas 21,09% menjadi 37,24 miliar saham dari 47,19 miliar saham.
Investor Asing Lepas Saham
Rata-rata nilai transaksi harian BEI terperosok 28,42% menjadi Rp 18,05 triliun dari Rp 25,22 triliun pada pekan lalu. Selama sepekan, investor asing lepas saham Rp 4,17 triliun. Pekan lalu, investor asing membeli saham mencapai Rp 1,49 triliun.
Investor Pasar Modal
Jumlah investor pasar modal Indonesia terus tumbuh secara signifikan dan berhasil melampaui jumlah 18 juta single investor identification (SID), tepatnya sebanyak 18.012.665 SID pada akhir Agustus 2025.
Sepanjang 2025, terdapat penambahan 3.141.026 SID baru berkat program edukasi yang konsisten dijalankan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self Regulatory Organization (SRO) lainnya dan stakeholders dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari jumlah tersebut, jumlah investor saham telah mencapai 7.558.552 SID dengan sebanyak 1.177.108 SID merupakan investor baru. Capaian ini bukan sekedar angka, tetapi juga mencerminkan tumbuhnya optimisme dan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional serta pasar modal Indonesia.