IHSG Perkasa di Tengah Tarif Trump hingga Suku Bunga, Investor Asing Borong Saham BBRI dan ANTM

6 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.214 pada Jumat (23/5), naik 1,4 % dibandingkan pekan sebelumnya. Lonjakan ini disokong aksi beli bersih oleh investor asing Rp 2 triliun di pasar reguler, angka tertinggi dalam lima minggu terakhir dan lebih dari dua kali rata-rata inflow mingguan sejak April.

BBRI menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing dengan aksi beli bersih Rp 412,6 miliar. Lalu ANTM Rp 307,57 miliar, dan BBCA Rp 99,66 miliar. Di sisi lain, secara teknikal IHSG saat ini sudah bergerak di atas level 7.000 yang menandakan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

"Meskipun begitu investor juga harus tetap waspada, karena ada resistance penting di level 7.400, yang sebelumnya menjadi area yang diuji berkali-kali, sebelum akhirnya IHSG mencetak all time high di level 7.800 pada September 2024 lalu," ulas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, Senin (26/5/2025).

Katalis Penggerak IHSG

David menegaskan pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi sentimen global dan domestik. Dari global, ada sentimen kebijakan tarif Donald Trump dan harga emas.

Presiden Trump telah mengumumkan tarif impor sebesar 50% terhadap produk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan dan hambatan perdagangan yang tidak adil dari pihak EU. Inggris sendiri dikecualikan dari kebijakan ini karena telah menyepakati perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan AS.

Sentimen Emas

Sementara itu terkait sentimen harga emas, ketidakpastian ekonomi global mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas.

Akibatnya, permintaan emas meningkat tajam, dengan pengeluaran global untuk emas mencapai 0,5% dari PDB dunia, tertinggi dalam 50 tahun terakhir.

"Harga emas saat ini ada potensi untuk kembali ke all time high," kata David.

Selanjutnya dari domestik ada sentimen suku bunga Bank Indonesia (BI). Pada 21 Mei 2025 lalu Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%, setelah mempertahankan suku bunga selama tiga pertemuan sebelumnya.

Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat, dengan pertumbuhan kuartal I 2025 sebesar 4,87%, serta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal.

Aksi Investor Asing

Mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan Jumat 23 Mei 2025:

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) - Rp 412,60 miliar

2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Rp 307,57 miliar

3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Rp 99,66 miliar

4. PT Astra International Tbk (ASII) - Rp 84,06 miliar

5. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) - Rp 81,19 miliar

6. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Rp 57,45 miliar

7. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Rp 35,33 miliar

8. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) - Rp 33,27 miliar

9. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) - Rp 24,32 miliar

10. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) - Rp 19,21 miliar

Aksi Jual

10 saham dengan net foreign sell terbesar pada perdagangan Jumat 23 Mei 2025:

1. PT Telkom Indonesia (TLKM) - Rp 116,33 Miliar

2. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) - Rp 113,09 Miliar

3. Perusahaan Gas Negara (PGAS) - Rp 60,79 Miliar

4. Alamtri Resources Indonesia (ADRO) - Rp 59,15 Miliar

5. Amman Mineral Internasional (AMMN) - Rp 21,08 Miliar

6. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) - Rp 17,17 Miliar

7. Timah Tbk (TINS) -Rp 16,85 Miliar

8. Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) - Rp 16,12 Miliar

9. Semen Indonesia (SMGR) - Rp 15,61 Miliar

10. Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) - Rp 15,33 Miliar

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |