IHSG Menguat, Analis Ingatkan Investor Tetap Kendalikan Risiko

2 weeks ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menilai ketidakstabilan politik yang kembali mencuat belakangan ini memberi dampak langsung pada kinerja bursa. Ia menyebut gejolak tersebut memicu aksi jual asing dan kepanikan di pasar.

"Gejolak politik yang kembali memanas belakangan ini memang menjadi pukulan bagi pasar modal. IHSG jatuh dalam waktu singkat, investor asing kabur, dan kepanikan mulai terasa. Tapi, seperti siklus sebelumnya, dampaknya cenderung tidak permanen, asal pemerintah segera turun tangan dan memberi kepastian,” ujar Reydi kepada Liputan6.com, Selasa (2/9/2025).

Dia menilai, koreksi pasar bisa berlangsung lebih lama apabila pemerintah belum mengeluarkan langkah atau pernyataan yang mampu menenangkan pelaku pasar. Untuk itu, ia mengingatkan investor agar lebih berhati-hati dalam mengelola portofolio di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian.

“Selama belum ada pernyataan atau kebijakan yang bisa menenangkan pasar, koreksi bisa berlarut. Karena itu, investor perlu bermain membatasi keuntungan maupun kerugian, batasi risiko, dan siapkan likuiditas untuk masuk saat harga semakin rendah," ujar dia.

Reydi menambahkan, sektor perbankan patut menjadi sorotan seiring potensi penurunan suku bunga. Sementara itu, bagi investor dengan profil lebih agresif, saham berbasis emas dinilai bisa menjadi opsi perlindungan portofolio karena logam mulia kerap diburu saat kondisi pasar tidak menentu.

Penutupan IHSG Sesi Pertama 2 September 2025

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 2 September 2025.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini pada sesi pertama ditutup melonjak 1,17% ke posisi 7.826,31. Indeks saham LQ45 bertambah 0,93% ke posisi 796,05. Seluruh indeks saham acuan melonjak.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.839,21 dan level terendah 7.771,21. Sebanyak 600 saham menguat sehingga angkat IHSG. 104 saham melemah dan 99 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.183.318 kali dengan volume perdagangan saham 21,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.392.

Sektor Saham

Seluruh sektor saham kompak menghijau. Sektor saham industri naik 3,21%. Sektor saham energi melompat 1,61%, sektor saham basic menanjak 3,09%, sektor saham consumer nonsiklikal meroket 1,05%, sektor saham siklikal bertambah 1,3%, sektor saham kesehatan melambung 0,71%.

Kemudian sektor saham keuangan naik 0,83%, sektor saahm properti melesat 2,11%, sektor saham teknologi mendaki 2,06%, sektor saham infrastruktur bertambah 1,37% dan sektor saham transportasi menguat 1,82%.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, untuk penguatan IHSG, saat ini pihaknya memperkirakan masih cenderung berada pada fase technical rebound, di mana penguatannya akan cenderung terbatas untuk menguji 7.841-7.922 dan rawan terkoreksi kembali.

"Di sisi lain, investor juga masih mencermati kondisi domestik saat ini setelah terjadinya aksi penyampaian pendapat yang berakhir kurang kondusif beberapa waktu lalu,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pembukaan IHSG pada 2 September 2025

Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu kembali ke zona hijau pada pembukaan perdagangan saham Selasa, (2/9/2025).

IHSG sempat terkoreksi dalam pada perdagangan saham Senin kemarin dampak dari gelombang protes yang terjadi di sejumlah daerah.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini dibuka naik ke posisi 7.771,33 dari penutupan sebelumnya di 7.736,06. Pada perdagangan pukul 09.25 WIB, IHSG masih menguat 1,16% atau 89,80 poin ke posisi 7.821,77.

Indeks LQ45 juga menguat 1,39% ke posisi 799,62. Seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau.

Pada perdagangan Selasa pagi, IHSG berada di level tertinggi 7.837,92 dan terendah 7.771,33. Sebanyak 523 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sebanyak 68 saham melemah dan 85 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 370.568 kali dengan volume perdagangan 7,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.427.

Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham dasar naik 2,67% dan membukukan kenaikan terbesar. Disusul kemudian sektor saham infrastruktur yang naik 1,81% dan Sektor energi yang menguat 1,70%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |