Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Kamis (5/6/2025), dan jelang libur panjang IdulAdha 2025.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melonjak 0,63% ke posisi 7.113,42. Indeks LQ45 mendaki 0,64% ke posisi 801,70. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.136,64 dan level terendah 7.083,89. Sebanyak 332 saham memerah sehingga bebani IHSG. 279 saham menguat dan 197 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.337.598 kali dengan volume perdagangan 23 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,4 triliun. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 16.280. Investor asing jual saham Rp 720,6 miliar jelang libur panjang.
Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham basic. Sektor saham basic melonjak 1,74%, sektor saham consumer siklikal bertambah 0,68% dan sektor saham energi menanjak 0,50%. Lalu sektor saham industri naik 0,22%, sektor saham keuangan bertambah 0,07%, sektor saham properti mendaki 0,25%, dan sektor saham teknologi menanjak 0,29%.
Sementara itu, sektor saham kesehatan turun 1,07%, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,46%, sektor saham infrastruktur melemah 0,07% dan sektor saham transportasi tergelincir 0,04%.
Gerak Saham
Jelang libur panjang, saham MBMA berbalik arah melemah. Saham MBMA turun 0,44% ke posisi Rp 450 per saham. Harga saham MBMA dibuka naik 28 poin ke posisi Rp 480 per saham. Harga saham MBMA berada di level tertinggi Rp 535 dan level terendah Rp 442 per saham. Total frekuensi perdagangan 90.126 kali dengan volume perdagangan 16.106.050 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 787 miliar.
Saham TOBA terpangkas 3,54% ke posisi Rp 545 per saham. Harga saham TOBA dibuka naik 15 poin ke posisi Rp 580 per saham. Saham TOBA berada di level tertinggi Rp 645 dan level terendah Rp 540 per saham. Total frekuensi perdagangan 37.318 kali dengan volume perdaganagn 4.079.933 saham. Nilai transaksi Rp 239,5 miliar.
Sementara itu, saham AMMN bertambah 6,4% ke posisi Rp 7.900 per saham. Harga saham AMMN dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 7.475 per saham. Saham AMMN berada di level tertinggi Rp 8.075 dan level terendah Rp 7.275 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.336 kali dengan volume perdagangan 617.341 saham. Nilai transaksi Rp 479,9 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham PNSE melonjak 24,62%
- Saham SHIP melonjak 21,74%
- Saham BTEK melonjak 20%
- Saham GDST melonjak 20%
- Saham MLPT melonjak 19,98%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham MTFN merosot 20%
- Saham IOTF merosot 14,65%
- Saham BPFI merosot 14,56%
- Saham AYLS merosot 14,49%
- Saham LPIN merosot 13,33%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BRPT senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 939,5 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 856,4 miliar
- Saham MBMA senilai Rp 784,8 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 676,3 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham MBMA tercatat 90.124 kali
- Saham BRPT tercatat 79.515 kali
- Saham ANTM tercatat 39.345 kali
- Saham TOBA tercatat 37.318 kali
- Saham BRMS tercatat 32.732 kali
Sentimen IHSG
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, pelaku pasar memiliki ekspektasi The Federal Reserve (the Fed) akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini, yang menandakan tarif dan ketidakpastian yang tinggi mulai menyebar ke berbagai sektor ekonomi.
Dari mancanegara, ISM Services Purchasing Managers' Index (PMI) di Amerika Serikat (AS) tercatat turun menjadi 49,9 pada Mei 2025 dari sebelumnya 51,6 pada April 2025, atau jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 52. Demikian mengutip dari Antara.
Data itu mengindikasikan kontraksi moderat di sektor jasa AS, dan menandai penurunan aktivitas pertama sejak Juni 2024 di tengah ketidakpastian yang meningkat akibat kebijakan tarif oleh Dnald Trump.
Dalam rilis Beige Book oleh The Fed, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di AS melemah karena dampak tarif dan ketidakpastian tinggi di berbagai sektor ekonomi, yang menunjukkan dampak dari tarif dan ketidakpastian ekonomi yang semakin meluas.
Sentimen The Fed
Alhasil, pasar memiliki pandangan menyusul kenaikan ekspektasi akan penurunan tingkat suku bunga acuan The Fed pada tahun ini..
“Dari dalam negeri, akhir pekan dan libur panjang menyambut Idul Adha mempengaruhi perilaku investor dalam keputusan investasi, sehingga cenderung untuk menahan diri dan menghindari risiko dengan profit taking dahulu,” ujar dia.
Di sisi lain, pasar berharap dalam perundingan berikutnya antara delegasi Indonesia dan AS memberikan hasil yang konkret terkait tarif dagang resiprokal.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan mulai melakukan negosiasi putaran kedua ihwal tarif perdagangan pada pekan depan.
Sementara itu, stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan juga telah cairnya gaji ke-13 PNS dan momentum libur sekolah akan mendorong tingkat daya beli masyarakat atau konsumsi masyarakat.
Dengan berkontribusi pada peningkatan daya beli masyarakat, yang dapat mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, momentum libur sekolah meningkatkan pengeluaran untuk kebutuhan rekreasi, memberikan dorongan tambahan bagi sektor ritel dan layanan.
Bursa Saham Asia Pasifik
Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada Kamis, setelah perekrutan sektor swasta di AS mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun, meningkatkan kekhawatiran ketidakpastian kebijakan perdagangan dapat membebani ekonomi terbesar di dunia.
Sebuah laporan dari perusahaan pemrosesan penggajian ADP menunjukkan penggajian hanya naik 37.000 untuk bulan tersebut, kurang dari 60.000 yang direvisi turun pada April dan di bawah perkiraan konsensus 110.000 yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Mengutip CNBC, bursa saham Korea Selatan melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, dengan indeks acuan Kospi naik 1,49% hingga ditutup pada 2.812,05 setelah mencapai level tertinggi lebih dari 10 bulan di awal hari. Sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,8% hingga ditutup pada 756,23.
Analis di Nomura memperkirakan Kospi akan mencapai 2.900 pada akhir tahun, didorong oleh reformasi pasar modal yang diharapkan akan dilakukan oleh Presiden Lee Jae-myung. Saat ini, indeks Kospi berada di sekitar 2.800.
Lee juga diharapkan untuk "berfokus pada peningkatan permintaan domestik dengan segera meluncurkan anggaran tambahan kedua pada bulan Juli," tulis analis bank tersebut, yang dipimpin oleh Jeong Woo Park, dalam catatan hari Rabu.
"Kami memperkirakan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif selama masa jabatannya sebagai presiden dibandingkan dengan rencana fiskal jangka panjang pemerintah (kenaikan belanja rata-rata 3,7% per tahun selama tiga tahun ke depan)," mereka menambahkan.
Indeks Saham Acuan Lainnya
Indeks acuan Jepang Nikkei 225 turun 0,51% hingga mengakhiri hari perdagangan di 37.554,49, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,03% hingga ditutup pada 2.756,47.
Indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup datar di level 8.538,9. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,85% sementara indeks CSI 300 Tiongkok daratan naik 0,23% dan ditutup di level 3.877,56.
Indeks acuan India Nifty 50 dan BSE Sensex masing-masing naik 0,84% dan 0,77%. Bank Sentral India diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya seperempat poin persentase menjadi 5,75% pada hari Jumat setelah rapat dua hari.