Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Kamis (4/9/2025). Jelang libur panjang, mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah 0,23% ke posisi 7.867,34. Indeks LQ45 naik 0,14% ke posisi 799,80. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.899,79 dan level terendah 7.855,74. Sepanjang perdagangan, ada 398 saham melemah sehingga bebani IHSG. 260 saham menguat sehingga tahan koreksi IHSG. 147 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.924.291 kali dengan volume perdagangan saham 39,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.418. Investor asing melepas saham Rp 305,1 miliar. Sepanjang 2025, aksi jual oleh investor asing mencapai Rp 55,1 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah. Sementara itu, sektor saham consumer siklikal naik 3,61%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham lain yang menghijau yakni sektor saham transportasi bertambah 0,09%.
Sementara itu, sektor saham basic merosot 1,12%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri susut 0,17%, sektor saham consumer nonsikllikal melemah 0,32%, sektor saham kesehatan terpangkas 0,10%. Selanjutnya sektor saham keuangan merosot 0,18%, sektor saham properti terperosok 0,80%, sektor saham teknologi terpangkas 0,25% dan sektor saham infrastruktur turun 0,33%.
Gerak Saham
Jelang libur panjang ini, saham CBDK merosot 1,18% ke posisi Rp 6.278 per saham. Harga saham CBDK dibuka naik ke posisi Rp 6.425 per saham. Saham CBDK berada di level tertinggi Rp 6.450 dan terendah Rp 6.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.067 kali dengan volume perdagangan saham 57.851 saham. Nilai transaksi Rp 36,5 miliar.
Harga saham CBRE melompat 24,83% ke posisi Rp 362 per saham. Saham CBRE dibuka naik ke posisi Rp 362 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 290. Harga saham CBRE berada di level tertinggi Rp 362 dan terendah Rp 362 per saham. Total frekuensi perdagangan 380 kali dengan volume perdagangan 283.502 saham. Nilai transaksi Rp 10,9 miliar.
Saham SLIS susut 14,29% ke posisi Rp 90 per saham. Harga saham SLIS dibuka turun empat poin ke posisi Rp 101 per saham. Harga saham SLIS berada di level tertinggi Rp 104 dan terendah Rp 90 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.865 kali dengan volume perdagangan 4.706.198 saham. Nilai transaksi Rp 45,2 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG tertahan di jalur melemah yang sebelumnya mengalami rebound tetapi terkoreksi.
“Tampaknya sentimen dari aksi profit taking jelang libur nasional pada esok hari (Jumat) dan juga tekanan jual asing,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, dikutip dari Antara.
Dari mancanegara, fokus perhatian pelaku pasar tertuju pada kebijakan moneter The Fed, yang mana pasar semakin optimistis The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada September 2025.
Berdasarkan CME Fedwatch, tercatat probabilitas sebesar 97,6 persen akan dilakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan 17 September 2025.
Menanti Data Ekonomi AS
Sebelumnya, petinggi The Fed Christopher Waller menegaskan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga pada September 2025, sedangkan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan pemotongan sudah dalam agenda, meski belum memastikan waktunya.
Selain itu, juga terdapat faktor lain yang mendukung pemangkasan suku bunga, yaitu rilis data lowongan kerja Amerika Serikat (AS) yang turun dari sebelumnya 7,35 juta pada Juni 2025 menjadi 7,18 juta pada Juli 2025, yang mengindikasikan penurunan lowongan pekerja dan pasar tenaga kerja yang melemah.
Pelaku pasar juga menantikan rilis klaim pengangguran AS, data ketenagakerjaan ADP, serta laporan penggajian nonpertanian pada Jumat, 5 September 2025, untuk petunjuk lebih lanjut tentang momentum ekonomi dan kebijakan Fed.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham MSKY melonjak 28,57%
- Saham CBRE melonjak 24,83%
- Saham MSIN melonjak 24,30%
- Saham POLU melonjak 19,79%
- Saham KETR melonjak 15,79%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham TMPO merosot 14,93%
- Saham WOWS merosot 14,58%
- Saham SLIS merosot 14,29%
- Saham PPRE merosot 13,01%
- Saham PYFA merosot 10,94%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 825,4 miliar
- Saham BUMI senilai Rp 520,6 miliar
- Saham MDKA senilai Rp 509,2 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 486,2 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 413,5 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham LAJU tercatat 40.814 kali
- Saham BUMI tercatat 38.146 kali
- Saham BBCA tercatat 32.168 kali
- Saham ANTM tercatat 30.703 kali
- Saham MDKA tercatat 29.372 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia-Pasifik sebagian besar ditutup menguat pada Kamis, 4 September 2025.
Kenaikan bursa saham Asia Pasifik mengikuti reli teknologi semalam di Wall Street yang mengangkat indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite, meskipun kekhawatiran yang berkembang seputar ekonomi membebani ekuitas.
Mengutip CNBC, Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, ditutup 1,53% lebih tinggi di level 42.580,27. Kenaikan indeks Nikkei 225 didorong penguatan saham teknologi domestik, dipimpin oleh SoftBank Group, yang menguat lebih dari 6%. Saham Fujikura, produsen sirkuit dan kabel optik, dan pemasok Nvidia, Advantest, masing-masing naik 6,04% dan 4,63%.
Sebelumnya, saham Nidec Corp yang berbasis di Kyoto anjlok hingga 22,44%, setelah perusahaan mengumumkan penyelidikan atas tuduhan praktik akuntansi yang tidak tepat di grupnya. Indeks Topix yang lebih luas naik 1,03% dan ditutup di level 3.080,17.
Indeks Saham Acuan Lainnya
Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 naik 1% menjadi 8.826,5. Pengeluaran rumah tangga di negara itu pada Juli naik 0,5% secara bulanan, menurut Biro Statistik Australia pada hari Kamis. Angka ini dibandingkan dengan kenaikan 0,3% pada bulan Juni. Secara tahunan, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga naik 5,1% pada bulan Juli, laju tercepat sejak November 2023.
Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan untuk sektor kesehatan, transportasi, barang dan jasa lainnya.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik 0,52% ke level 3.200,83, dan indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 1,08% menjadi 805,42.
Indeks Hang Seng Hong Kong memangkas kenaikan sebelumnya dan menutup sesi perdagangan dengan penurunan 1,12%, ditutup pada level 25.058,51, sementara indeks CSI 300 Tiongkok daratan melemah 2,12% dalam perdagangan yang volatil di level 4.365,21.
Indeks acuan India, Nifty 50, naik 0,27%, dan indeks Sensex menguat 0,39% pada pukul 14.01 Waktu Standar India (04.31 EST).