Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin (2/6/2025). Investor dinilai akan menilai kebijakan tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG hari ini berpotensi tes level support kuat di 7.145 dan masih berpotensi kembali rebound.
"Investor masih akan mencerna setelah ketidakpastian tarif Trump sepanjang libur panjang kemarin,” ujar Fanny dalam catatannya.
Ia prediksi, IHSG akan berada di level support 7.100-7.145 dan level resistance di 7.200-7.220.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG diperkirakan sudah berada pada akhir wave (v) dari wave a pada label hitam.
“Hal tersebut berarti, IHSG rawan melanjutkan koreksi ke rentang area 6.713-7.031,tetapi dapat dicermati penguatan dari IHSG yang kami perkirakan berpeluang menguji 7.185-7.216,” kata Herditya dalam catatannya.
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.085,7.009 dan level resistance 7.263-7.324 pada Senin pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Fanny memilih saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Timah Tbk (TINS), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Rekomendasi Saham
Trading Idea hari ini: MBMA, TPIA, AMRT, TINS, SCMA, dan JSMR
- MBMA Spec Buy dengan area beli di 360, cutloss di bawah 358. Target dekat di 364-368.
- TPIA Spec Buy dengan area beli di 9325, cutloss di bawah 9225. Target dekat di 9425-9600.
- AMRT Spec Buy dengan area beli di 2400-2430, cutloss di bawah 2380. Target dekat di 2460-2500.
- TINS Spec Buy dengan area beli di 1185, cutloss di bawah 1175. Target dekat di 1200-1215.
- SCMA Buy on Weakness dengan area beli di 158-162, cutloss di bawah 156. Target dekat di 166-170.
- JSMR Spec Buy dengan area beli di 3780-3800, cutloss di bawah 3750. Target dekat di 3880-3910.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 28 Mei 2025
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Rabu sore ini. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu GTBO, IMDX, MAPB, INRU dan JECC.
Pada Rabu (28/5/2025), sore, IHSG ditutup melemah 23,15 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.175,97. Sementara indeks LQ45 juga melemah 3,42 poin atau 0,42 persen ke posisi 814,76.
"Pelemahan ini terjadi seiring dengan pudarnya optimisme pasar atas ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa (UE)," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya dikutip dari Antara.
Dari sisi ekonomi makro, inflasi (CPI) Australia tetap stabil pada April 2025 dan bertahan di level terendah sejak November 2024. Kenaikan biaya kesehatan dan liburan berhasil mengimbangi penurunan harga bensin, sehingga menjaga harapan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) naik 2,4 persen secara tahunan (yoy) di April 2025, tidak berubah dari bulan Maret namun sedikit di atas perkiraan pasar sebesar 2,3 persen (yoy)
Pekan lalu, bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga ke level terendah dalam dua tahun.
Meredanya tekanan inflasi memberi ruang bagi bank sentral untuk merespons meningkatnya risiko perdagangan global dan membuka peluang pelonggaran moneter tambahan dalam waktu dekat.
Sementara itu, bank sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,25 persen, yang menandai siklus pelonggaran yang lebih dalam dari proyeksi RBNZ tiga bulan lalu, mencerminkan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan perdagangan AS terhadap perekonomian global.
Fokus Investor
Di pasar obligasi, harga surat utang pemerintah Jepang (JGB) merosot menyusul permintaan yang lesu dalam lelang JGB bertenor 40 tahun. Imbal hasil (yield) melonjak 9 bps menjadi 3,37 persen
Lelang senilai sekitar 500 miliar Yuan Jepang atau USD 3,5 miliar, mencatatkan permintaan lemah akibat kekhawatiran atas membengkaknya beban utang pemerintah Jepang.
Isu utang dan surat utang pemerintah telah menjadi perhatian utama pasar dalam beberapa pekan terakhir, seiring dengan tren naiknya imbal hasil secara global.
Fokus investor kini tertuju pada rilis laporan keuangan Nvidia yang dijadwalkan malam ini. Tahun ini, Nvidia menghadapi sejumlah tantangan, termasuk perang dagang dan ketidakpastian seputar belanja korporasi untuk pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), terutama karena Tiongkok terus mencatat kemajuan di bidang tersebut.