Direktur Syailendra Capital Gunanta Afrima: Pilihan Investasi Generasi Muda jadi Tantangan, MI Harus Inovatif

1 week ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Aset investasi makin beragam yang dapat menjadi pertimbangan bagi calon investor dan investor. Portofolio investasi itu mulai dari kripto, emas digital, waran terstruktur.

Dengan aset investasi itu dapat jadi katalis positif untuk investor karena mendapatkan sejumlah pilihan untuk diversifikasi.  Lalu bagaimana prospek investasi reksa dana di tengah makin beragam aset investasi?

Direktur Syailendra Capital Gunanta Afrima menuturkan, investasi memiliki karakteristik berbeda-beda. Seiring karakteristik berbeda itu, investor dapat menyesuaikan profil investasi, tujuan berinvestasi dan bagaimana seseorang dapat menerima risiko investasi itu.

Gunanta mencontohkan, emas merupakan instrumen lindung nilai dan bagus saat kondisi ekonomi dan geopolitik tidak stabil seperti saat ini. Selain itu, ada juga kripto yang dinilai untuk seseorang yang bisa menerima risiko besar.

Seiring aset investasi yang makin beragam, bagaimana prospek investasi reksa dana? Apa saja tantangan industri reksa dana saat ini?

Berikut wawancara Liputan6.com dengan COO Syailendra Capital Gunanta Afrima ditulis Jumat, (5/9/2025):

Prospek Investasi Reksa Dana

1.Bagaimana potensi investasi reksa dana di tengah aset investasi makin beragam mulai dari kripto, emas digital, waran terstruktur dan saham?

Kalau kami Syailendra melihat industri reksa dana despite sekarang banyak alternatif investasi lain masih tetap bagus.

Salah satu kata kuncinya diversifikasi. Jadi kalau kita sebagai investor perlu diversifikasi portofolio. Kita lihat juga karakter instrumen investasi yang disebutkan tujuannya beda-beda. 

Kripto itu cocok untuk orang yang bisa terima risiko besar, potensi return besar, tetapi volatilitas besar, tidak semua orang terima itu.

Emas itu lebih ke instrumen hedging, bagus saat kondisi geopolitik dan ekonomi tidak stabil seperti sekarang, emas bagus. Waran termasuk derivatif high risk. Kalau saham bisa masuk satu, sedangkan reksa dana bisa banyak saham sehingga tersebar risiko. Perlu diversifikasi. Potensi reksa dana masih baik di Indonesia.

2. Bagaimana dengan keunggulan reksa dana di tengah alternatif investasi yang makin beragam?

Bukan kelebihan, tetapi ciri khas reksa dana yang bisa buat pilihan investor karena reksa dana bisa untuk semua kalangan, usia, profil risiko bisa masuk ke sini.

Lagi-lagi diversifikasi. Bicara saham, surat utang negara (SUN) dan obligasi, di reksa dana ada semuanya. Kemudian, modal untuk memulai investasi tidak terlalu besar.  Kalau mau beli saham Telkom, katakana harganya sekarang Rp 3.000, beli 1 lot kali 100 sudah Rp 300.000. Tidak semua orang investasi punya uang sebanyak itu. Kalau punya uang Rp 3 juta cuma beli 10 lot dan satu satu saham.

Dengan reksa dana cukup Rp 10.000. Dengan Rp 10.000 bisa beli macam-macam. Ada segala macam sehingga risiko lebih tersebar. Saya bisa maksimalkan uang tidak terlalu besar.

Kemudian transparansi. Tiap hari kalau beli reksa dana bisa cek di koran. NAB berapa kita untung atau rugi, setiap bulan sebagai investor reksa dana tiap bulan dapat laporan isi portofolio apa saja. Ke depan mau ngapain, ada sedikit analisis portofolio.

Kemudian aman. Beda dengan yang lain, sebagai manajer investasi (MI), kami tidak memegang uang nasabah. Dan kami tidak simpan portofolio di rekening dan brankas kami. Semua dilakukan bank kustodi. Jadi kita me-manage kasih perintah pihak terkait jual beli lewat broker barangnya disimpan dan diambil bank kustodi, uangnya ditaruh di bank.

Kita enggak bisa tarik nasabah dari rekening mereka ke rekening kita. Last but not least, investor kita literasi masih terbatas. Saya tak mungkin lihat market setiap hari. Pengelolaan diserahkan ke orang profesional di bidangnya.

Selanjutnya likuiditas. Likuiditas mau dicairkan anytime bisa. Bukan objek pajak reksa dana. Jadi kalau saving society di convert jadi investment society ambil reksa dana dengan risiko terendah itu akan lebih baik efeknya untuk nation.

3.Bagaimana dengan tantangan industri reksa dana hingga kini?

Tantangan utama market. Kondisi market very challenging dalam beberapa tahun terakhir. Terutama tahun ini, market sangat volatile.

Kemudian kondisi geopolitik makin challenging. Kemudian kita lihat market distruption makin banyak alternatif investasi ada kripto dan macam-macam.

Kita lihat perubahan preferensi investor terutama generasi muda. Generasi muda senang serba instan, sedangkan kalau reksa dana itu longterm.

Kalau beli reksa dana, saya bilang ke anak-anak saya menabung beli reksa dana. Beli saja tiap bulan. Kapan dilihat? Nanti kalau mau menikah, naik haji, mau pensiun. Jangan sekarang dilihatnya. Saya selalu ingat Warren Buffett ngomong waktu terbaik investasi itu 50 tahun lalu. Second bestnya sekarang. Karena intinya harus mulai. Kalau tidak mulai, kita tidak dapat luxurynya.

Itu challenge sekarang menjelaskan perlu proses untuk kita bisa memetik hasil yang dilakukan sekarang terutama investasi reksa dana. Kalau kita lihat orang-orang berhasil di investasi tidak ada dalam waktu singkat. Sekarang yang di jual di media sosial, instan semua. Tapi kita tidak tahu apakah benar. Kalau saya percaya easy come easy go, gampang kita dapat gampang hilang.

Jadi change investor preference tantangannya terutama generasi muda. Yang menjadi tantangan juga karena banyak produk alternatif investasi, inovasi. Sebagai pengelola reksa dana, manajer investasi (MI) harus inovatif. 

Untuk inovasi tidak bisa sembarangan, mungkin diharapkan industri bisa lebih inovatif support dari aturan. OJK melalui P2SK. Sudah mulai banyak peraturan baru tujuannya untuk meningkatkan inovasi di industri ini.

Literasi dari dulu menjadi tantangan. Memang tidak gampang kita punya kondisi geografis untuk melakukan proses literasi merata, tantangan terbesar itu kalau dari semua tadi, jangka panjang benahi adalah literasi, kerja sama pihak terkait. Tidak hanya regulator. Saya lihat dari pemerintah perlu program jelas untuk meliterasi masyarakat terhadap pasar modal.

4. Sejak kapan literasi keuangan dan investasi sebaiknya dilakukan?

Sedini mungkin. Memang belum diakomodasi karena (pemerintah-d) banyak prioritas lain. Saya dulu SD belum mengerti investasi saham. Beli saham ketika sudah bekerja. Literasi itu dengan era internet lebih mudah. Anak-anak cari data apa gampang dapat. Sebagai orangtua mulai dari rumah, tanam sedini mungkin.

Kalau punya uang tidak dihabiskan semua, sisihkan 20 persen, 30 persen dengan menabung dan investasi. Saya mengajar anak-anak saya sedini mungkin.

Saya buka account reksa dana. Yang gampang saja money market. Kalau masih kecil saya buat akun. Itu tugas bersama (literasi-red).

5.Selain geopolitik, apa faktor lain yang membuat pasar menantang dan berdampak ke reksa dana?

Reksa dana terpengaruh dari kondisi pasar. Pasar dipengaruhi  kondisi ekonomi, geopolitik, suku bunga, kemarin perang dagang. Semua efek ke pasar, pada akhirnya ke reksa dana. Itu terutama kita perhatikan. Investasi di reksa dana jangka panjang pada saat masuk ke saham dan obligasi, kita melihat fundamental dahulu, ada pendekatan top down, lihat kondisi makro, ada pendekatan buttom up.

Kalau kita yakin dengan perusahaan itu, kita punya analis, kita punya scoring sistem, metodologi yang menyaring instrumen investasi di situ. Kalau kita sudah yakin pada ada gejolak di makro dan politik segala macam yang sebabkan harga turun, kita jangan panik.

6. Bagaimana dengan sentimen domestik?

Sama dengan global. Suku bunga, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, indikator ekonomi keluarkan lembaga survei. Secara kuantatif itu berpengaruh.

Stabilitas politik. Demo-demo bikin nervous, saya 30 tahun di market, market sudah lebih kebal dengan begitu. Kalau terjadi koreksi, biasanya tidak lama, waktu untuk rebound, enggak jarang rebound bisa lebih tinggi sebelum koreksi.

7.Apakah IHSG berpotensi ke 8.000 lagi?

Kalau kita percaya potensi besar ke sana. Kita melihat level 8.000. high score 7.700 ke 8.000. kalau melihat price earning (PE) sekitar 11 kali waktu COVID 2020. Average PE lima tahun terakhir 13,5-13,6. Secara valuasi masih rendah meski kita lihat indeks anomali ditopang saham konglomerat. Secara umum PE ratio forward setahun masih rendah dibandingkan lima tahun terakhir.

8.Katalis positif apa yang mendorong IHSG hingga akhir tahun?

BI sudah cut rate,  kita tidak tahu hingga akhir tahun apakah ada cut rate. Dengan cut rate kemarin market sudah reli. Kemudian kalau kita lihat pidato ketua the Fed Jerome Powell akan ada cut rate tahun ini, katalis utama membuat market sedikit kenaikan hingga akhir tahun.

Aksi Investor Asing

9. Bagaimana dengan investor besar?

BPJS, salah satunya masuk. Sama sekali hindari saham sebelumnya, sekarang masuk lagi itu sinyal positif yang bisa menopang market dan reduce significantly volatility di market.

Asing keluar, sampai sekarang belum masuk. Di AS capital flight ke sana, sedikit banyak ketidakpastian tinggi, nanti mereka siap masuk ke Indonesia satu katalis lagi. Tapi entah kapan kita belum tahu. Semua wait and see. Terlalu banyak ketidakpastian, perang di mana-mana. Tarif masih belum jelas banget.

10. Tarif masih sangat pengaruhi pasar?

Masih, meski belum sebesar awal-awal Trump umumkan. Karena banyak kejutan-kejutan, dia tidak ketebak orangnya.

11. Investor asing masih keluar dari saham, ada apa?

Suku bunga di sana tinggi. Mereka balik, country risk di sana lebih baik.Simply itu. Karena selalu begitu habitnya asing. Mereka masuk ke sini interest rate meet certain. Pindah ke safe haven.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |