Liputan6.com, Jakarta - Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 2,15 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 1 September 2025.
Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa tidak memungkiri, aliran modal asing keluar tersebut merupakan buntut dari aksi unjuk rasa yang meluas di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
"Sentimen publik terhadap aparat dan pemerintah sedang tertekan, dan ini mulai terasa di pasar saham. Investor tidak suka ketidakpastian, apalagi jika menyangkut ketidakstabilan politik," ujar Reydi kepada Liputan6.com, Selasa (2/9/2025).
"IHSG perdagangan terakhir kemarin mencatatkan penjualan asing sebesar lebih dari Rp 2 triliun. Kita belum tahu apakah hari ini outflow asing tetap deras," dia menekankan.
Senada, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 1 September 2025 pun terkoreksi 1,21 persen ke posisi 7.736,06. Sebanyak 539 saham memerah, termasuk milik emiten besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Kendati begitu, Reydi mengklaim koreksi IHSG tidak akan bersifat panjang. Terbukti setelah IHSG rebound lebih dari 1 persen ke level 7.826 pada akhir sesi I perdagangan Selasa, 2 September 2025.
"Sentimen seperti ini umumnya tidak untuk jangka panjang, selama keadaan bisa terkendali dan kondusif, market IHSG akan berpotensi rebound dalam waktu singkat," imbuh dia
Koreksi Jangka Pendek Saja
Menurut dia, situasi pelik saat ini tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap IHSG, hanya koreksi jangka pendek saja. Koreksi bisa semakin dalam, tapi tidak berlarut-larut dan dalam waktu singkat akan rebound.
"Apakah IHSG akan terjadi trading halt karena aksi jual yang masif? saya rasa itu belum tentu akan terjadi. Karena penurunan IHSG ditopang oleh emiten-emiten sektor lain juga seperti dari sektor komoditi dan juga dari emiten konglomerasi," bebernya.
Reydi melanjutkan, meskipun investor asing telah melakukan aksi jual bersih dalam jumlah besar, namun mereka juga tengah mengintai penurunan harga saham di Pasar Modal Indonesia.
"Perdagangan hari ini jadi penentu juga apakah asing tetap masif keluar bursa atau tidak. Artinya ada yang menopang. IHSG masih bisa stabil, malah koreksinya ditunggu oleh investor di saham blue chip," tuturnya.
IHSG Melemah Setelah Demo, Begini Kata Bos BEI
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menilai kondisi pasar saham nasional masih terjaga dengan baik meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi. Iman menuturkan, pelemahan tersebut lebih disebabkan oleh sentimen asing ketimbang faktor mendasar dari pasar.
"Kondisi saham itu ada dua hal, fundamental dan persepsi. Fundamental kita tetap bagus dan tidak berubah. Bahkan MSCI menambah emiten Indonesia, menunjukkan kepercayaan terhadap pasar kita tetap tinggi. Yang memengaruhi penurunan IHSG lebih pada persepsi investor asing," ujar Iman kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/9/2025).
Iman menambahkan, secara fundamental, emiten di BEI tetap menunjukkan performa solid. Iman juga menuturkan tidak ada perubahan aturan terkait trading halt, sehingga mekanisme perdagangan masih berlangsung normal.
Sentimen Investor
Adapun Iman mengungkapkan sentimen investor bisa dipengaruhi faktor luar negeri maupun dinamika sosial-politik domestik yang sifatnya temporer.
Namun, dengan dukungan makroekonomi yang kuat, termasuk inflasi yang terkendali, surplus neraca perdagangan, serta cadangan devisa yang cukup, pasar saham Indonesia tetap memiliki daya tarik bagi investor dalam jangka menengah dan panjang.
“Meski terjadi fluktuasi, momentum pasar menunjukkan tren positif seiring membaiknya persepsi investor,” pungkasnya.