Cakalele, Tarian Perang Gagah dari Manado Menyuarakan Semangat Leluhur

2 months ago 39

Liputan6.com, Jakarta - Di balik gemuruh festival budaya dan semarak upacara adat yang digelar di Tanah Minahasa, Tarian Cakalele hadir sebagai denting langkah yang penuh makna dan kekuatan.

Tarian ini bukan sekadar suguhan seni yang memanjakan mata, melainkan sebuah bentuk ekspresi sejarah dan identitas yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Manado. Cakalele adalah tarian tradisional Manado yang menggambarkan semangat kepahlawanan dan jiwa ksatria para leluhur Minahasa.

Tarian ini berkembang pesat di Sulawesi Utara, terutama di Manado, dan kini menjadi ikon kebudayaan yang tak pernah absen dalam perayaan penting seperti festival budaya, penyambutan tamu kehormatan, hingga upacara adat.

Gerakan-gerakan gagah para penari, dilengkapi dengan pakaian adat dan senjata tradisional, menjadikan Cakalele sebagai pertunjukan yang tak hanya indah tetapi juga sarat nilai-nilai kepahlawanan dan spiritualitas.

Dalam penampilannya, Tarian Cakalele biasanya dibawakan oleh laki-laki, meskipun dalam beberapa perkembangan modern juga mulai melibatkan perempuan sebagai pelengkap atau tokoh tambahan.

Para penari akan mengenakan pakaian perang adat Minahasa yang mencolok: kain merah menyala sebagai lambang keberanian, ikat kepala khas, serta senjata seperti pedang (santi) dan tameng (salawaku) yang digenggam erat seolah siap bertempur.

Gerakannya ritmis, penuh semangat, dan disertai teriakan-teriakan yang menggugah suasana, memperkuat aura magis dari tarian ini. Tidak jarang pula, alunan musik tradisional seperti tifa, gong, dan tambur mengiringi tarian dengan irama yang menghentak, menciptakan atmosfer yang membawa penonton seolah kembali ke zaman ketika para prajurit Minahasa berdiri gagah membela tanah air mereka dari penjajahan.

Namun lebih dari sekadar simbol peperangan, Cakalele juga merepresentasikan harmoni antara kekuatan dan kesucian. Dalam berbagai ritual adat, tarian ini sering diawali dengan upacara sakral yang melibatkan tokoh adat atau tetua kampung.

Penghormatan Leluhur

Doa-doa dipanjatkan sebagai bentuk penghormatan terhadap roh-roh leluhur, meminta izin agar pertunjukan Cakalele dapat berlangsung dengan restu dan perlindungan. Aspek spiritual ini mempertegas bahwa Cakalele bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga media untuk menjaga kesinambungan nilai-nilai tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Di sinilah letak keunikan Cakalele dibandingkan dengan tarian perang dari daerah lain ada unsur religius dan penghormatan yang kuat terhadap sejarah dan leluhur yang menyatu dalam setiap hentakan kaki dan ayunan pedang para penarinya.

Peran Tarian Cakalele dalam kehidupan budaya masyarakat Manado tidak bisa dipandang remeh. Tarian ini menjadi jembatan antara generasi masa kini dengan akar sejarah mereka, menjadi alat edukasi yang memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda.

Bahkan dalam perkembangan seni pertunjukan modern, Cakalele sering dipadukan dengan unsur teatrikal dan koreografi kontemporer tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya. Di berbagai festival, baik di tingkat lokal maupun nasional, Cakalele selalu mampu mencuri perhatian karena kekuatan ekspresinya yang autentik.

Pemerintah daerah Sulawesi Utara pun telah memasukkan Cakalele sebagai bagian penting dalam strategi pelestarian budaya daerah, mendorong sanggar-sanggar seni untuk mengajarkan tarian ini kepada anak-anak sekolah dan remaja, agar nyalanya tak padam ditelan zaman.

Cakalele menjadi bukti bahwa warisan budaya bukanlah sekadar benda mati yang dipajang di museum atau dilupakan dalam lembaran buku sejarah. Ia adalah napas yang hidup, berdenyut dalam tubuh masyarakatnya, dan terus berdansa di panggung-panggung tradisi serta modernitas.

Ketika para penari Cakalele menari dengan penuh semangat, yang mereka sampaikan bukan hanya cerita tentang perang atau kepahlawanan, tetapi juga tentang cinta yang mendalam terhadap tanah kelahiran, terhadap leluhur, dan terhadap kebudayaan yang mereka warisi.

Maka tak heran bila Tarian Cakalele tetap berdiri tegak sebagai ikon kebanggaan Manado sebuah ekspresi agung tentang keberanian, kehormatan, dan warisan yang tak ternilai dari Bumi Minahasa.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |