Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Tokyo melambung pada Rabu, (23/7/2025) setelah Jepang dan Amerika Serikat (AS) akhirnya mencapai kesepakatan perdagangan memangkas tarif Donald Trump termasuk tarif pada sektor otomotif yang krusial.
Mengutip Channel News Asia, investor juga merespons positif berita kalau Washington telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia dan Filipina memicu optimisme kalau negara-negara lain akan mencapai kesepakatan untuk menghindari dampak terburuk dari tarif impor Trump.
Meski belum ada kesepakatan yang tercapai menjelang batas waktu 1 Agustus yang ditetapkan Trump sendiri, pasar saham akan terus menguat dalam beberapa pekan terakhir didorong optimisme kalau pemerintah pada akhirnya akan mencapai kesepakatan.
Jepang merupakan salah satu negara yang belum menandatangani meski utusan perdagangan Ryosei Akazawa telah melakukan serangkaian kunjungan ke Washington yang meredam sentimen investor di Tokyo.
Namun, Trump menuturkan pada Selasa pekan ini kalau pejabat telah menyetujui kesepakatan “besar” yang akan mencakup tarif 15% untuk impor Jepang, turun dari ancaman sebelumnya 25%.
Tokyo juga berhasil memangkas tarif tol untuk sektor otomotif, sektor yang sumbangn 8% lapangan kerja di Jepang menjadi 15% dibandingkan 25% untuk negara lain.
"Kami baru saja menyelesaikan kesepakatan besar dengan Jepang, mungkin kesepakatan terbesar yang pernah dibuat,” tulis Trump dalam pengumuman di platform Truth Social miliknya.
"Jepang akan berinvestasi, atas arahan saya sebesar USD 550 miliar ke Amerika Serikat yang akan menerima 90% dari keuntungannya,” kata dia.
Ia belum memberikan detil mengenai rencana investasi tersebut, tetapi mengklaim kesepakatan itu akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menuturkan perlu memeriksa kesepakatan itu sebelum berkomentar.
Gerak Saham
Namun, kemudian, ia menuturkan pungutan 50% untuk baja dan aluminium tidak termasuk dalam kesepakatan.
Pelaku pasar kembali berdatangan ke pasar, mendorong indeks Nikkei naik lebih dari 3% berkat melonjaknya saham-saham produsen mobil.
Saham Toyota meroket lebih dari 15%, Mitsubishi melonjak hampir 14%, dan Nissan bertambah hampir 10%.
Yen menguat menjadi 146,20 per dolar AS, dibandingkan hampir 148 pada Selasa pekan ini. Yen telah mengalami penguatan baru-baru ini setelah Ishiba berjanji untuk tetap menjabat meskipun mengalami kekalahan telak dalam pemilu akhir pekan lalu.
Namun, analis bersikap hati-hati terhadap kesepakatan itu. Stefan Angrick dari Moody’s Analytics memperingatkan kesepakatan itu tidak mungkin menjadi babak terakhir dalam saga yang telah menghancurkan ekonomi Jepang.
“Kemenangan Jepang yang tampak tidak begitu jelas, negara itu menghadapi tarif AS dalam angka satu digit rendah, sebelum April dan tarif 10% sejak pertengahan April. Belum jelas kapan tarif baru akan berlaku,” tulis dia.
“Masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonomi berdasarkan informasi dangkal yang tersedia saat ini, yang paling bisa dikatakan saat ini adalah tarif 15 persen lebih buruk daripada yang diberlakukan Jepang, tetapi lebih baik dari pada yang diancamkan,”.
Seperti Indonesia, Filipina Sepakati Tarif 19 Persen dengan Trump
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan dia telah mencapai kesepakatan dagang dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., setelah keduanya bertemu pada Selasa (22/7/2025) di Gedung Putih. Kesepakatan itu membuat Amerika Serikat (AS) menurunkan tarif untuk Filipina, tanpa membayar pajak impor atas barang yang dijualnya di sana.
Trump mengungkapkan garis besar kesepakatan tersebut melalui jejaring sosial miliknya dan mengatakan bahwa AS dan Filipina akan terus memperkuat kerja sama militer. Pengumuman rancangan kesepakatan awal yang belum memiliki rincian jelas ini datang ketika kedua negara tengah berupaya menjalin hubungan keamanan dan ekonomi yang lebih erat di tengah perubahan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
Pemerintahan Marcos sebelumnya mengindikasikan bersedia menawarkan tarif nol untuk beberapa barang AS demi mencapai kesepakatan dengan Trump.
Kunjungan Marcos selama tiga hari ke Washington menegaskan pentingnya aliansi antara Filipina dan Amerika Serikat sebagai negara sekutu dalam perjanjian pertahanan, terutama di tengah meningkatnya agresivitas China di Laut China Selatan, tempat Manila dan Beijing kerap terlibat bentrokan terkait wilayah sengketa Scarborough Shoal.
Penurunan Tarif
Washington memandang Beijing—ekonomi terbesar kedua di dunia—sebagai pesaing terbesarnya dan pemerintahan AS berturut-turut telah berusaha mengalihkan fokus militer dan ekonomi AS ke kawasan Asia-Pasifik dalam upaya mengimbangi China.
Trump menulis di platform media sosial Truth Social bahwa AS akan menetapkan tarif sebesar 19 persen terhadap Filipina, turun dari tarif 20 persen yang dia ancam akan diberlakukan per 1 Agustus. Sebagai imbalannya, menurut dia, Filipina akan membuka pasarnya dan AS tidak akan membayar tarif.
Penurunan tarif dalam kesepakatan dagang antara AS dan Filipina mencerminkan angka yang sama dengan tarif baru yang berhasil dinegosiasikan Indonesia, yakni dari 32 persen menjadi 19 persen.
Tanpa rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan tersebut, belum jelas bagaimana dampaknya terhadap perekonomian kedua negara.
Trump menyebutkan pula bahwa kunjungan Marcos adalah sesuatu yang "indah" dan merupakan "kehormatan besar" untuk menjamu seorang negosiator yang "sangat baik dan tangguh".
Saat tampil di hadapan wartawan di Ruang Oval sebelum pertemuan empat mata mereka, Marcos menyampaikan hangatnya hubungan antara kedua negara.
"Ini telah berkembang menjadi hubungan yang sepenting mungkin," kata Marcos seperti dilansir AP.
Saling Membela
Ketika ditanya bagaimana dia akan menyeimbangkan hubungan negaranya antara AS dan China, Marcos mengatakan tidak perlu ada penyeimbangan karena kebijakan luar negeri negaranya bersifat independen.
"Mitralah terkuat kami sejak dulu adalah AS," kata Marcos, yang negaranya merupakan salah satu sekutu perjanjian AS tertua di kawasan Pasifik.
Marcos juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pekan ini. Di Pentagon pada Senin, Marcos mengatakan kepada Hegseth bahwa jaminan untuk saling membela "masih menjadi landasan utama hubungan kedua negara".
Dia mengatakan kerja sama telah semakin dalam sejak kunjungan Hegseth ke Manila pada Maret, termasuk melalui latihan militer bersama dan dukungan AS dalam memodernisasi angkatan bersenjata Filipina. Marcos berterima kasih kepada AS atas dukungan yang dibutuhkan Filipina untuk menghadapi berbagai ancaman.
Saat menjamu Marcos, Trump menyatakan, kunjungannya ke China tidak terlalu lama lagi. Trump memuji hubungan AS dan China, namun menegaskan bahwa Filipina memiliki kebebasan penuh dalam menjalin hubungan dengan China.
"Lakukan saja apa pun yang perlu Anda lakukan," tutur Trump kepada Marcos. "Urusan Anda dengan China sama sekali tidak akan mengganggu saya."