Bursa Saham Asia Melejit, Investor Menanti Negosiasi Dagang AS-China

14 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (9/5/2025). Kenaikan bursa saham Asia Pasifik terjadi seiring investor menunggu diskusi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China serta data utama China.

Mengutip CNBC, Senin pekan ini, ketegangan perdagangan tampaknya mereda antara dua ekonomi teratas dunia karena China dilaporkan telah memberikan persetujuan sementara untuk ekspor tanah jarang. Sementara itu, Boeing juga telah mulai mengirimkan jet komersial ke China.

Di sisi lain, China dijadwalkan untuk merilis serangkaian data, termasuk pembacaan inflasi konsumen dan grosir pada Mei 2025. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi harga konsumen turun 0,2% tahun ke tahun. Sementara itu, Producer Price Index (PPI) diprediksi turun 3,2% dari tahun sebelumnya.

Adapun indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,95% pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix bertambah 0,72%. Di Korea Selatan, indeks Kospi melonjak 1,73%, indeks Kosdaq mendaki 0,66%.

Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng di Hong Kong berada pada posisi 23.801 yang menunjukkan pembukkan sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di psosii 23.792,54. Sedangkan bursa saham Australia libur.

Kontrak berjangka bursa saham Amerika Serikat (AS) sebagian besar mendatar pada perdagangan awal Asia.

Tiga indeks acuan di wall street melonjak pekan lalu. Hal ini terjadi setelah data penggajian nonpertanian keluar lebih baik dari yang diharapkan.

Data pekerjaan AS naik 139.000 pada Mei. Di sisi lain, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat, data itu di atas perkiraan Dow Jones sebesar 125.000 pada Mei tetapi kurang dari 147.000 yang direvisi pada April.

Pada pekan lalu, indeks Dow Jones menguat 443,13 poin atau 1,05% ke posisi 42.762,87. Indeks Dow Jones menguat lebih dari 600 poin. Indeks S&P 500 melonjak 1,03% ke posiis 6.000 untuk pertama kali sejak akhir Februari dan ditutup ke posisi 6.000,36. Indeks Nasdaq melambung 1,2% ke posisi 19.529,95.

Penutupan Wall Street pada 6 Juni 2025

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Jumat, 6 Juni 2025. Kenaikan wall street itu setelah data penggajian nonpertanian terbaru lebih baik dari yang diharapkan, meredakan kekhawatiran kalau ekonomi akan segera melambat.

Mengutip CNBC, Sabtu (7/6/2025), indeks Dow Jones melonjak 443,13 poin atau 1,05% ke posisi 42.762,87. Indeks saham unggulan itu naik lebih dari 600 poin pada titik tertinggi dalam sesi tersebut.

Indeks S&P 500 menguat 1,03%, melampaui posisi 6.000 untuk pertama kali sejak akhir Februari, dan ditutup ke posisi 6.000,36. Indeks Nasdaq melambung 1,2% ke posisi 19.529,95.

Pergerakan pasar lebih tinggi didukung oleh kenaikan lebih dari 3% di Tesla. Sebelumnya saham produsen kendaraan listrik itu membebani pasar pada Kamis pekan ini. Saham Tesla turun 14% seiring CEO Elon Musk berdebat dengan Presiden AS Donald Trump di media sosial.

Nama-nama besar terkait teknologi lainnya yakni Nvidia, Meta Platforms, dan Apple juga mengakhiri sesi dengan kenaikan.

Data pekerjaan AS naik 139.000 pada Mei, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat pekan ini, di atas perkiraan Dow Jones sebesar 125.000 untuk bulan tersebut tetapi kurang dari 147.000 yang direvisi turun pada April. Tingkat pengangguran tidak berubah pada 4,2%.

"Laporan penggajian nonpertanian lebih baik dari yang diharapkan,” ujar Chief Market Strategist Ameriprise, Anthony Saglimbene.

"Ini menunjukkan pasar tenaga kerja bertahan dengan sangat baik meskipun ada beberapa tren pertumbuhan yang melambat,” ia menambahkan.

Data Ekonomi

Serangkaian data yang dirilis awal minggu ini mengisyaratkan kemungkinan perlambatan ekonomi, menimbulkan pertanyaan tentang dampak negosiasi tarif multi-front dan langkah selanjutnya bagi Federal Reserve, yang selanjutnya bertemu untuk menetapkan kebijakan suku bunga pada 17-18 Juni.

Pada Kamis, klaim pengangguran untuk periode minggu lalu lebih tinggi dari yang diharapkan. Hal itu terjadi sehari setelah ADP melaporkan bahwa penggajian sektor swasta hanya mengalami kenaikan sebesar 37.000 pada Mei, yang jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 110.000. Aktivitas di sektor jasa AS juga melemah secara tak terduga bulan lalu.

"Masih ada ketidakpastian tentang dampak inflasi dari tarif," lanjut Saglimbene.

Ia memperkirakan dampak tarif akan mulai lebih terlihat dalam data ekonomi selama musim panas. "Pasar agak menahan penilaian tentang apa arti semua ini bagi pertumbuhan dan profitabilitas selama beberapa kuartal berikutnya, jadi kita agak kembali ke tempat kita berada pada bulan Februari,” ujar dia.

Trump sejak itu menawarkan sedikit harapan pada perdagangan, dengan mengumumkan pada Jumat bahwa pembicaraan antara AS dan Tiongkok akan berlangsung minggu depan di London.

Indeks S&P 500 mengakhiri sesi lebih dari 2% di bawah titik tertingginya pada Februari. Indeks pasar yang luas, bersama dengan dua tolok ukur utama lainnya, juga membukukan kenaikan penting untuk minggu ini. Indeks S&P 500 naik 1,5% pada minggu ini, dan Dow membukukan kenaikan 1,2%. Indeks Nasdaq melonjak 2,2% selama periode tersebut.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |