Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan beragam pada perdagangan Senin (2/6/2025). Bursa saham Asia Pasifik bervariasi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan menggandakan tarif impor baja menjadi 50%. Tarif itu mulai berlaku Rabu.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,89% dan indeks Topix susut 0,65% saat pembukaan perdagangan. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,16% sedangkan indeks Kosdaq mendatar. Indeks ASX 200 di Australia juga tidak berubah saat pembukaan perdagangan.
Sementara itu, indeks kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di posisi 22.901, lebih rendah dari penutupan terakhir di 23.289,77.
Bursa saham China, Malaysia dan Selandia Baru libur pada awal pekan ini. “Kami akan menaikkan tarif baja dari 25 persen menjadi 50 persen ke Amerika Serikat,” kata Trump dalam sambutannya di Irvin Works milik US Steel di West Mifflin, Pennyslvania.
Donald Trump mengatakan, tarif yang tinggi akan semakin mengamankan industri baja.Trump juga mengunggah di Truth Social kalau tarif baja akan mulai berlaku pada 4 Juni.
Di sisi lain, saham berjangka AS turun seiring wall street bersiap untuk memulai bulan perdagangan baru setelah kinerja kuat pada Mei.
Harga saham berjangka S&P 500 diperdagangkan turun 0,3%, bersama dengan harga saham berjangka Nasdaq-100. Harga saham berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average juga turun 108 poin, atau 0,3%.
Jumat lalu, tiga indeks utama ditutup beragam. S&P 500 sedikit berubah pada Jumat untuk menutup bulan yang menguntungkan, turun tipis 0,01% hingga ditutup pada 5.911,69. Nasdaq Composite turun 0,32% menjadi 19.113,77, sementara Dow Jones Industrial Average naik 54,34 poin, atau 0,13%, hingga ditutup pada 42.270,
Wall Street Menutup Mei Perkasa, Investor Saham Abaikan Keruwetan Perang Tarif
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau lebih dikenal dengan nama Wall Street hanya bergerak tipis pada hari perdagangan Jumat yang merupakan penutupan bulan Mei 2025. Sepanjang bulan kelima ini, Wall Street mengalami fluktuasi yang tinggi tetapi mampu menutup bulan dengan angka positif.
Investor pasar saham AS menepis kekhawatiran perang dagang setelah Presiden Donald Trump mengatakan China melanggar perjanjian perdagangan pendahuluannya.
Mengutip CNBC, Sabtu (31/5/2025), S&P 500 yang merupakan salah satu indeks saham acuan turun tipis 0,01% hingga berakhir pada 5.911,69. Nasdaq Composite turun 0,32% menjadi 19.113,77. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 54,34 poin, atau 0,13%, dan berakhir pada 42.270,07.
Perdagangan Jumat menandai berakhirnya sesi perdagangan Mei yang kuat, dengan sebagian besar reli menyusul pengumuman kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris. Investor berharap hal itu dapat membuka jalan bagi lebih banyak perjanjian dengan negara-negara lain yang menghadapi aturan bea masuk AS.
S&P 500 naik 6,2% bulan ini, sementara Nasdaq melonjak 9,6% selama periode tersebut. Keduanya mencatat bulan terbaik sejak November 2023. Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik 3,9% pada Mei.
Selama seminggu, S&P 500 melonjak 1,9%, sementara Dow yang terdiri dari 30 saham naik 1,6%. Nasdaq yang didominasi saham teknologi naik 2%.
AS Vs China
Wall Street awalnya jatuh pada sesi perdagangan hari Jumat setelah Trump mengatakan dalam sebuah unggahan media sosial bahwa China "melanggar" perjanjian perdagangannya saat ini dengan AS.
Kemudian pada hari perdagangan, sebuah laporan Bloomberg, mengutip sumber yang dikenalnya, mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk memperluas pembatasan pada sektor teknologi China.
Itu terjadi setelah Menteri Keuangan Bessent mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa pembicaraan perdagangan AS-China agak terhenti.
Investor sekarang bertanya-tanya apakah, atau kapan, kesepakatan jangka panjang antara China dan AS dapat dicapai.
Pemerintah telah menemukan rencana kontroversialnya untuk mengenakan tarif yang luas dan tinggi dalam ketidakpastian hukum.
Pengadilan Perdagangan Internasional
Kekhawatiran hukum mencapai titik didih setelah Pengadilan Perdagangan Internasional pada Rabu malam menghentikan sebagian besar tarif Trump.
Namun, pengadilan banding memberikan penangguhan pada Kamis sore, yang memungkinkan bea masuk tetap berlaku hingga minggu depan.
Pemerintah Trump mempertimbangkan untuk menggunakan ketentuan Undang-Undang Perdagangan tahun 1974 untuk menerapkan tarif hingga 15% selama 150 hari, menurut The Wall Street Journal.
Pertarungan hukum seputar tarif menawarkan ketidakpastian terbaru untuk pasar yang sudah tidak nyaman. Investor telah berjuang dengan kekhawatiran ekonomi makro yang terkait dengan tarif dan khawatir bahwa perombakan kebijakan perdagangan AS dapat menyebabkan resesi.