Bursa Saham Asia Bervariasi saat Wall Street Melesat

6 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka bervarasi pada perdagangan Kamis (11/9/2025). Bursa saham Asia Pasifik beragam setelah wall street setelah mencapai rekor tertinggi di tengah harapan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dan data inflasi AS.

Mengutip, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,23% pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix susut 0,18%. Demikian mengutip CNBC, Kamis pekan ini.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,68% dan indeks Kosdaq yang berisi kapitalisasi kecil bertambah 0,2%. Di Australia, indeks ASX 200 di Australia bertambah 0,2%.

Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong dibuka melemah dengan kontrak berjangka di level 25.994 dibandingkan dengan penutupan terakhir indeks di level 26.200,26.

Sementara itu, harga saham berjangka Amerika Serikat (AS) sedikit berubah pada awal sesi perdagangan di Asia. Hal ini karena wall street menanti indikator inflasi konsumen utama pada Agustus yang akan dirilis pada Kamis pagi di Amerika Serikat waktu setempat.

Semalam di Amerika Serikat, sebagian besar indeks acuan utama AS di wall street naik dan mencapai rekor penutupan tertinggi baru setelah data indeks harga produsen terbaru menunjukkan inflasi mulai mereda.

Kinerja Wall Street

Indeks S&P 500 ditutup naik 0,3% di 6.532,04, rekor penutupan untuk indeks tersebut. Indeks ini sempat naik sekitar 0,7% pada puncaknya ke 6.555,97, sekaligus mencetak rekor intraday tertinggi sepanjang masa.

Nasdaq Composite naik tipis 0,03% dan berakhir di 21.886,06, juga mencatat rekor penutupan tertinggi setelah mencapai rekor intraday tertinggi sepanjang masa sebelum melemah pada sore hari.

Dow Jones Industrial Average turun 220,42 poin, atau 0,48%, dan ditutup pada 45.490,92, terhambat oleh penurunan saham Apple karena pengumuman iPhone terbaru gagal mengesankan investor.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 10 September 2025

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, 10 September 2025. Kenaikan bursa saham Asia Pasifik ini mengikuti wall street seiring meningkatnya harapan penurunan suku bunga oleh the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, investor juga mencermati data inflasi Agustus dari China.

Mengutip CNBC, indeks CSI 300 di China menguat 0,21% dan ditutup ke posisi 4.445,36. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1,04% dan indeks Hang Seng teknologi menanjak 1,82%.

Adapun harga konsumen di China turun 0,4% secara tahunan pada Agustus, menurut data dari Biro Statistik Nasional yang meleset dari harapan penurunan 0,2% oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Sementara itu, indeks harga produsen melemah 2,9% secara tahunan, sejalan dengan harapan dan membaik dari penurunan 3,6% pada Juli.

Indeks Nikkei

Saham Alibaba Group yang tercatat di Hong Kong menguat 2,1% setelah mencapai level tertinggi hampir empat tahun pada awal sesi perdagangan. Hal ini terjadi setelah perusahaan rintisan humanoid China X Square Robot mengumumkan telah mendapatkan sekitar USD 100 juta dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh Alibaba Cloud.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,87% ke posisi tertinggi 43.837,67. Indeks Topix melesat 0,6% ke posisi 3.140,97. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 1,67% ke posisi 3.314,53 setelah sentuh rekor tertinggi.

Tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman di negara itu sedikit naik menjadi 2,6% pada Agustus dibandingkan 2,5% pada Juli, berdasarkan data dari pemerintah. Indeks Kosdaq melambung 0,53%.

Di Australia, indeks ASX 200 menanjak 0,31% ke posisi 8.830,4. Indeks Nifty 50 menguat 0,56% dan indeks Sensex melesat 0,54%. Indeks Straits Times Singapura melambung lebih dari 1% ke posisi 4.341,32.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |