Liputan6.com, Jakarta - Dua pimpinan direksi PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) telah memborong total 10 juta lembar saham milik perusahaan.
Keduanya yakni Presiden Direktur (Presdir) CDIA, Fransiskus Ruly Aryawan dan Direktur CDIA Jonathan Kandinata, masing-masing sebanyak 5 juta lembar saham.
Mengutip keterbukaan informasi, Kamis (24/7/2025), pembelian tersebut dilakukan pada 17 Juli 2025, dengan harga beli Rp 800 per saham. Artinya, masing-masing bos CDIA merogoh kocek sekitar Rp 4 miliar.
Sebelum transaksi tersebut, Ruly dan Jonathan tidak memiliki saham CDIA. Setelah transaksi, kepemilikan masing-masing daripadanya setara dengan 0,004 persen.
Pada sesi perdagangan lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat menghentikan sementara perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pada Rabu, 23 Juli 2025.
Keputusan ini diambil setelah saham CDIA menunjukkan peningkatan harga kumulatif yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Ditutup Meroket 55,3%
Berdasarkan data Google Finance, saham CDIA ditutup melonjak 55,38 persen dalam lima hari terakhir ke posisi Rp 1.515 per saham. Kapitalisasi pasar saham CDIA mencapai Rp 189,12 triliun.
Suspensi saham ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai bentuk perlindungan bagi para investor di pasar modal. BEI berupaya memberikan waktu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan kembali keputusan investasi mereka di tengah volatilitas harga yang tinggi.
Langkah ini menjadi sorotan mengingat kinerja saham CDIA yang melonjak sebelum suspensi diberlakukan. Penghentian perdagangan ini diharapkan dapat menciptakan kondisi pasar yang lebih kondusif dan transparan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bentuk Perlindungan Investor
BEI menuturkan, suspensi saham CDIA dilakukan seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham CDIA dan sebagai bentuk perlindungan investor. Seiring hal itu, BEI memandang perlu suspensi saham CDIA.
"Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan," tulis BEI.
Chandra Daya Investasi (CDIA), Siap Jadi Pemain Kunci Infrastruktur di Asia Tenggara
Sebelumnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) atau CDI Group resmi mencatatkan saham perdana di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CDIA. Dalam proses penawaran umum perdana (IPO), perusahaan berhasil meraih dana sebesar Rp2,37 triliun dari penerbitan 12,48 miliar lembar saham baru dengan harga Rp190 per saham.
IPO CDI Group disambut antusias investor dengan tingkat oversubscription yang luar biasa, mencapai 563,64 kali dari total alokasi. Tercatat sebanyak 400.126 investor berpartisipasi dalam masa penawaran yang berlangsung pada 2–7 Juli 2025, setelah sebelumnya melalui masa penawaran awal pada 19–24 Juni 2025.
Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan, menyampaikan apresiasinya atas dukungan investor. Fransiskus menyebut saham perdana hari ini menjadi momen penting bagi CDI Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Posisi Strategis di Asia Tenggara
Lebih lanjut, Ruly menekankan pentingnya posisi strategis CDI Group dalam sektor infrastruktur, terutama di tengah kebutuhan industri yang semakin berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurutnya, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien.
Kebutuhan akan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan Perseroan.
“CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi.” tuturnya
Fokus Pemanfaatan Dana IPO
Dana hasil IPO akan difokuskan untuk memperkuat lini bisnis utama, mempercepat sejumlah proyek strategis, serta memperbesar kapasitas anak usaha CDI Group. Rinciannya:
Rp871,76 miliar dialokasikan untuk sektor logistik, termasuk penyertaan modal ke anak usaha guna pembelian kapal dan operasional pendukung.
Rp1,48 triliun digunakan untuk pengembangan fasilitas kepelabuhanan dan penyimpanan, termasuk pembangunan tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene, dan infrastruktur penunjang lain di kawasan industri strategis.
Infrastruktur Berkelanjutan
CDI Group menegaskan komitmennya sebagai penyedia solusi infrastruktur berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah bagi industri, pemangku kepentingan, dan masyarakat luas.
“Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur yang relevan bagi kebutuhan industri di masa depan, serta menciptakan nilai tambah yang nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat luas,” pungkasnya.