Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) resmi mengakuisisi PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS) atau pengelola Lawson. Penjualan LWS oleh PT Midi Utama Indonesia Tbk diperkirakan tidak memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan keuangan perusahaan.
LWS diketahui hanya menyumbang 6,8% dari total pendapatan bersih 2024 dan bahkan menurun menjadi 4,3% pada kuartal pertama 2025. Hal ini memperkuat keyakinan manajemen pelepasan LWS merupakan langkah yang tepat untuk efisiensi portofolio.
Dengan dilepasnya LWS, Midi Utama Indonesia kini dapat memfokuskan sumber dayanya pada lini bisnis inti, yakni perdagangan eceran. Manajemen menegaskan efisiensi ini diharapkan membawa peningkatan kinerja keuangan, baik dari sisi laba rugi maupun arus kas, yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
"Perseroan berharap dengan dilakukannya transaksi ini, Perseroan dapat fokus pada portofolio bisnis Perseroan di bidang perdagangan eceran sehingga diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan pada masa yang akan datang," ungkap Corporate Secretary Midi Utama Indonesia Tbk, Suantopo Po dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (23/5/2025).
Penutupan 300 Gerai Lawson Jadi Strategi Adaptif Terhadap Dinamika Pasar
Dalam materi paparan publik yang disampaikan pada 16 Mei 2025, Perseroan mengonfirmasi sebanyak 300 gerai Lawson ditutup sepanjang 2024.
Bagian Evaluasi
Penutupan ini merupakan bagian dari evaluasi berkala yang umum terjadi dalam bisnis ritel, di mana setiap lokasi dianalisis kelayakannya secara berkelanjutan. Perseroan menegaskan keputusan ini didasarkan pada pertimbangan komersial dan operasional yang matang.
Beberapa faktor yang mendorong penutupan gerai termasuk tidak diperpanjangnya sewa oleh pemilik bangunan serta perubahan lingkungan sekitar gerai yang berdampak pada penurunan kinerja. Penyesuaian ini dilakukan guna memastikan setiap aset yang dimiliki memberikan kontribusi optimal terhadap keseluruhan kinerja perusahaan.
"Penutupan gerai bisa dikarenakan berbagai hal antara lain seperti pemilik tanah/bangunan tidak ingin memperpanjang sewa lokasi gerai, terjadi perubahan potensi atau lingkungan sekitar gerai sehingga kinerja keuangan gerai menjadi tidak feasible lagi untuk dilanjutkan operasionalnya," jelas Suantopo Po.
Dana Hasil Penjualan LWS Difokuskan untuk Ekspansi dan Operasional
Dana hasil penjualan ini akan menjadi bagian penting dari strategi pengembangan usaha Perseroan. Sesuai keterbukaan informasi pada 9 April dan 14 Mei 2025, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional dan belanja modal dalam rangka memperluas jaringan dan kapasitas usaha. Fokus utama penggunaan dana adalah memperkuat struktur bisnis inti AMRT.
Pada tahun 2025 ini, Perseroan telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun. Dana tersebut akan diarahkan untuk pengembangan 200 gerai baru, pembangunan gudang, perpanjangan sewa, serta renovasi gerai dan gudang eksisting. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Perseroan di industri ritel Indonesia yang kompetitif.
"Perseroan menargetkan pembukaan 200 gerai baru pada tahun 2025 ini. Adapun belanja modal yang dibutuhkan pada tahun 2025 ini adalah sekitar Rp 1,5 triliun," kata Sutopo Po.
Tidak Ada Rencana Kerjasama Ritel Baru
Menyusul pelepasan kepemilikan atas LWS, Perseroan menyatakan secara tegas tidak ada rencana untuk membangun kerja sama baru dengan perusahaan ritel, baik lokal maupun global.
Keputusan ini menunjukkan fokus manajemen dalam memperkuat dan mengembangkan bisnis inti secara mandiri, tanpa ketergantungan terhadap entitas ritel lainnya.
Langkah ini juga mencerminkan keyakinan Perseroan terhadap kekuatan internalnya dalam mengelola dan mengembangkan jaringan bisnis yang sudah ada. Dengan konsolidasi internal yang solid dan pendanaan yang cukup, Perseroan merasa tidak memerlukan kolaborasi eksternal tambahan dalam waktu dekat.
"Setelah adanya pelepasan kepemilikan atas LWS, Perseroan tidak mempunyai rencana untuk bekerja sama dengan perusahaan ritel lokal ataupun global yang lain," tukas Sutopo.